31. Apa Kabar?

1.8K 61 1
                                    

Samantha mulai berusaha menegakkan aturan yang sebenarnya sudah ada di kantor tapi tidak berjalan dengan baik. Pak beruang manajer sebelumnya memang terkenal galak, tapi bagaimanapun dia tetaplah seekor beruang yang kadang jadi beruang kutub pemangsa,  dan kadang jadi winnie the pooh apalagi kalau dihadapkan dengan karyawati seksi bin montok.

Samantha berusaha menjaga kedisiplinan karyawan, sehingga beberapa karyawan cewek yang tidak pernah disentuh Pak Beruang mulai jengkel dan menggosip tentangnya. Tapi walaupun hater mulai bertebaran, dia tetap punya lover sejati yaoti si Mamat.

"Gaya manajer baru, selangit amat" kata Mirna ngobrol dengan teman di sebelahnya.
Mamat yang duduk di belakang Mirna spontan menjawab.
"Mendglah dia banyak gaya tetap cantik, daripada lu banyak gaya jelek pula" katanya setengah menggerutu.

Mirna melotot ke arah Mamat.
"Eh, Bule ndeso banyak bacot lu" kata Mirna melempar gulungan kertas ke arah Mamat. Mamat menghindar.

"Pluk" kertas tersebut jatuh tepat di depan Samantha yang kebetulan lewat. Melihat kejadian itu sontak Mirna diam, pura pura fokus ke pekerjaannya.

"Pagi Bu" kata Mamat sambil tersenyum super manis ke arah Samantha.

"Pagi" jawab Samantha lalu memungut gulungan lertas tadi dan membuangnya ke tempat sampah.

* * *
Penyakit cinta bertepuk sebelah tangan ala Mamat semakin menjadi-jadi. Dari pagi sampai jam pulang dia hanya membicarakan Samantha, mylai dari senyumnya,bentuk tubuhnya yang kata Mamat mirip Kylie Jenner hingga hal-hal kecil yang membuat Samantha terlihat bagus di mata Mamat. Tentu orang yang paling tidak nyaman dengan situasi seperti ini adalah Denta. Denta berusaha menghindari pembicaraan tentang Samantha, tapi dia bingung bagaimana cara menyampaikannya kepada Mamat. Haruskah dia mengatakan kalau Samantha adalah mantan pacarnya di masa SMA?

* * *

Jam istirahat tiba, kantin penuh karena cuaca di luar hujan. Banyak karyawan yang biasanya istirahat di luar kantor terpaksa mengurungkan niatnya termasuk Samantha. Samantha yang istirahat sedikit terlambat karena beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan terlihat kebingungan mencari tempat duduk yang penuh.

"Buk, silahkan duduk gabung bareng kita aja masih ada kursi kosong" kata Mamat langsung sigap berdiri  mempersilahkan Samantha duduk di sebelahnya.

Samantha tersenyum, sebenarnya gak nyaman banget kalau harus duduk dengan Denta yang ada di sebelah Mamat. Tapi lebih gak nyaman lagi kalau harus duduk dekat kaeyawan semacam Mirna tang jelas-jelas tidak menyukainya.

"Ibuk mau pesan apa? Biar saya yang pesankan " kata Mamat menawaekan banruan tanpa diminta.

"Nggak usah, biar saya saja"  kata Samantha kikuk kalau harus duduk berdua saja dengan Denta.

"Biar saya saja Buk, sekalian saya mau pesab lagi" kata Mamat sok pahlawan.

Samantha menyerah, kemudian memberikan kertas pesanan ke Mamat, Mamat bergegas ke arah meja pesan.

Suasana membeku, Denta diam sambil minum es jeruk yang sebenarnya sudah habis dari tadi. Sementara Samantha mengambil hp dan sibuk membuka tutup menu karena salah tingkah. Samantha meberanikan diri memulai percakapan.

"Sejak kapan lu kerja di sini" katanya pada Denta sambil pura-puramain hp.

Denta kaget dengan Samantha yang tiba-tiba memulai percakapan.

"Sekitar 3 tahun, lu apa kabar" kata Denta pada Samantha.

"Gue selalu baik" kata Samantha.

"Ooh, bagus kalau gitu" kata Denta. Sebenarnya ada banyak pertanyaan  yang ingin mereka utarakan, tapi tidak ada yang benar-benar bisa diucapkan.

My Ex-Girl is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang