Terlihat seorang lelaki memakai tukedo, berdiri tegap didepan altar menunggu sang mempelai wanita. Jantunganya berdetak tak karuan, dirinya selalu merapalkan kata dalam hatinya. Tidak peduli dengan seberapa buruk penampilan dan kebribadian mempelainya dirinya berjanji akan membahagiakan perempuan yang tidak beruntung menikahinya.
Suara alunan biola yang mengalun lembut menandakan mempelai perempuan telah sampai di tempat pemberkatan pernikahan. Sehun memasang senyum diwajahnya yang menjadi topeng saat ini. Dirinya sedikit melirik ke bangku paling depan terlihat Irene mantan kekasih yang masih dirinya cintai tersenyum padanya.
Sehun mengalihkan pandangannya ke perempuan yang berjalan mendekatinya diapit ayah dan kakaknya. Gaun putih yang indah, dengan hiasan permata menutupi seluruh tubuh perempuan itu dan sebuah penutup wajah yang menyembunyikan rupa perempuan itu. Gaun yang mentupi bentuk asli dari pemiliknya.
Para tamu mulai berbisik tidak tentu banyak yang mengasiani seorang William Sehun Brave ketampanannya tidak bisa menjadi jaminannya menikah dengan perempuan cantik dan harus menikah dengan seorang Allodie Joyzora Ja'nae yang sebentar lagi menjadi Allodie Joyzora Brave.
Tidak sedikit perempuan mencemooh perempuan yang tidak layar bersanding dengan William Sehun Brave yang mempunyai tampang jauh diatas rata-rata. Banyak yang mengatakan bahwa rupa Sehun adalah sebuah karya seni terindah dari sang pencipta. Wajah yang rupawan, bentuk tubuh tinggi tegap dan senyum yang membuat kaum hawa meleleh. Tatapan tegas yang mampu menyihir kaum hawa.
Tidak sedikit lelaki merasa iri dengan seorang William Sehun Brave dan sekarang mereka hanya tersenyum penuh arti dan cemoohan melihat lelaki pujaan kaum hawa akan dimiliki seorang yang sangat burup rupa.
Disebelah Irene seorang tersenyum berbeda dari lelaki lain. Andaikan dirinya tidak jatuh hati dengan seorang Evanna Irene Janson, mungkin dengan senang hati dirinya mengantikan posisi Sehun sekarang.
Suho tersenyum melihat reaksi para undangan, mereka pasti akan sangat terkejut dan para lelaki pasti akan sangat iri. Tunggu tinggal beberapa waktu lagi dan isterinya pasti akan segera sadar. Seberapa keras usahanya untuk menjadikan Sehun miliknya akan sia-sia.
Tuan Ja'nae menyerahkan putri kepada Sehun, menepuk bahu Sehun. Entah apa arti tepukan itu. Sehun mengenggam tangan Joy yang sangat halus dan seakan tangan itu seolah hanya untuk dirinya genggam. Sehun benar-benar bingung sekarang, dirinya melirik sekilas kearah Joy yang terlihat tenang tidak seperti dirinya yang sangat gugup.
Deheman seorang Pendeta membuatnya kembali fokus, pikirannya benar-benar bercembuk sekarang, ada desiran halus dalam hatinya yang tidak dirinya mengerti.
"Para Hadirin silahkan berdiri" ucap seorang Pendeta memulai acara pernikahan.Para undangan mulai berdiri untuk menjadi saksi ikatan suci mempelai pengantin.
Setelah pembukaan dengan doa mereka mengucapkan janji pernikahan.
"Saya William Sehun Brave menerima Engkau Allodie Joyzora Ja'nae sebagai isteri saya untuk saling menjaga dan saling memiliki Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita" ucap Sehun dengan suara lantang dan tegas penuh keyakinan.
"Saya Allodie Joyzora Ja'nae menerima Engkau William Sehun Brave sebagai suami saya untuk saling menjaga dan saling memiliki Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita" ucap Joy dengan suara yang lembut penuh keyakinan membuat Sehun merasakan desiran halus dalam hatinya
"Demikian mereka bukan lagi dua, melaikan satu. Apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" ucap Pendeta
Seorang gadis kecil membawa sebuah baki terdapat kotak beludru yang terlihat cincin.
Suara paduan suara yang sangat merdu mengiri proses selanjutnya.
Sehun dengan ragu mengambil cincin dikotak beludru, dirinya benar-benar malu sekarang. Cincin yang dirinya siapan untuk Joy nampaknya tidak sesuai dengan ukuran jari Joy.
Sehun memasukan cincin ke jari manis Joy, Joy tersenyum. Begitu burukan rumor tentangnya, tapi Joy tidak mempermasalkannya.
Dan berikutnya Joy memasukan cincin dijari manis Sehun.
Suara tepuk tangan undangan yang tidak sedikit dari mereka tidak iklas. Tetapi Irene bertepuk tangan paling kencang.
"maafkan aku, aku akan menganti cincinya" ucap Sehun berbisik kepada Joy karena cincin tersebut terlalu besar untuk Joy sedangkan Joy hanya diam tanpa respon membuat Sehun sangat bingung. Apakah perempuan itu merasa tersinggung dengannya, Sehun tidak mengira tentang hal itu.
Ingatkan Sehun untuk tidak terlalu mempercayai rumor, harusnya Sehun menyelidiki dulu agar Joy tidak kecewa. Dirinya benar-benar bodoh sekarang, dirinya was-was apalagi tatapan dari Chanyeol yang seakan mengantung dirinya hidup-hidup.
"cium cium " teriak Irene dengan semangat karena dirinya sudah tidak sabar untuk melihat wajah buruk putri dari seorang pemilik pabrik obat-obatan dan distributor obat serta alat kesehatan kerumah sakit.
Tubuh Sehun merasa menegang memandang Irene dengan tatapan yang sulit diartikan.
Sorak sorai para undangan membuat Sehun ragu dengan hal itu, sedangkan Joy tersenyum tanpa arti
Benar-benar merepotkan batin Joy
Joy benar-benar lelah sekarang dan ingin tidur.
Joy mengisyaratkan para pelayannya untuk membuka penutup wajahnya yang terlalu menyebalkan. Sebenarnya Joy malas memakai hal beginian ingin sekali dirinya hanya memakai piama saja, tapi pelayan yang kurang ajarnya menngusulkan hal demikian agar lebih dramatisir. Dasar para korban drama.
Jantung Sehun semakin berdetak tak karuan melihat beberapa pelayan Joy membantu Joy membuka penutup wajahnya.
Sehun terpaku melihat sebuah pemandangan yang sangat indah didepannya, Joy benar-benar tidak seperti yang dirumorkan. Wajah yang cantik dan cute secara bersamaan, kulit yang putih dan badan yang ramping.
Joy merasa kesal lagi-lagi dengan pelayan yang kurang ajar tersebut, mereka tidak hanya membuka penutup wajah Joy, tetapi sekaligus jubah yang menutupi tubuh indah Joy dibalik gaun yang mengespos punggung dan bahunya.
Irene mencoba melihatnya tapi terhalang para pelayan didepan Joy, dirinya benar-benar penasaran. Lalu beberapa detik kemudian para undangan merasa tercengang dan Irene terdiam tanpa arti dirinya benar-benar kesal. Bagaimana bisa Joy bisa secantik itu dan mempunyai badan yang tinggi. Irene sangat kesal sehingga keluar dari gereja diikuti Suho yang tersenyum memandang Joy.
Suara undangan yang riuh, para perempuan merasa iri dengan Joy terlahir dari keluarga yang sangat kaya, wajah yang cantik dan suami setampan Sehun. Sedangkan para lelaki juga merasa iri, andai mereka tahu dirinya pasti akan meminang Joy.
Joy benar-benar terlihat sangat santai padahal didalam hatinya dirinya ingin sekali duduk, kakinya sangat pegal sekarang.
Okey Joy harus mengakhiri sekarang juga, undanga ingin dirinya berciuman dengan Sehun bukan. Okey mari kita mulai, dan menurut dirinya Sehun lumayan juga.
Cup
Joy mengecup bibir Sehun membuat Sehun merasakan aliran darahnya semakin cepat ke seluruh tubuhnya.
"jangan merasa percaya diri, aku hanya ingin cepat selesai. Kamu terlalu lamban" bisik Joy membuat Sehun sadar. Perempuan itu pasti sangat sakit hati tentang cincin yang sangat besar dijarinya.