[PACARAN] Part 9 : Balikan (?)

1.3K 44 7
                                    

Dari : Gio
Oke.
Tisa, kamu masih jomblokan?

👣

Pagi ini Tisa sudah bersiap-siap berangkat menjemput Sergio dan Sagia di bandara. Ia pergi menggunakan jemputan yang memang sudah disiapkan Sergio lewat pesuruhnya di Jakarta.

Tisa tidak masuk sekolah, khusus untuk menjemput teman lamanya. Dan Tisa juga tidak membalas pesan terkahir yang Gio kirim.

Tadi malam, ia meminta kabar sampainya Gio di Jakarta lewat sambungan telepon.

Dan kini, ia sudah sampai di bandara karena kebetulan jalanan sedang lenggang.

"Tisa!" suara cempreng Sagia memenuhi bandara, Tisa yang ingin duduk jadi mengurungkan niatnya.

"Loh? Cepet banget?" tanya Tisa yang membalas pelukan Sagia. Ia merindukan sahabat kecilnya yang bawel itu.

Setelah membalas pelukan Sagia, Tisa bertos ria dengan Sergio, karena tidak mungkin Tisa memeluk Sergio yang notabene nya masih mantan Tisa.

"Kamu oplas ya?" tanya Tisa berbisik. "Kok kamu sadar?" Gia balik bertanya. Lalu Tisa mencolek hidung Gia.

"Apa sih yang aku nggak tau dari kamu?"

"Kalo soal aku, kamu tau nggak, Tis?" tanya Gio tiba-tiba. "Ehm, udah mau panas nih, pulang aja yuk!" Tisa berusaha mengalihkan pertanyaan Gio.

Dari belakang Tisa yang tengah merangkul Gia, Gio hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ia masih tidak habis pikir, Tisa masih saja bersikap sama seperti dulu ketika ia memutuskan hubungannya karena harus pindah ke Amerika.

Empat tahun lalu,

Tok.. Tok.. Tok..

"Eh, Gia, Gio. Ayo masuk dulu!" ajak Tisa ketika melihat yang bertamu. Gio menggeleng, "aku cuman mau ngomong sebentar sama kamu, Ca."

"Ngomong aja, emang mau ngomong apa?"

"Besok kita harus pindah ke Amerika, Tis." Jawab Gia.

"Kok mendadak?!"

"Maaf ya,"

"Kenapa lagi?"

"Aku mau putus dari kamu?"

"Ah,"

"Aku nggak bisa ldr sama kamu."

"Yaudah, Gia. Besok aku ikut antar kamu ke bandara ya." Ucap Tisa mengabaikan Gio, ia tengah berusaha untuk tidak menangis sekarang ini.

"Iya, maafin aku ya Tisa, kapan-kapan kita main lagi." Gia memeluk Tisa. Tisa membalasnya, "iya, aku bakal kangen banget sama kamu." Ucap Tisa yang melirik ke arah Gio ketika mengucapkan kata terakhirnya.

Gio menunduk, tidak kuat melihat ekspresi Tisa yang tengah menahan sakit.

"Baik-baik ya kalian di sana."

Lalu Tisa mengantar dua temannya itu sampai gerbang rumahnya.

"Aku sayang kamu." Ucap Gio yang duduk di depan tanpa bersuara ketika Tisa menoleh ke arahnya. Lalu melambai dengan gerakan yang lambat.

Di mobil, suasananya masih hening karena belum ada yang membuka suara untuk memulai percakapan diantara mereka.

"Ehm, Tisa, kamu di sini baik-baik aja kan? Temen-temen kamu yang sekarang nggak ngejahatin kamu kayak dulu waktu di SD kan?" tanya Gia memulai.

Tisa menggeleng, "aku baik-baik aja kok, temen-temen aku di sini nggak kayak dulu, Gia."

"Terus, kamu sekarang udah punya pacar?"

Deg!

Tisa melirik ke arah Gio, lalu Ia membisikkan jawabannya pada Gia.

Dan Gia membalas ucapan Tisa dengan balik berbisik juga.

"Jangan bisik-bisik!" tegas Gio. Sontak keduanya menoleh ke arah suara. Gia mengangguk, sedangkan Tisa diam tanpa ekspresi.

Di rumah Gia yang berada di Jakarta, mereka masuk ke dalam rumah mewah tersebut.

"Gia, aku pulang dulu ya."

"Loh kok buru-buru banget sih? Masuk dulu, aku mau cerita banyak sama kamu. Lagian kamu nggak masuk sekolahkan? Dari pada bete di rumah, mending main sama aku dulu."

Akhirnya Tisa mengangguk, di sisi lain Gio tersenyum senang tanpa ada seorangpun yang menyadarinya.

Di kamar Gia yang bernuansa merah tua, Tisa duduk di kasur queen size milik Gia. Tia melihat-lihat ke sekeliling kamar Gia, tidak ada yang berubah. Kamar itu, masih sama seperti terakhir kali ia datang.

"Tis,"

"Iya?"

"Kamu tau nggak,"

"Enggak, kan kamu belum ngasih tau."

"Iya denger dulu makanya!"

Tisa terkekeh, "iya, iya sayangku. Apa?"

"Di Amrik, Gio nggak pacaran sama sekali tau."

"Lah kenapa cerita itu sama aku?"

"Kan kamu mantannya."

"Aku udah nggak ada urusan begituan lagi sama Gio."

"Tapi kamu harus tau ini,"

"Tau apa?"

"Gio pernah bilang sama aku, kalau misalkan dia balik lagi ke Indonesia, dia mau balikan sama kamu. Tapi sayang, kamu udah punya pacar." Ucap Gia dengan nada kecewa di akhir kalimatnya.

"Yaudahlah, Gia, emang bukan jodoh."

Just MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang