Irene mendengar kabar kalau suaminya pulang entah kenapa dirinya merasa sangat bahagia sekali tapi tumben sekali pria tersebut tidak mengunjunginya membuat dirinya mungkin merasa kecewa.
Irene menurunkan kakinya dari tempat tidur untuk melihat suaminya tapi dirinya urungkan.
"kenapa aku jadi begini, tahu ah" ucap Irene kembali merebahkan dirinya ditempat tidur sambil mengusap-usap perutnya yang sudah membesar sebentar lagi dirinya akan melahirkan, dirinya tidak sabar untuk melihat buah hatinya.
"itu bukan gayamu Irene" monolog Irene
"tapi aku ingin melihatnya, iyakan nak hanya melihat bukan berarti aku merindukannya" monolog Irene mengusap-usap perutnya berbicara dengan buah hati yang berada didalam perutnya.
Setiap hari kerjaan Irene hanya bermalas-malasan, setiap dirinya ingin menyapu atau memasak pasti tidak boleh dengan pelayan takut dimarahani Suho. Lelaki itu memang memanjakan dirinya tapi dirumah terus membuat dirinya bosan.
Dirinya tidak diijinkan kemana-mana, sekali-kali orang tuanya dan mertuanya mengunjungi dirinya.
Suara pintu terbuka dan bunyi sol sepatu yang bergesekan dengan lantai membuat Irene memejamkan matanya berpura-pura tidur, jantungnya berdetak sangat kencang langkah tersebut semakin dekat dengan dirinya.
Irene bisa mencium bau mint dari parfum yang membuat dirinya merasa sangat aneh sekali, ingin membuka matanya tapi Irene tetap pada pendiriannya berpura-pura untuk tidur.
Suho berjongkok menatap istrinya yang terlelap merapikan helaian-helaian rambut Irene yang menutupi wajah cantik istrinya. Irene terlihat sangat polos dan mengemaskan ketika tidur begini, Suho berharap Irene bisa bersikap lembut dengannya setelah dirinya menyingkirkan pelayan sialan yang berani-beraninya mempengaruhi istrinya.
Belaian lembut diwajah Irene, membuat sang empunya merasakan getaran aneh didadanya. Perasaan yang tidak dimengerti.
"bagaimana kabarmu nak" ucap Suho mengusap perut Irene
"ayah merindukanmu nak" Suho mengecup perut Irene yang dilapisi dengan gaun tidur.
"kamu tidak nakal disana bukan" lanjut Suho, sebentar lagi dirinya akan menjadi ayah. Dirinya merasa sangat bahagia meski awalnya salah.
"aku mencintaimu Irene" bisik lembut Suho lalu mengecup kening Irene lama, Suho bangkit membenarkan selimut Irene agar perempuan itu nyaman lalu keluar dari kamar.
Entah kenapa hati Irene merasa sangat tersentuh merasakan sikap hangat Suho kepada dirinya dan tidak sadar satu tetes air mata lolos dari mata indahnya dan kemudian tetesan-tetesan lain.
Irene merasa sangat bersalah kepada lelaki itu, sikap dirinya yang sangat dingin dan kasar bahkan tidak jarang dirinya memukul atau menampar Suho tapi lelaki itu hanya diam.
Masih tergambar jelas dimemorinya saat dirinya menampar Suho karena amarahnya, Suho tersenyum mengenggam tanganya dan berkata "tanganmu pasti lebih sakit ya"
Senyum tulus yang jarang dirinya dapat dari siapapun. Apakah dirinya mencintai Suho?
.
.
Joy berjalan tergesa-gesa untuk menemui suaminya Sehun yang baru pulang dari luar kota dengan alasan pekerjaan. Joy merasa seperti remaja SMA yang jatuh cinta, padahal Sehun baru tiga hari mereka tidak bertemu.
Joy dulu saat sering mengejek pelayan-pelayannya yang galau ditinggal kekasihnya keluar kota untuk mengikuti majikannya. Menurut Joy itu terdengar berlebihan dan sungguh aneh tapi kini dirinya merasakan. Joy memang dari dulu tidak membeda-bedakan pelayan, dirinya juga sering makan bersama mereka.
Ayahnya selalu berkata semua manusia itu sama hanya status yang membedakan. Walau begitu Joy tetap dihormati, bahkan orang pertama yag marah-marah karena gosip yang menyebar tentang dirinya adalah pelayan-pelayannya.
"seh" ucapan Joy terhenti ketika melihat Sehun berbincang dengan seorang perempuan paruh baya dan seorang perempuan muda yang berdandan seperti badut, pakaiannya memang mahal tapi terlihat murahan.
Joy tahu mengintip dan mendengarkan seseorang itu tidak baik tapi dirinya merasa sangat penasaran. Tatapan Sehun juga begitu tajam, tatapan yang baru pertama kali dirinya lihat, seolah ada orang lain dalam diri suaminya.
"aku bilang pergi dari sini" bentak Sehun kepada dua perempuan dihadapannya, Sehun benar-benar muak dengan keduanya. Mereka pikir Sehun tidak tahu kalau perempuan paruh baya itu sering meminta uang kepada Ny. Besar Janson orang yang sudah menganggap dirinya sebagai anak.
"kamu tega sekali mengusir ibumu nak" ucap perempuan paruh baya tersebut yaitu Ny Traillo, ibu tiri dari Sehun. Orang membuat dirinya hampir mati dan membunuh ibu kandungnya, orang yang membuat dirinya dibuang ayahnya.
Joy tentu tahu akan perempuan itu, Joy tahu segala sesuatu tentang Sehun karena dulu saat dirinya akan dijodohkan dengan lelaki itu dirinya mengirim mata-mata untuk mencari seluk beluk keluarganya. Sedangkan Sehun yang mencari tahu tentang Joy tidak menemukan petunjuk apapun. Perempuan memang paling hebat jika menjadi stalker.
Joy memutuskan untuk meninggalkan tempat itu, dirinya tidak ingin dianggap sok pahlawan dengan menemui mereka dan Joy kesal gara-gara mereka dirinya tidak bisa memeluk Sehun. Bukannya dirinya tidak peduli, biarlah Sehun yang bercerita dengan dirinya dan berpura-pura tidak tahu apapun.
Joy merasa jika didepan Sehun dirinya benar-benar diluar karakternya, Joy harusnya menjadi orang yang berwibawa dan berkelas bukan.
.
.
.
TBC
MAAF JIKA ALURNYA BERANTAKAN
SEMOGA MASIH ADA YANG NUNGGUIN
MEMBOSANKAN GAK SIH?
MAAF JIKA BANYAK TYPO SOALNYA AKU NULIS TANPA AKU BACA ULANG