37. Ken

1.5K 50 3
                                    

Ambulan melaju kencang ke arah kediaman Samantha. Petugas medis masuk ke kamar membawa tubuh Ken yang lemah ke dalam ambulan. Darah menetes dari perutnya.

Di dalam ambulan, Mama terus menangis. Hp mama berdering,telepon dari papa Ken.
Sambil menangis mama bercerita tentang kejadian yang menimpa Ken. Ternyata Ken jatuh menimpa vas pajangan saat bermain di dalam rumah. Vasnya pecah dan menusuk perut Ken.

Sampai di rumah sakit mama coba menghubungi Samantha,tapi Samantha rupanya ada petemuan di luar kantor dengan partner bisnis perusahaanya. Samantha tidak tahu bahwa ada kejadian yang tak terduga sedang terjadi.

Akhirnya mama menghubungi Dio, Dio dengan cepat menyusul ke rumah sakit. Mama Ken berada di dalam igd sedangkan papanya menunggu tepat di depan igd.

"Gimana keadaan Ken om?" Tanya Dio.

Papa Ken tidak sadar dengan kedatangan Dio, dia sibuk mengetik sesuatu di handphone.

"Om..om..." Kata Dio pada papa Samantha.

"Ahh Dio,maafin om..om gak sadar kamu disini" kata Papa Samantha keget dengan keberadaan Dio.

"Gimana keadaan Ken Om?" Dio khawatir.

"Ada masalah Di, rumah sakit kekurangan stok darah yang sama dengan Ken" Papa Ken gelisah.

"Apa golongan darahnya om?saya mau donor kalau sama" kata Dio tegas.

"AB - Di,golongan darah kamu apa?" Kata Papa Ken

"Sayangnya golongan darah saya O" kata Dio kecewa tidak bisa membantu.

"Saya bakal sebarin lewat medsos Om sapa tau ada yang bisa bantu" kata Dio langsung mengambil hpnya.

* * *
Di poliklinik kandungan rumah sakit yg sama tampak Denta dan Maggie yang sedang berkonsultasi mengenai kemungkinan bayi tabung untuk mereka yang akan menikah tahun depan. Walaupun akan sangat sulit,tapi besar harapan Maggie dan Denta kemudian hari.
"Ada kemungkinan berhasil,tapi tidak 100 persen" kata Dokter tersebut.

"Tapi ibuk dan bapak jangan terlalu berkecil hati, walaupun bukan 100 persen,tapi tetap bukan 0 persen...Selama kita berusaha,pasti akan ada jalan" kata dokter berusaha memberikan semangat ke keduanya.

Maggie dan Denta keluar dengan perasaan yang cukup baik, walaupun tidak 100 persen,setidaknya masih ada harapan untuk keduanya.

"Kalaupun Tuhan tidak mengizinkan,kita masih bisa adopsi anak kan" kata Denta menghibur Maggie dan tentunya dirinya sendiri.

"Aku percaya, cinta bisa tumbuh dengan baik walaupun nanti kita merawat anak yang bukan darah daging kita" kata Denta.

Maggie hanya diam, ada rasa keterpurukan yang masih belum hilang sejak divonis sulit memiliki keturunan. Dokter memang mengatakan ada kemungkinan berhasil, tapi kemungkinan tetaplah hanya kemungkinan. Begitulah sisi gelap pikirannya kadang datang dan kadang digantikan dengan sisi optimis.

"Maggie" tiba-tiba Dio menepuk pundaknya dari belakang.

"Kak Dio" kata Maggie kaget.

"Mag, golongan darah loe apa?gue lagi perlu donor untuk adik temen gue" kata Dio.

"O kak,memangnya golongan darah ap yg diperluin" tanya Maggie.

Dio muram,mencari orang dengan golongan darah AB- memang bukan perkara mudah. Dari semua teman yang dihunginya tidak ada yang memiliki golongan darah teraebut

"AB-" kata Dio lemas.

"Beb,golongan darahmu kan AB-?" Kata Maggie pada Denta.

* * *

Samantha berlari menyusuri koridor rumah sakit. Pesan Papa Mama dan Dio baru dibaca setelah selesai rapat. Bagai disambar petir Samantha membaca pesan itu. Saking panik dan bingungnya dia meninggalkan hp entah dimana.

Samantha melihat papa di depan pintu igd. Seketika air mata Samantha tumpah, rasa khawatir yang luar biasa membuat air matanya tidak terbendung.

"Sudah jangan nangis,kondisi Ken sudah stabil.. Untung ada Dio yang bawa temannya buat donor darah" kata Papa memeluk Samantha.

Dio tersenyum di sebelah Samantha, Samantha berlari memeluk Dio.

"Makasih, gue utang nyawa sama loe" kata Samantha berbisik di telinga Dio. Dio tersenyum senang.

My Ex-Girl is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang