57. Seandainya

1.7K 68 1
                                    

Samantha dan Denta mengunjungi Ken ke sekolah.
"Loh,om kan temannya om Dio,kok sekarang sama kakakku? jangan-jangan..."kata Ken menerka-nerka.

"Hah,jangan-jangan apa sih Ken?" kata Samantha penasaran.

"Jangan-jangan ini yang namanya cinta segitiga ya?" kata Ken lagi.

Samantha dan Denta kompak tertawa melihat sikap sok tahu Ken yang luar biasa.

Dalam perjalanan Ken dan Denta banyak mengobrol. Denta melihat langsung kemiripan dirinya dengan Ken. Selain kulit,semuanya hampir sama bahkan hingga senyum dan cara mereka berdua tertawa benar-benar mirip.

Mereka jalan-jalan di mall. Saat melewati toko alat musik,Ken menempelkan wajahnya memandang gitar-gitar yang dipajang di sana. Melihat hal itu Denta ingat dengam dirinya di masa lalu yang begitu ingin membeli gitar namun ketiadaan dalam ekonomi keluarga nya membuat dia harus menepis mimpi masa kecilnya.

"Kamu mau beli itu?" kata Denta.

Ken tiba-tiba teelihat murung.
"Kata papa,kalau beli itu aku jadi gak suka belajar" kata Ken sedih.

* * *
Keesokan harinya, Denta datang ke sekolah Ken membawa sebuah bungkus kado.

Ken membukanya dengan penuh semangat dan matanya tampak berbinar memeluk sebuah gitar kecil idamannya.

"Tapi di rumah gak ada yang bisa main gitar terus sapa yang ngajarin aku" kata Ken tiba-tiba.

"Tenang aja,nanti om sering-sering main ke rumahmu..om ajarin sampai jago" kata Denta

Ekspresi Ken berubah ceria lagi.
"Wah..pasti keren kalau seandainya papaku jago main gitar kaya om?" kata Ken.

Denta kaget dengan perkataan Ken. Dia diam sejenak sambil tersenyum kepada Ken.

"Gimana kalau Om jadi papamu aja" kata Denta tiba-tiba.

Samantha yang dari tadi duduk dalam diam kaget mendengar perkataan Denta ke Ken.

Ken diam sebentar lalu tertawa.

"Wah...terus kalau om jadi papaku?papaku jadi apa? jadi superman aja ya...terus aku jadi iron man,mama jadi mystery,kakak Samantha jadi catwomen and om Dio jadi Scooby-Doo" kata Ken tertawa karena khayalannya sendiri.

Samantha menarik nafas lega. Dia takut kenyataan akan membuat Ken terguncang. Tapi setelah melihat reaksi Ken yang menganggap semuanya hanya lelucon, Samantha dan Denta sadar bahwa Ken yang masih kecil belum sanggup mencerna kenyataan ini.

* * *

"Apa yang akan terjadi kalau sendainya gue tahu lebih awal?" kata Denta kepada Samantha dan terlebih kepada dirinya sendiri.

"Entahlah...seandainya gue gak lari seperti seorang pengecut...apa semua akan lebih baik dari ini" kata Samantha

"Seandainya...lu berterus terang sama gue pas itu..apakah gue bisa jamin bahwa gue dengan jiwa ksatria akan menanggung semua itu?atau mungkin guelah yang akan lari saat itu" kata Denta lagi.

Samantha tertawa sinis.

"Itulah yang selalu gue takutkan,terlalu munafik jika gue bilang kalau gue nglakuin semua iti cuma buat lu... kenyataan nya ada sisi gue yang selalu percaya bahwa lu adalah sosok sempurna..dan sisi lainnya takut kalau lu malah berubah saat tahu semuanya" kata Samantha.

"Karna itu lu milih menghindar dari kenyataan dan membawa ekspetasi lu yang besar tentang kesempurnaan cinta dari gue yang entah benar ada atau tidak" kata Denta.

"Itulah gue dengan kenaifan masa remaja gue yang luar biasa,seandainya semua itu gak terjadi akankah hidup gue lebih baik dari sekarang?atau mungkin gue malah terus bertahan dengan keterpurukan masa remaja gue hingga saat ini" kata Samantha.

"Apa kita bakal bahagia dan bisa mengulang semuanya dengan baik kalau kita mengulang dari awal lagi" kata Denta tiba-tiba.

Samantha diam tak menjawab , dia malah sibuk memandang langit sore yang cerah dari balik jendela kaca sebuah cafe yang mereka kunjungi itu.

My Ex-Girl is My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang