Chapter 7

6.8K 607 1
                                    

Jungkook POV


Aku terbaring sendiri dengan selimut yang cukup tebal dan penghangat ruangan yang ada di sampingku.




"Sudah lama aku tidak merasakan suasana camp seperti ini"ucapku seraya tertawa sendiri.




Lampu kecil yang menggantung diatas tenda ini membuat suasana tendaku semakin lengkap.




"Walaupun disini sempit tapi setidaknya ini lebih nyaman dari rumahku"




Tiba-tiba saja saat aku melamun aku memikirkan Hyun Mi.





Kenapa rasanya aku pernah melihat dia, tapi dimana?





Aku terus berpikir karena aku yakin aku pernah melihat Hyun Mi sebelumnya.





Hingga beberapa saat kemudian



"Omo"ucapku yang langsung beranjak dari tidurku.





Tanpa sengaja kepalaku terbentur lampu kecil yang menggantung di tenda ini.



Aku mengelus kepalaku yang sakit karena lampu itu.



"Eoteokhae? Jadi Hyun Mi adalah-"ucapku saat aku mengingat siapa Hyun Mi."(bagaimana?)




Aku sangat frustasi sampai-sampai aku berguling kesana kemari di tenda yang sempit ini.





"Aku bisa mati jika Hyun Mi tahu, aku bisa diusir begitu saja dan nanti bagaimana dengan nasibku?"ucapku yang makin frustasi




Kenapa waktu itu aku meninggalkan Hyun Mi padahal aku yang menabraknya. Aku sangat menyesal, dan sekarang aku bingung apa yang harus aku lakukan.





Jika aku bilang semuanya pada Hyun Mi riwayatku habis olehnya, tapi jika aku tidak memberitahunya aku akan terus berada dalam rasa bersalah ini.







"Ini semua gara-gara Appa, jika dia tidak mengesalkan aku tidak mungkin menabrak Hyun Mi dan meninggalkannya"



***


Perlahan kurasakan seseorang berteriak dari kejauhan memanggil namaku.



Namun semakin lama teriakan itu semakin keras di telingaku.




"JEON JUNGKOOK!!!!!!"teriak orang itu dengan sangat keras hingga aku terbangun begitu saja.




Aku membuka mataku dan melihat orang yang sudah berteriak hingga membuat telingaku sakit.



"Mwo?"tanyaku pada Hyun Mi.




"Kau itu tidur apa mati, susah sekali dibangunkan"oceh Hyun Mi.





"Kau pagi-pagi sudah mengomel"



"Bangun, aku akan pergi dan akan pulang larut malam, kau harus membereskan semuanya disini saat aku pulang semuanya harus rapi dan bersih. Jika kau lapar makanan ada di lemari es tinggal kau panaskan saja, dan ingat satu hal jangan mengganggu barang-barang pribadiku."



"Kau itu bawel sekali seperti Ahjumma, aku masih ngantuk"(wanita paruh baya / ibu-ibu)



"Kau jangan bermalas-malasan karena mulai hari ini kau harus mencari kerja untuk membayar hutang-hutangmu padaku"





"Ne ne ne ne ne, aku tahu"




"Ya sudah kalau begitu aku pergi"ucapnya dan pergi dari tendaku




Beberapa saat kemudian aku beranjak dan kepalaku keluar dari tenda.



"Tunggu"panggilku



"Mwo?"



"Kau bilang kau akan pulang larut?"




"Ne, aku akan pulang larut"



"Tapi bagaimana denganku?"



"Carilah pekerjaan, aku pergi"ucapnya dan pergi.


"Dasar Ahjumma, dia memang sudah pantas menjadi seorang Ahjumma"gerutuku.




Tapi kenapa rasanya aku tidak merasa kesal dengan semua ocehannya itu, dan aku juga merasa aman saat tadi aku terbangun dan dia orang yang pertama aku lihat.




Mungkin selama ini aku merasa tidak bahagia tinggal dirumah keluargaku, oleh karena itu aku sangat nyaman berada di tempat orang lain.



"Appa, jika kau tidak seperti itu aku tidak akan pergi dan meninggalkanmu karena bagaimanapun kau adalah ayahku dan aku akan selalu menyayangimu"




-to be continue-
Keep Vote and Comment
Gomawo

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang