59. Keputusan

2.1K 67 3
                                    

Dio mengantar kepergian Maggie bersama Marco. Marco sudah dua hari ini ngomel tidak jelas menentang keputusan Maggie yang meninggalkan kuliahnya dan pergi melakukan pekerjaan yang menurutnya tidak masuk akal.

Kemudian Marco mulai cerewet masalah ketidakhadiran Denta di kepergian adiknya itu.

"Kita uda putus Bang" kata Maggie.

"Lu pikir diri lu itu anak SMP yang bisa pacaran dan putus sesuka hati" Marco kesal.

Dio yang daritadi diam memandang Marco sambil tersenyum. Ada kalanya dia sangat iri pada Marco dan Maggie, walaupun keduanya tidak akur tapi siapapun akan sadar bahwa abang yang satu ini selalu sayang dan khawatir pada adiknya. Jadi walaupun Maggie kehilangan sosok seorang pacar, dia tetap punya kakak dan ibu yang selalu mendukungnya.

Dio tidak banyak bertanya ke Maggie. Maggie memang gadis yanh sangat baik. Karena kebaikan hatinya,dia memilih melepas orang yang dia cintai. Keputusan Maggie juga membuat lukanya sedikit terobati. Seorang gadis yang biasanya penuh drama bisa menerima segalanya dengan besar hati,maka dia yang adalah laki-laki harusnya lebih kuat dari itu.

* * *
"Kenapa lu ngajak gue kesini" kata Denta saat sadar mereka ara di restoran dekat bandara.

"Menunya enak" kata Samantha walaupun sebenarnya dia juga baru pertamakali ke tempat itu.

"Seandainya gue waktu itu gak lari seperti seorang pengecut..mungkin kita akan bahagia..." kata Samantha.

"Tapi yang namanya mungkin..tetap saja mungkin..hal yang belum pasti...bisa jadi jika gue bertahan...lu yang bakal lari dan meninggalkan gue seperti pengecut" lanjut Samantha.

Denta membenarkan pernyataan Samantha dengan sebuah anggukan. Terlalu naif jika berkata kejujuran akan membuat semuanya baik-baik saja saat itu.

"Makasi sudah jadi cinta pertama gue...."Tiba-tiba Samantha mendekat ke arah Denta, memeluknya begitu erat.

"Gue sudah lama melepaskan lu...pergilah..jangan biarin dia pergi seperti gue dulu...cinta pertama memang gak akan pernah mati...tapi cinta sejati gak akan pernah ninggalin lu...jangan biarin kenangan cinta pertama lu mengganggu kesadaran lu atas orang yang mungkin adalah cinta sejati lu" kata Samantha mantap.

"Maafin gue...." kata Denta.

"Gue maafin...ayo cepet susul dia..jangan lu biarin dia pergi...dia pasti nunggu lu untuk mencegah kepergiaannya...Jangan menyesali kesalahan masa lalu kita lagi...pergilah..."kata Samantha.

Denta berlari meninggalkan kisah cinta pertamanya dan berlari mengejar cintanya yang lain.

* * *
"Jangan tinggalin gue...jangan pergi..gue gak mau dicampakan untuk kedua kalinya" Denta berteriak saat Maggie beranjak menuju pesawat.

Maggie berhenti sejenak,menoleh ke arah belakang dan menyadari kehadiran Denta.

Keduanya berjalan mendekat dan tiba-tiba Maggie memukul lengan Denta dengan kepalan tangannya lalu menangis.

"Kenapa lu baru dateng...kenapa lu gak berkata apa-apa pas gue pergi..gue pikir lu gak akan pernah dateng dan ngebiarin gue pergi" Maggie menagis sesengukan. Denta memeluk Maggie.

"Maaf...maaf...maafin gue yang datanh nyaris terlambat" kata Denta sambil menciumi rambut Maggie.

* * *
Samantha memandang mereka berdua dari kejauhan. Entah mengapa dengan melepaskan Denta, beban di dadanya terasa jauh lebih ringan. Melupakan Denta sebagai cinta pertamanya memang bukan perkara mudah, tapi berusaha mempertahankan Denta di sisinya hanyalah keegoisan yang akan membebani perasaannya di kemudian hari.

Samantha berjalan menuju ke arah mobil... Tiba-tiba dua pria mengendarai motor dan helm mendekat merebut tasnya. Samantha refleks mempertahankan tasnya hingga dia terpelanting ke arah samping. Kepalanya membentur aspal dan dia tidak sadarkan diri.

* * *

Samantha membuka matany pelan.. Rasanya seperti tidur berabad-abad. Disentuhnya kepalanya yang kini diperban dan dilihatnya kaki kirinya yang kini digips karena patah.
Samantha memperhatikan sekelilingnya. Tampak seorang laki-laki muda tidur di dekat kakinya. Sosok tersebut tiba-tiba bangkit.

"Lu gak apa..lu gak amnesia kan?lu masi inget gue kan?" kata Dio mendekati Samantha sambil memegang tangan Samantha.

"Lu kebanyakan nonton drama india lagi ya" kata Samantha. berusaha duduk. Dio membantunya duduk.

"Jangan salah paham dulu,gue gak sengaja lewat pas lu kena jambret... Jambret nya uda ditangkap Marco" kata Denta menunjuk tas Maggie yang berhasil diselamatkan.

"Makasi..."kata Samantha.

"Gak usah bilang makasi, sudah kewajiban sesama manusia saling menolong" kata Dio pura-pura tak acuh.

"Makasi atas usaha lu selama ini..." kata Samantha.

Dio terdiam,tidak tahu harus mengatakan apa. Samantha menarik Dio,kemudian menyentuh kepala Dio,menciumi bibir Dio dengan penuh gairah. Dio membelalakan matanya kaget dengan apa yang terjadi.

"Dari dulu gue berusaha menjaga jarak karena ada beban di hati gue...sekarang gue uda melepaskan beban itu dan bisa ngelakuin 2 hal yang benar-benar pengen gue lakuin ke elu" Samantha tersenyum.

"Apa?dua hal?lu mau cium gue dua kali?" Dio bersemangat. Samantha mengangguk.

"Pejamin mata lu..." kata Samantha. Dio langsung memejamkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke arah Samantha.

"Plakk..." Samantha menampar Dio dengan keras.

"Ini balesan karna lu udah naruh cd porno di tas gue pas gue masih SMA" kata Samantha.

Marco yang mengintip dari pintu yang sedikit terbuka tertawa sambil menutup mulutnya agar tidak ketahuan.

Denta yang ada di dekat Marco tersenyum. Ada sosok laki-laki lain yang akan berusaha membahagiakan Samantha melebihi dirinya dulu.

Denta menggenggam tangan Maggie erat. Sementara Dio mengelus pipinya yang merah dan perih.

My Ex-Girl is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang