Mengejar Hadirmu

63 11 0
                                    

"Mungkin aku tidak pernah menyapamu ketika bertemu. Tapi ketahuilah, aku selalu mengawasimu dan aku selalu mencintaimu, walau hanya dari kejauhan."

Seperti biasa aku pergi ke sekolah yang sudah lumayan lama ku tempati. Menginjakkan kakiku di kelas 10 Ipa 3. Kelas yang nyaman namun sedikit gaduh. Kini aku mulai terbiasa dengan suasananya apalagi saat ku lirik dia sang pujaan hatiku.

Kudapati dia sedang tersenyum. Mataku hanya menangkap berbagai senyumannya. Menangkap semua gerak-geriknya. Bahkan membayangkan untuk menjadi kekasihnya pun aku harus berpikir dua kali.

"Clarisa Falari" ucap seorang temanku.

"Ya" Jawabku singkat.

"Kenalin aku Edgar Langit Wibawa. Temen kelas kamu juga kok. Sejak kamu pindah ke kelas ini aku gak ada soalnya aku ambil cuti dan harus pergi ke luar negri"

"Pantes aku ga pernah liat kamu. Perkenalkan juga ya aku Clarisa Falari" lalu kami berjabat tangan.

"O iya aku mau salin jadwal pelajaran kamu punya ga?" Tanya Edgar.

"Jangan Clar modus tuh Edgar" ucap Labdu bercanda.

"Enggalah" ucap Edgar.

"Iyaa... nih bukunya" ku beri pada Edgar lalu dia menyalinnya.

Setelah selesai Edgar mengembalikan bukuku dan mengucapkan terimakasih.

***

Setelah pulang sekolah aku di beri tahu oleh Alina bahwa hari ini Vito olimpiade matematika. Lalu aku bergegas ke ruang olimpiade sembari membawa minuman dingin untuknya sebagai ucapan rasa terimakasihku untuknya karna sudah menolongku kemarin. Ternyata dia belum selesai dan aku memutuskan untuk menunggunya di taman sekolah sambil baca novel yang ku beli di Gramedia akhir pekan lalu.

"Clarisa sendirian aja" ucap Edgar.

"Iya nih lagi nunggu seseorang" jawabku.

"Aku temenin boleh?" Tanyanya.

"Boleh aja"

"Oiya Clar tipe cowo kamu kaya gimana?" Tanyanya.

"Hemm... tipe cowo aku baik, pinter, tulus udah sih gitu aja" kataku.

"Kenapa ga cari yang ganteng?" tanyanya.

"Ganteng kan belum tentu baik" jawabku.

"Kalo tipe cewe aku sih kaya kamu" gumam Edgar.

"Apa Gar?" Kataku.

"Eh engga-engga." Kata Edgar.

Setelah beberapa saat aku teringat akan Vito. Ku lihat jam ternyata aku sudah setengah jam mengobrol dengan Edgar.

"Yaampun aku terlambat" kataku.

"Terlambat apa Clar" kata Edgar.

"Engga eh aku pamit dulu ya bye." Ucapku sambil terburu-buru.

"Bye.." kata Edgar.

if you doTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang