[PACARAN] Part 17 : Bohong.

1K 34 3
                                    

Hari demi hari, hubungan Tisa dan Ari yang awalnya sangatlah sering membuat satu sekolah envy, karena cara berpacaran mereka yang sudah seperti sahabat bahkan saudara sendiri namun romantis, kini malah berbalik keadaan.

Hubungan mereka mulai merenggang.

Seperti ada seseorang yang berharap hubungan mereka usai secepatnya.

Pagi ini, Tisa menjalankan sekolah seperti biasanya. Namun dengan sedikit perbedaan, seperti otaknya yang tengah memikirkan bagaimana ia harus memberikan jawaban untuk Gio.

"Tisa, ngelamun aja!" sahut Lia yang sudah duduk di bangkunya. Kini ia tengah berjalan ke arah meja Tisa. "Belakangan ini kayaknya lo sama Ari renggang gitu ya?"

Tisa mengedikkan bahunya. "Nggak ngertilah gue."

"Ada apa sih? Cerita dong sama gue, gue kan sahabat lo."

"Belum ada mood buat cerita, Li. Gue mau tidur aja, nanti kalo udah masuk, bilangin Rama buat bangunin gue ya."

"Yaudahlah. Iya, nanti gue bilang sama Rama."

👣

Dari : Ari.
Eh belek, nanti ketemuan sama gue di kantin ya.

"Ah, mau ngapain lagi sih ini orang?!" gerutu Tisa yang segera mengetikkan balasan untuk Ari.

Untuk : Ari.
Tumben lu sms gue, biasanya pake Line.
Btw, gue mager ke kantin. Lu aja ke kantin dulu beli makanan buat gue, gue laper banget.
Ketemu dikelas gue aja, ok?

Dari : Ari.
Iya, lagi gaada kuota.
Yeh, kampret. Untung cewek gua lu!
Yaudah nanti ketemuan di kelas lu aja, btw, gua beliin batagor aja ya. Kantong gua lagi kering.

Untuk : Ari.
Oke bos!

"Tumben Ari ketemuan pakai bilang dulu. Biasanya juga langsung nyamperin gue."

Tidak lama kemudian, Ari datang dengam dua kantuNg plastik bening berisikan batagor.

"Lu ngapain semedi di kelas?" tanya Ari yang segera duduk di depan Tisa. "Makasih." Ucap Tisa tidak menjawab pertanyaan Ari.

"Minta dijajanin mulu, kantung gue kering, malah lu nya yang makin gendut!"

Mendengar Ari menghinanya, Tisa naik darah dalam waktu yang amat singkat. Matanya mencari sesuatu yang bisa ia lempar ke arah Ari. Dan sepertinya Ari sedang tidak beruntung karena Tisa melihat buku sejarah yang tebalnya hampir sama dengan buku kamus, kemudian dilemparkannya ke arah Ari.

"Aw! Gila ya, udah gua beliin batagor juga lu."

"Kampret! Lu duluan yang ngatain gua gendut! Minta gue timpuk pakai kursi?!"

"Ya lagian, makin gendut aja lu."

Tisa mendelik ke arah Ari, "kalo lu nggak suka gue gendut, putusin aja!"

"Eh, enggak gitu maksud aku sayang, bercanda doang kok."

"Sayang, sayang, pala lu peyang!"

"Lah kok jadi ngambek sih, sorry bercanda doang gue, Say. Gue ke sinikan mau ngomong sama lu."

Tisa menarik napasnya dalam-dalam. "Ngomong apa?"

"Lu deket lagi sama mantan lu ya?"

"Kalo iya, kenapa? Kalo enggak, kenapa?"

"Ditanya, malah nanya balik."

Tisa tidak menggubris perkataan Ari, ia sedang asyik melahap batagornya.

"Lu tau dari Lia ya?"

"Iya."

"Kenapa? Lu cemburu gue deket sama mantan gue yang minggu depan ke Paris?"

"Oh, udah mau pergi."

"Gue mau nanya juga sama lu dong."

Ari mengangguk, seraya ikut memakan batagornya.

"Hari Sabtu kemarin, lu pergi ke taman bunga ya? Sama Lia, berdua,"

Mendengar pertanyaan seperti itu dari Tisa, Ari tidak langsung menjawabnya. Wajahnya menunjukkan sebuah keterkejutan.

"Gue juga udah nanya sama Bisma, temen deket lu. Katanya hari Sabtu itu, kelas lu nggak ada rapat. Jadi lu ngapain ke sekolah."

"Tapi kelas gue ramai kan, itu mah si Bisma doang yang nggak dateng."

Tisa mengangguk, "iya, iya, terus gue nanya lagi sama Bisma. Katanya kalo ada anak-anak di sekolah, mereka cuman numpang wifi-an doang. Dan kebetulan Bisma nggak dateng karena lagi ada acara keluarga."

"Apaan sih, si Bisma! Ngada-ngada aja."

"Jadi Bisma bohong?"

"Iyalah. Masa lu nggak percaya sama pacar lu sendiri?!"

"Tapi yang gue tau dari Rama, temen deketnya Bisma dari SD. Si Bisma itu walaupun tengil, nyebelin, tapi dia orang yang paling jujur. Jadi Bisma bohong?"

Ari gelagapan, keringatnya mulai mengucur melewati pipinya. "Ya kan, bisa aja, yang jujur bisa kapan aja bohong."

"Sama ya, kayak yang tadinya setia, terus bisa berpaling."

.
.
.
.

Niatnya awal juli itu, cerita ini kelar.
Tapi karena gangguan sinyal yang kadang bikin susah nulis+up.
Jadi bikin males :"(

Maaf ya kalo lama.
Dan makasih juga buat yang udah suka sama cerita gaje ini ♥

Just MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang