Sinar matahari menyusup diantara sela-sela jendela, membuat Joy terbangun karena cahaya yang menyilaukan. Joy tersenyum memperhatikan suaminya dari dekat, Sehun tampak polos dan mengemaskan tapi tidak mengurangi ketampananya sedikitpun.
Rahang yang tegas dan hidung yang mancung serta kulit yang pucat tidak salah jika mereka menginginkan Sehunnya, Sehun definisi lelaki sempurna bagi banyak orang tapi kemarin Joy bisa melihat sisi konyol Sehun membuat dirinya merasa istimewa.
"Sehun ayo bangun katanya mau mengantar ke pasar" ucap Joy menarik-narik pipi Sehun, tapi lelaki itu terlihat sangat pulas.
"Sehun ayo bangun" Joy mengoyang-goyangkan tubuh Sehun membuat Sehun terganggu dan membuka matanya,.
Sebenarnya Sehun sudah bangun dari tadi, tapi melihat Joy bangun dirinya berpura-pura tidur.
"iya aku bangun sayang" ucap Sehun dengan suara khas bangun tidur
Cup
Sehun mengecup bibir Joy sekilas membuat Joy terpatung dengan jantung yang berdetak makin kencang.
Tidak butuh waktu lama mereka bersiap-siap pergi kepasar.
.
Tangan saling bergandengan dan senyum diantara keduanya terlihat sangat jelas kalau mereka adalah pasangan yang bahagia.
Mereka berdua memasuki sebuah kedai sederhana untuk sarapan, Sehun awalnya menolak karena tempat tersebut terlihat kotor dan makanannya akan membuat sakit perut.
"selamat datang " ucap pelayan menyambut mereka dan memberikan buku menu kepada mereka.
Mereka memesan chicken noodle yang menjadi menu andalan mereka dengan minuman lemon tea.
Sehun menatap ngeri kearah Joy yang menambahkan banyak sekali saos dan sambal membuat makanan tersebut berubah warna.
"sudah Joy, nanti perutmu sakit" ucap Sehun mengambil bolot saus ditangan Joy menjauhkannya membuat Joy kesal, Joy sebenarnya tidak terlalu suka pedas tapi entah kenapa dirinya ingin memakan pedas.
"tapi ini yang membuatnya makin nikmat" ucap Joy.
"tidak sayang, aku tidak mau kamu sakit" ucap Sehun menatap Joy lembut membuat Joy tersenyum dan mengangguk.
Mereka berdua makan dengan nikmat, Sehun memperhatikan Joy yang kesulitan dan beberapa kali rambutnya ikut kemakan. Sehun memegang rambut Joy agar tidak menganggu makan Joy yang terlihat sangat lahap. Joy merasakan geli pada rambutnya menoleh ke arah Sehun.
"makan saja" ucap Sehun tersenyum lembut, Joy mendengar suara bisik-bisik dari perempuan yang berada dikedai memuji Sehun membuat dirinya merasa sangat kesal.
Brak
Terlihat rombongan preman memasuki kedai tersebut, tapi Joy dan Sehun terlihat acuh. Pelanggan lain terlihat ketakutan dan kabur.
Tendangan mereka membuat meja terlempar hampir mengenai Joy membuat Sehun marah menatap para preman. Sehun tidak peduli kalau preman itu menyakiti orang lain tapi kalau bersangkutan dengan Joy, dirinya tidak akan tinggal diam.
.
...
Irene menatap dirinya cermin, dari tadi senyum mengembang diwajahnya. Suho hanya mengajaknya makan siang tapi entah kenapa Irene ingin terlihat cantik sehingga berdandan.
Irene merasa kalau ada sesuatu merasuk dirinya sehingga bersikap begini, mungkin efek kehamilannya.
Jantung Irene berdetak kencang menandakan dirinya gugup, perasaan hangat yang hanya dirinya rasakan untuk Sehun dulu.
Entah sejak kapan Suho masuk kedalam hatinya, Irene masih tidak mau mengakuinya. Ego seorang Irene sangat tinggi.
Tok tok
Suara ketokan pintu membuat Irene semakin gugup.
"masuk" ucap Irene
"Nyonya, tuan Suho tadi bilang kalau beliau sedang ada urusan bisnis, jadi Nyonya tidak perlu menunggu tuan" ucap seorang pelayan dengan lembut.
Kecewa, Irene merasakan dadanya begitu sesak. Rasanya ingin marah. Pertanyaan-pertanyaan muncul diotaknya.
Apakah Suho sudah tidak mencintainya lagi?
Apakah Suho sudah muak dengan dirinya?
Apakah Suho menjadikan dirinya produksi anak saja, setelah mendapatkan yang dirinya mau lelaki itu akan meninggalkan dirinya.
Rasa takut muncul dihatinya, padahal dulu dirinya akan senang hati jika Suho mencari perempuan lain tapi kenapa sekarang rasanya tidak rela.
"kamu tidak akan bahagia jika meninggalkanku" ucap Irene kepada bayanganya dicermin
"aku akan membuatmu lebih hancur" ucap Irene menatap kesal bayangannya dan Irene menunduk kehamilan membuat dirinya lemah begini.
Tiba-tiba Irene tersenyum membuat pelayan yang melihat merinding dengan perubahan ekspresi Irene.
"antar aku ke Suho sekarang" ucap Irene tanpa bantahan menatap pelayan tersebut dengan tajam. Pelayan tersebut menengguk ludahnya kasar dan terpaksa mengangguk. Tatapan Irene benar-benar membuat merinding.
Beberapa menit kemudian mereka sampai dikantor Suho.
Dengan langkah anggun, Irene tersenyum membalas sapaan dari para pegawai yang bekerja. Irene juga mendengar beberapa dari mereka terang-terangan menggunjingnya.
Irene tidak peduli yang ingin dirinya temui sekarang adalah Suho. Irene mengingat wajah mereka satu persatu, dirinya akan memberi perhitungan kepada mereka. Tidak ada yang boleh menghina dirinya, tidak peduli dirinya harus menjaga image.
"nyonya pelan-pelan jalannya" ucap seorang pelayan yang mengawal Irene agar perempuan tersebut tidak kenapa-kenapa. Kepalanya menjadi taruhan jika terjadi sesuatu dengan Irene.
Suho mungkin terlihat lelaki yang baik dengan senyum angelic diwajahnya, namun jika menyangkut istrinya dirinya bisa melakukan apapun.
Pelayan yang sudah menjaga Suho dari kecil tersebut sangat tahu sifat tuannya. Dirinya akan posesif tentang apa yang dimilikinya, termasuk dulu saat Sehun dibully lelaki itu yang membelanya. Tentu bukan Suho yang melawan tapi para bodyguard yang melawan.
tbc
.
.
AKU SEBENARNYA SUDAH TIDAK ADA GAIRAH LAGI MENULIS CERITA INI
TAPI COMMENT-COMMENT DARI KALIAN SEPERTI KEKUATAAN MAGIC YANG MEMBUAT AKU SEMANGAT ...TERIMAKASIH BUAT KALIAN YANG MELUANGKAN WAKTU UNTUK MEMBACA
JANGAN LUPA VOMMENT YA...
COMMENT KALIAN BENAR_BENAR BERARTI BUAT AKU
XOXO