💍6

1.9K 47 2
                                    

___6___

Hembusan angin yang masuk melalui jendela kamar Riana berhasil menerbangkan anak-anak rambutnya yang ia biarkan terurai dengan jepitan silver yang masih setia melekat dirambutnya. Angin tampak berhembus kencang, mungkin di luar sana akan turun hujan yang akan kembali membasahi tiap-tiap permukaan bumi.

Tiba-tiba ponsel Riana berdering, menandakan ada pesan yang masuk. Dengan malas ia meraih ponselnya di atas nakas. Menggeser layar ponselnya dan mengetik beberapa angka. Kuncinya terbuka. Lantas dibaca pesan yang masuk itu.

From : Reno

Kamu udah tau belom tanggal pertunangannya?

---

Blm

To : Reno

---

From : Reno

2 minggu ke depan.

Riana protes dalam hati, ia tidak tau kalau pertunangannya akan dilangsungkan secepat itu. Jika tau, ia tadi lebih memilih tinggal membicarakan tanggal pertuangannya sendiri kepada keluarga Reno.

From : Reno

Sengaja dicepetin. Biar kamu nggak jatuh cinta sama laki-laki lain.

Reno mengirim pesan kepada Riana seolah tau isi pikiran perempuan itu. Riana menautkan kedua ujung alisnya.

Udang gk jaman gombal-gombalan. Basi.

To : Reno

---

From : Reno

Aku nggak mau kamu terlalu lama hidup berdua sama mama kamu, aku takut kenapa-kenapa. Setelah menikah, kalian bisa tinggal di rumah aku biar lebih aman biar aku bisa jaga kalian juga, nanti rumah kalian dikontrak sama Bi Minah.

---

Terserah kamu aja deh.

To : Reno

---

From : Reno

Baju yang minggu lalu itu kamu pakai hari H tunangannya yah!!! Pokoknya harus perfect, harus cantik. Aku sengaja nyari baju sampai berjam-jam biar bisa dapat baju yang pas buat kamu. Mahal lho! Jangan disia-siain.

Tidak ada balasan. Riana sudah terlelap di atas tempat tidurnya dengan posel masih dalam genggaman dan hujan pun turun dengan derasnya.

***

Seorang wanita melangkah masuk ke dalam pemakaman umum dengan tangan kanan yang memegang sebuah payung dan tangan kirinya menggenggam beberapa tangkai bunga dandelion kecil. Kakinya melewati beberapa makam hingga ia berhenti di sebuah kuburan.

Wanita berumuran dua puluhan itu membuka kaca mata hitam yang ia kenakan. Kemudian meletakkan bunga dandelion tersebut di atas gundukan tanah itu.

"Sudah dua tahun yah. Kamu meninggalkan kita semua." ucap wanita itu lirih.

"Bagaimana di sana? Kamu tenang?" lanjutnya lagi, meski ia tau tidak akan ada jawaban.

"Ini kakak bawakan kamu bunga dandelion, biar bisa temani kamu di sini. Maaf, kakak juga nggak bisa lama-lama soalnya Alya menunggu di mobil. Kamu tenang yah! Aku akan menjaganya seperti anak aku sendiri." ucapnya sebelum berlalu meninggalkan pemakaman tersebut dan menuju mobil yang terparkir rapi di pinggir jalan depan pemakaman.

"Maaf, sayang. Tante lama." Kata wanita itu mengelus puncak kepala anak yang bernama Alya tersebut.

Alya mengangguk, tanpa berpaling dari mainan barbienya. Anak gadis biasanya lebih senang memiliki barbie perempuan juga, namun Alya berbeda. Ia lebih senang dan hanya memiliki barbie laki-laki. Sering ditanya mengapa ia tidak suka dengan barbie perempuan, namun ia tidak pernah menjawab siapapun yang bertanya hal itu kepadanya.

Marriage With The Rude BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang