Sejak ciuman panas mereka di gasebo membuat hubungan mereka lebih dekat, seperti sekarang Joy bersandar didada bidang Sehun.
Aktifitas yang sederhana tapi membuat mereka nyaman, Sehun sadara betul kalau dirinya sudah terlalu dalam terjerat dalam pesona Joy dan kini tinggal dirinya yang membuat Joy terjerat dalam pesona dirinya.
"Joy" Joy mendongakan kepalanya menatap Sehun yang memanggil dirinya
"aku rasa aku mulai menyukaimu" ucap Sehun membelai rambut Joy
"bukankah sebagai teman kita harus saling menyukai" ucap Joy
"bukan teman?" Joy memandang Sehun bingung,
"tapi menurutmu apakah seorang teman akan melakukan hal ini" ucap Sehun mengecup bibir Joy lalu melumatnya, Joy merasa terbuat mengalungkan tangannya di leher Sehun.
Sehun melepas ciuman tersebut lalu, Sehun tersenyum memandang Joy yang sedang mengambil nafasnya terengah-engah.
"atau melakukan ini" ucap Sehun mengecup payudara Joy yang tidak tertutup apapun lalu menjilatinya dan mengulum. Joy merasa kegelian meremas rambut Sehun, membuat Sehun dengan senang hati melakukan aksinya.
Sehun mengecupi tubuh Joy dirinya melihat Joy yang mulai terbuai dengan aksi dirinya, Joy merasa sangat nikmat dan ingin mendapatkan lebih.
Sehun kembali mencium Joy, dan mengarahkan intinya ke inti Joy.
Desahan desahan kedua insan yang tengah bersatu ditambah derit ranjang yang menjadi backsound tersendiri, AC yang telah dingin tidak mengurangi panas kedua insan tersebut.
Dan gelombang kenikmatan menjadi puncak dari kegiatan mereka, deru nafas yang bertautan menandakan seberapa panas mereka melakukanya.
"aku mencintaimu" bisik Sehun mengecup pipi Joy membuat perasaan hangat muncul dalam hati Joy, tapi detik berikutnya Joy merasa perih dalam hatinya.
Apa Sehun mengatakan mencintainya karena telah menikmati tubuhnya, bukankah Sehun masih mencintai Irene.
.
.
Siang harinya Joy berniat untuk mengunjungi Sehun dikantornya, dirinya malas makan sendirian. Para karyawan memberi salam kepada Joy dan Joy membalas dengan senyuman dan salam balik.
"dia sangat cantik" ucap seorang karyawan lalu dicubit rekan kerjanya.
"aku hanya memujinya kenapa mencubitku" gerutu karyawan lelaki itu
Joy dipersilahkan untuk masuk keruang Sehun, tapi dia tiba-tiba terdiam melihat Irene sedang berpelukan dengan Sehun. tiba-tiba dadanya menjadi sesak sekali, seakan dihantam dengan ribuan tombak.
Joy sadar kalau Sehun hanya menginginkan tubuhnya. Joy berbalik dan berjalan biasa saja rasa sesal masuk kedalam hatinya, harusnya dia tidak terbuai dengan sentuhan Sehun.
Joy tidak menangis atau meneteskan air mata, dirinya masuk kedalam mobil dan disusul seseorang.
"sudah lama tidak bertemu Ny Ja'ane , ah aku lupa Ny Brave, kenapa terburu-buru sekali" ucap Suho dan Joy hanya menatap tanpa minat lelaki tersebut
"wah tampang apa ini? Hm? Apa ini caramu menyambut teman lama?" ucap Suho memegang wajah Joy
"lepaskan tangan kotormu" ucap Joy memukul tangan Suho, membuat sang empunya merasa kesakitan.
"hidup ini begitu sulit bukan? Bagamana hubunganmu dengan Sehun?" tanya Suho
Mengingat Sehun membuat Joy merasa sangat kesal, Suho yang melihat ekspresi Joy hanya terkekeh.
"itu yang aku rasakan selama ini" ucap Suho
"seberapa besar aku mencintai Irene dia tidak akan melihatku, hanya menatap Sehun" ucap Suho tertawa getir
"dan kamu akan bernasip sama denganku, kedekatan Sehun dan Irene bukanlah main-main"
"apa kamu sedang mencari sekutu" ucap Joy
"tidak, aku hanya sedang menghibur diri saja" ucap Suho
"aku benar-benar lelah tapi mencintainya. Aneh bukan" lanjut Suho
"itu menyedihkan" balas Joy
"apakah hatimu baik-baik saja"
"tentu aku tidak lemah sepertimu"
Joy bebohong sekarang, rasanya hatinya sakit sekali