Joy memandang foto pernikahannya dengan Sehun, foto yang terpampang besar diruang tamu. Terlihat senyum begitu mengembang tapi Joy tahu kalau dirinya hanya terpaksa tersenyum. Dan kini dirinya akan berpura-pura tersenyum entah sampai kapan.
"Hay sayang" ucap Sehun memeluk Joy dari belakang
Dirinya sangat merindukan wanita yang telah menjadi miliknya ini, walau dirinya belum pernah mendengar ucapan cinta dari mulut Joy tapi dirinya yakin kalau Joy juga mempunyai perasaan sama seperti dirinya.
Rasa lelah Sehun terasa hilang, apalagi kejadian dikantornya yang tidak terduga. Irene yang tiba-tiba datang yang katanya terakhir untuknya dan memintanya menciumnya. Ciuman yang kata Irene menjad ciuman terakhir dan perempuan itu akan mencoba membuka hatinya untuk Suho.
Lega sekali hati Sehun rasanya, dirinya akan memberitahukan Joy tentang hal tersebut sebelum orang lain yang memberi tahu, menambahkan sedfikit bumbu-bumbu yang membuat salah paham.
"Kamu sudah makan?" tanya Sehun menngecup pipi Joy, Joy mengelengkan kepalanya. Hatinya benar-benar lemah sekarang, hanya perlakuan sederhana Sehun mampu membuatnya tersipu. Efek cinta memang sangat berbahaya.
"Kenapa belum?" tanya Sehun, Joy membalikan badannya menatap Sehun lalu melingkarkan tangannya dileher Sehun.
"Aku ingin makan bersamamu" ucap Joy tersenyum manis membuat hati Sehun bergetar, Sehun mengcup bibir Joy sekilas dan tersenyum. Terlihat rona merah dipipi Joy membuat Sehun merasa gemas mengecup istrinya berkali-kali.
"Aku mencintaimu" bisik Sehun
Bolehkan aku mencintaimu juga, tapi kamu hanya untukku bukan orang lain batin Joy
Bolehkan aku egois batin Joy
"Ayo makan, aku lapar" ucap Joy mengandeng Sehun menuju ruang makan, Sehun tersenyum memperhatikan Joy yang sedang mengambilkan makanan untuk dirinya, begitu menyenangkannya memiliki istri apalagi secantik Joy. Sehun benar-benar beruntung memiliki Joy.
"Joy tadi aku bertemu Irene dikantor" Joy tidak tahu apa maksud Sehun menyebutkan nama itu, apa Sehun sudah memantapkan hatinya untuk Irene, Joy seketika merasa sesak dihatinya. Makanan yang menjadi favoritnya terasa hambar.
Sehun menceritakan semua kepada Joy, tentang Irene yang meinta ciuman terakhir darinya dan dirinya terpaksa menuruti. Sehun dapat melihat raut wajah kecewa dari Joy, tapi menurut Sehun itu lebih baik dari pada Joy mendengarnya dari orang lain.
"Maafkan aku, aku tahu itu salah, tapi aku benar-benar lelah dengan Irene" ucap Sehun mendekat ke Joy lalu duduk berlutut disamping Joy.
"Sehun bangunlah, aku akan terlihat kejam jika kamu begini" ucap Joy menyuruh Sehun agar bangkit dari posisinya
"baiklah aku memaafkanmu tapi lain kali jangan" ucap Joy tersenyum membelai wajah Sehun, Sehun bangkit lalu memeluk Joy dengan sayang.
"Aku mencintaimu" ucap Sehun mengecup puncuk kepala Joy, Joy membalas pelukan Sehun menengelamkan wajahnya didada bidang Sehun. dirinya bisa merasakan otot-otot kekar dibalik kemeja biru yang Sehun pakai. Joy terkadang heran kapan lelaki itu orahraga kenapa bisa mempunyai dada senyaman ini untuk bersandar dan Joy merasa beruntung.
.
.
Sehun mengajak Joy ke pertemuan bisnis, mereka berdua berjalan bergandengan tangan. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Mereka berdua tampak seperti dewa dan dewi terlihat sempurna dipandang. Sehun yang mengunakan kemeja putih polos memakai rompi yang membingkai tubuhnya dan Jas yang membuat kesan maskulin. Joy yang memakai gaun sederhana yang senada dengan Jas Sehun membuatnya tampak cantik dan elegan bersamaan. Pakaian yang tampal sederhana tapi tampak mewah dipakai mereka berdua.
Banyak pasang mata yang iri terhadap mereka berdua, tak jarang juga perempuan-perempuan mencibir dan berbisik.
Sehun menarik kursi untuk Joy dan Joy tersenyum kearah Sehun. Membuat para perempuan merasa iri dengan perlakuaan Sehun yang gantle.
Pertemuan bisnis terasa membosankan bagi Joy, dirinya benar-benar bosan sekali tapi dirinya harus menghargai dan menjaga sikapnya. Itulah yang diajarkan keluarganya.
Joy dapat melihat seorang perempuan rekan kerja Sehun sekali-kali melirik Sehun dengan tatapan terpesona dan entah kenapa Joy merasa kesal sekali. Rasanya dirinya ingin mencolok mata perempuan itu mengunakan garpu dan apa-apaan dia, memakai pakaian yang sangat kekurangan bahan.
Tersenyum dan suara yang dibuat-buat begitu memuakan, Joy merapatkan duduknya disamping Sehun, membuat lelaki tersebut merasa heran. Apa yang salah dengan istrinya, tapi dirinya merasa bahagia.
Seorang pelayan datang membawa menu spesial. Perempuan tadi tersenyum sinis dan ide licik muncul dalam pikirannya tapi diurungkan ketika dirinya mengingat betapa kejamnya Sehun jika menyangkut tentang istrinya.
Tbc