Joy berjalan-jalan disekotar rumahnya, sekiling tempat tinggalnya bersama Sehun adalah salah satu komplek elit. Pajar-pajar yang tinggi menjadi pembatas diatara mereka.
Retina mata Joy melihat seorang perempuan yang duduk didepan gerbang mewah, Joy yakin dia bukan dari kalangan bawah. Terlihat saja dari pakainnya, pakaian yang mewah dan pasti harganya mahal tapi kenapa dia harus duduk disitu.
Joy mengingat cerita kakaknya, kalau seorang yang dari kalangan bawah menikah dari kalangan atas seberapa cinta lelaki terhadap istrinya yang dari kalangan bawah, walau mereka menikah tapi tetap akan diperlakukan seperti budak di rumah mertuanya dan diperlakukan secara hormat jika ada banyak orang.
Munafik benar-benar munafik bukan, sanjungan dan kehormatan yang mereka dapat dengan palsu.
Entah dorongan dari mana Joy mengampiri perempuan itu, Joy memandang datar. Perempuan itu nampaknya sadar kalau diperhatikan, mendongakan kepalanya dan kaget melihat Joy. Walau dirinya perempuan dirinya merasa terpesona dengan kecantikan alami milik Joy. Pantas sekali Sehun memperlakukan Joy dengan sangat terhormat. Andai dirinya secantik Joy mungki dirinya tidak diijak-ijak, awalnya dirinya memang dikagumi di keluarga mertuanya, tapi adik iparnya menikah dengan seorang yang lebih cantik dari dirinya.
Diera sekarang ataupun dulu kecantikan adalah nomer satu, banyak yang bilang jangan melihat seseorang dari rupa tapi pada kenyataanya semua salah.
"Ny Brave" ucapnya lalu berdiri dan menunduk memberi hormat. Walau marga Brave lebih rendah dari marga mertuanya tapi Brave milik Sehun sudah setara dengan marga Janson karena kedekatannya dengan mereka.
Joy tersenyum kepada perempuan tersebut
"namaku Jenica Seulgi Leverna" ucap Seulgi,
"aku tidak perlu memperkenalkan diri bukan?" ucap Joy angkuh tapi Seulgi keangkuhan Joy wajar saja.
"mau berteman denganku" ucap Seulgi
"tidak" ucap Joy
"tapi kenapa kamu mengampiriku"
"aku benci orang cerewet"
.
.
Seulgi melihat taman indah, bunga-bunga mawar yang berbunga sangat indah dan berwarna warni.
"kapan kamu pulang " ucap Joy merasa ketenangannya terusik oleh kehadiran Seulgi
"boleh aku bercerita?" ucap Seulgi, entah kenapa Seulgi merasa ingin sekali akrab dengan Joy. Dirinya tidak ada maksud lain hanya ingin bersahabat. Joy adalah seseorang yang tidak memperlukin pendapat orang lain, buktinya walau banyak rumor yang tersebat dia tetap diam.
"tidak"
"tapi aku tetap bercerita"
"terserah kamu saja"
Seulgi mulai bercerita kepada Joy dan Joy tidak menanggapi apapun. Joy dapat melihat kalau Seulgi bukan mencari simpati dirinya, ataupun bertujuan lain.
Dirinya dapat melihat kalau Seulgi hanya butuh seseorang mendengarkan dirinya.
Hampir satu jam Seulgi bercerita dan Joy sudah menguap benerapa kali.
"aku pulang dulu ya" ucap Seulgi sedikit takut, dirinya yakin sampai dirumah mertuanya langsung memukuli dirinya, apalagi suaminya sedang pergi keluar kota.
"aku antar" ucap Joy
"kamu mau mengatarku" ucap Seulgi merasa senang
"tidak usah nanti merepotkan " lanjut seulgi, Joy berjalan mendahului Seulgi
"cepatlah" ucap Joy
Sampai didepan rumah Seulgi, Joy meninggalkan Seulgi tapi dirinya mendengar keributan-keributan yang seharusnya tidak dirinya dengar.
"permisi" ucap Joy ramah masuk kedalam pekarang rumah Seulgi, terlihat pipi Seulgi yang memerah hanbis dipukul mertuanya.
"saya teman Seulgi, ingin memberikan kue ini untuk hadiah kehamilannya" ucap Joy tersenyum ramah membuat mertua sSeulgi merasa gemetar melihat Joy didepannya, bagaimana jika perempuan itu menceritakan sikap dirinya dan tunggu Seulgi hamil.
"ah seulgi terlihat lelah harusnya anda biarkan istrirahat, tidak baik bagi orang hamil" ucap Joy lembut penuh wibawa, membuat mertua Seulgi menelan ludahnya sendiri merasakan aura yang berbeda dari wanita tersebut. Penuh wibawa dan sopan satun penuturan katanyapun sangat cocok bagi Joy beda dengan yang dirumorkan
.
.
Sehun merasa lemas sekali mencari Joy kemana-mana tapi tidak ada, Sehun duduk di gasebo dekat taman bunga makin lama dirinya menutup mata karena silir-silir angin membuat dirinya mengantuk.
Joy kaget melihat Sehun tertidur tapi berikutnya senyum berkempang diwajah cantiknya, dirinya menatap sehun yang terlihat kelelahan.
Joy mengelus wajah laki-laki yang kini telah menyandang menjadi suaminya, Joy akui Sehun sangat tampan. Wajahnya yang damai dan imut saat tertidur membuat Joy ingin menyetuh wajah tersebut.
Dengan gerakan ringan Joy menyetuh wajah Sehun, membuat siempunya merasa terusik lalu membuka matanya tersenyum melihat Joy didepannya.
Dengan gerakan cepat Sehun menarik Joy sehingga terjatuh dalam pelukannya.
"sehun lepaskan" ucap Joy
"aku butuh guling" bisik Sehun lembut, membuat gelenjar aneh muncul dalam diri Joy
Dan entah sejak kapan dan siapa yang memulai bibir tipis Sehun melumat bibir Joy yang kenyal dan manis. Saling melumat mencari kenikmatan, ciuman yang awalnya lembut menjadi agak kasar. Tangan-tangan nakal Sehun mulai masuk ke dalam kaos yang Joy pakai, tangannya meraba punggung Joy membuat Joy merasa kan aneh dalam dirinya.
Ciuman Sehun turun ke leher Joy, menjilat dan mengecup leher tersebut meninggalkan bekas kemerahan.
Suara pelayan mengatakan makan malam telah siap membuat aktifitas mereka terhenti, Sehun menatap tajam pelayannya membuat Joy terkekeh.