Imaginer

20 2 0
                                    

"Daun yang sudah di usik oleh angin pun enggan betah dengan problema, apalagi sang rembulan apakah ia cemas dengan datangnya matahari?"

Vito tercengang dengan apa yang sudah ia lihat saat ini. Perempuan yang dikasihinya menghianatinya begitu saja. Entah apa yang dia rasakan saat ini namun aku menyadari ada secercah luka yang hadir pada relung hatinya.

"Vit kamu gapapa?" tanyaku.

"hehe" jawabnya

"Yaudah yu kita keluar" ajakku sambil menarik tangannya.

sesampainya di luar aku tak tau harus berbuat apa. Vito hanya bengong, dan sedari tadi menatap jalanan. Akhirnya aku dan Vito pulang dan tentu saja selama perjalanan kami tidak berbicara satu patah katapun.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Sejak saat itu semua hubungan ku dengan semua temanku rusak. Masa SMAku berakhir dengan tidak menyengkan. Edgar yang kembali cuek, sahabatku Alina yang tidak mempercayaiku lagi, dan Vito yang selalu melarikan diri karena tidak bisa move on dari Lucy.

Akhirnya aku lulus SMA dan tentunya aku masuk Universitas keinginanku yaitu Universitas Indonesia. Aku masuk fakultas yang kuinginkan yaitu Fakultas Kedokteran. Tibalah saatnya MOS pertama dan aku sangat senang akan hal itu.

"Semua berbaris di lapangan" Kakak tingkat.

Semua anak terburu-buru berbaris, begitupun denganku.

BRUG... (aku terjatuh)

"Yaampun apaan si" ucapku emosi.

"Eh maaf" katanya

"Iya gapapa"

"Sini aku bantu" ia menyodorkan lengannya ke arahku.

Aku meraih tanggannya kemudian bangkit.

"Makasih" kataku.

"Sama-sama" jawabnya sambil berlalu pergi.

"Ganteeenggggggg" (batinku)

Setelah itu aku menuju ke barisanku dan saat berbaris di lapangan kakak tingkatku sedang berpidato akan pentingnya menjadi mahasiswa sejati.

Disela-sela pidato kakak tingkat tersebut seseorang tiba-tiba menyodorkan lengannya kepadaku.

"Hallo kenalin aku Elsa"

"Hallo, Clarissa" jawabku.

"Lo asli orang Jakarta?" Tanyanya.

"Bukan, aku orang Bandung." Kataku.

"Oww, saudara gw juga banyak di Bandung."  Katanya.

"Di daerah mana?" Tanyaku.

"Lembang" jawabnya.

"Sama dong kaya tempat tinggalku" kataku.

"Waw jangan-jangan kita pernah ketemu lagi" katanya.

"Lembangnya sebelah mana?" Tanyaku.

"Hey kalian itu yang di belakang ngobrol terus, cepat sini ke depan!"

"SIAP KAK!" ucap kami berdua serentak lalu berjalan menuju ke depan lapangan.

"Ampun cowo ganteng yang tadi di koridor dong" batinku.

"KALIAN BARU PERTAMA KALI HIDUP DI WILAYAH KAMUS UI SUDAH BERANI TIDAK TERTIB?" tanyanya dengan tegas.

"SIAP MAAF KAK!" ucap kami.

"KALAU BEGITU KEMBALI KETEMPAT DAN JANGAN ULANGI PERBUATAN KALIAN!" katanya.

if you doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang