Sudah satu bulan mereka menikah Sehun benar-benar memanjakan Joy, dirinya tidak mengijinkan Joy melakukan pekerjaan rumah dan Joy tidak mempermasalahkan hal tersebut. Dirinya biasa dimanjakan kakaknya yang sangat cerewet.
Walau Joy berteman dengan Sehun tapi mereka adalah sepasang suami isteri dan kata Ayahnya dirinya harus menghormati Sehun sebagai suaminya agar Sehun menghargai dirinya.
"aku berangkat dulu" ucap Sehun kepada Joy setelah menyelesaikan sarapan pagi bersama dan saling bercerita satu sama lain.
"hati-hati" ucap Joy tersenyum mengantar Sehun kedepan pintu, Joy juga merapikan kerah Sehun yang berantakan serta dasinya. Lagi-lagi desiran halus muncul didada Sehun saat tubuhnya begitu dekat dengan Joy, dirinya bisa merasakan aroma tubuh Joy yang menenangkan bagi dirinya.
Setelah mobil Sehun tidak terlihat, Joy melangkahkan kakinya keperpustakaan yang ada dirumah Sehun. Banyak sekali koleksi buku-buku yang Joy sukai antaranya tentang bintang, alam semesta selain itu dirinya juga membaca-baca buku tentang bisnis dan pemerintahan diseluruh dunia. Joy tertarik dengan bacaan tersebut karena ayah dan kakaknya yang memberinya buku-buku tersebut untuk dirinya baca.
Selain dimanja mereka berdua benar-benar mendidik Joy dengan baik, selain itu juga Joy mempelajari benerapa Teknik bela diri. Walau ibunya telah tiada tapi Joy tidak sedikitpun kurang kasih sayang, ayahnya yang sibuk selalu meluangkan waktu untuknya dan kakaknya.
Mengingat tentang itu Joy seketika merindukan mereka, dirinya ingat ayahnya sempat menangis saat menjemputnya sebelum acara perberkataan.
.
.
Sehun tersenyum dalam ruang kerjanya, dirinya sungguh tidak sabar untuk makan malam bersama dengan Joy, rasanya seperti ada kembang api yang meletup-letup diperutnnya. Dirinya merasa menjadi orang yang sangat beruntung mempunyai teman dan isteri seperti Joy.
Selain fisik, Joy mempunyai kepribadian yang menyenangkan. Entah kenapa dirinya juga bersyukur tentang rumor itu andaikan tidak ada rumor tersebut mungkin dirinya tidak mengenal Joy.
Sehun mempunyai kebiasaan baru yang tidak diketahui oleh Joy, dirinya bangun lebih awal dan memandang wajah Joy yang sangat mengemaskan lalu pura-pura tidur saat Joy mulai terbangun.
Sehun membayangkan bibir Joy yang terlihat sangat manis, bagimana Joy tidak merasa bersalah dan tidak meminta maaf karena menciumnya dialtar.
"SEHUN" teriak seseorang membuyarkan lamunannya, terlihat Irene berdiri didepan pintu sambil tersenyum kepadanya.
Irene berlari lalu memeluk Sehunnya.
"Aku merindukanmu Sehun" bisik Irene
"Irene lepaskan" ucap Sehun tidak sengaja mendorong Irene sehingga terjatuh, Sehun bangkit dan membantu Irene.
"maafkan aku" ucap Sehun lirih
"kamu jahat sekali denganku" ucap Irene matanya sudah mulai berkaca-kaca menatap Sehun.
"Irene lebih baik kamu pulang ya" ucap Sehun lembut, dirinya tidak ingin orang lain melihat. Dirinya takut kalau Irene dianggap perempuan yang mengoda suami orang dan dirinya tidak ingin Suho melihatnya. Keluarga Suho sudah terlalu baik dengan dirinya, orang tua Sehun yang selalu kasar terhadap dirinya tetapi keluarga Suho mau melindungi dirinya, sehingga dirinya bisa seperti sekarang.
"apa karena perempuan buruk rupa dan jalang itu kamu mencampakanku" ucap Irene, hati Sehun terasa sangat panas medengar ucapan Irene. Dimana Irene yang selalu bersikap lembut dan beretika kini mencela isterinya. Sehun terdiam benar-benar Shock sekarang.
"aku akan kembali kesini dan aku harap kamu sudah pergi" ucap Sehun keluar dengan cepat dari ruangan tersebut terdengar teriakan Irene yang memanggil-manggil namanya.
Irene menatap punggung Sehun yang menjauh.
"dasar pembohong. Kamu milikku Sehun" monolog Irene, air mata mengalir dari pipinya. Dirinya benar-benar bodoh, andai dirinya bisa memutar waktu dia tidak akan mengusulkan Sehun menikahi Joy.
Lihat apa yang telah diperbuat Joy terhadap Sehun, Sehunnya mengabaikan dirinya. Pasti hidup Sehun sangat sulit, mungkin penampilan Joy tidak buruk tapi sifatnya membuat Sehunnya menjadi repot.
"lihat saja aku akan membebaskan Sehun darimu jalang" monolog Irene. Irene merapikan rambutnya yang dirinya acak-acak sendiri lalu merapikan dandangannya. Orang lain tidak boleh tahu kalau dirinya bisa seberantakan ini karena Sehun yang dipengaruhi oleh jalang itu.
Irene keluar dari ruangan tersebut menatap tajam sekertaris Sehun yang menjadi sasaran kemarahan dirinya.
"sayang, kamu disini untuk menemuiku" ucap Suho tersenyum berpura-pura bodoh, dirinya melihat Irene datang dan masuk keruangan Sehun. Hatinya sangat sakit melihat hal tersebut tapi dirinya tersenyum lega melihat Sehun keluar dari ruangannya dengan wajah yang sangat kesal.
Irene tidak memperdulikan perkataan Suho berjalan cepat meninggalkan Suaminya yang tersenyum pedih. Suho tidak mengikuti Irene dirinya menyuruh seseorang untuk menjaga Irene agar pulang dengan selamat.
.
.
Joy masih dengan bacaannya tidak sadar seseorang masuk dengan wajah tersenyum. Dia duduk didepan Joy menatap Joy yang sedang serius dengan buku tebal ditangannya.
Sekitar satu jam tapi tidak ada tanda-tanda Joy mengakhiri bacaannya, Sehun sedikit kesal merebut buku ditangan Joy.
"kenapa kamu sudah pulang?" ucap Joy ketus, Sehun terkekeh lalu memegangi kedua wajah Joy. Rasa kesal Sehun tadi bertemu Irene kini terlupakan seketika ketika melihat Joy.
"aku bosan dikantor, jadi aku ingin menganggumu disini" ucap Sehun tersenyum, jujur entah sejak kapan Joy merasa bahagia didekat Sehun, Sehun membuatnya merasa sangat nyaman dan senyuman Sehun yang sering membuat jantungnya berdetak tak beraturan.
"lepaskan tangan kotormu Tuan Brave" ucap Joy bercanda sambil memukul dengan buku tangan Sehun.
"tanganku tidak kotor sayang, kamu sudah makan?" Joy mengeleng mendengar panggilan sayang membuat Joy tersenyum senang tapi langsung menganti ekspresinya menjadi biasa saja.
Joymerasa beruntung bisa menikah dengan orang seperti Sehun, walau pernikahanmereka tanpa cinta tidak seperti kedua orang tuanya tapi Sehun memperlakukandirinya dengan baik tidak seperti cerita-cerita yang diceritakan kembali olehpara pelayannya dulu.