Prologue

1K 103 3
                                    

Lelaki itu dengan senyum yang tak luput dari wajahnya berjalan menuju pekarangan rumahnya.
Membawa sekantong makanan untuk keluarganya dari hasil upah kerjanya.

"Aku pulang!" sahutnya girang dan melepaskan sepatunya lalu meletakkannya dengan rapi.

Sayangnya sahutannya tidak di jawab siapapun, rumahnya begitu sepi dan gelap.
Kim Taehyung, lelaki itu mulai heran kenapa tidak balasan dari sahutannya dan kemudian lelaki itu memasuki rumahnya dan memeriksa.

Thump

Kantong yang di genggamnya dengan kuat dan akan di berikan ke orangtuanya kini jatuh ke lantai.
Apa yang sedang di lihatnya membuatnya terkejut bukan main, ruang tamu yang awalnya bersih kini semua berlumuran darah dan dua orang yang terbaring tak lagi berdaya bersama dengan bercak-bercak darah yang begitu banyak melumuri mereka.

"A-ayah ... I-ibu ...." lirihnya.

Bulir matanya yang tadi mengenang di kelopak matanya kini jatuh membasahi pipinya, dia berjalan mendekati kedua sosok itu dan terjatuh bersujud di hadapan kedua sosok itu.

"SIAPA YANG MELAKUKAN INI KEPADA KALIAN!"

Polisi ramai mendatangi rumah lelaki itu, memeriksa semua sisi rumah itu dan membawa kedua sosok itu ke rumah sakit.
Taehyung hanya mengikuti polisi itu yang akan menanyakan beberapa pertanyaan yang ingin mereka ketahui.

Terduduk dengan tatapan kosong bersama dengan satu polisi yang menemaninya.

"Jadi mari kita mulai Kim Taehyung-ssi, sebelum kejadian tadi apa kedua orangtuamu baik-baik saja atau ada sesuatu yang aneh?"

"Tidak ada, mereka baik-baik saja."

"Kapan kau berada di rumah?"

"Sekitar jam 4 sore."

"Apa kau sampai ke rumah sudah mendapati kedua orangtuamu tergelatak begitu?"

Air matanya mulai mengalir tapi dia tidak mengeluarkan suara apapun dan mengangguk kepalanya.

"Maaf Taehyung-ssi saya tahu ini berat untuk anda, apa anda tidak memiliki keluarga lain?"

Taehyung tidak kuasa mengeluarkan suaranya dan hanya menggunakan kepalanya menggeleng untuk menjawab polisi itu.

"Baiklah, apa kedua orangtua mu memiliki musuh atau orang yang di benci."

Lagi, Taehyung hanya menggeleng kepalanya.
Semua itu terlalu berat untukknya, pikirannya bahkan kacau tidak tahu harus memikirkan apa.

"Baiklah kalau begitu, terima kasih Taehyung-ssi. Kami memperkirakan bahwa ini kejadian yang sama dengan kasus yang lalu, pembunuh yang masih belum dapat kami ketahui orangnya dan korban selalu mati di cekik menggunakan tali pancing."

Mendengar itu Taehyung yang tadi menundukkan kepalanya pun terangkat menatap wajah polisi itu.

"Kenapa harus orangtuaku?!"

"Tenang dulu, pelaku sengaja memilih korban yang akan dibunuhnya terlebih untuk orang yang sudah berumur tentunya."

"Saya tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan tapi kenapa harus kedua orangtuaku?! Orangtuaku begitu baik hati kenapa harus mereka?!"

"Tenang Taehyung-ssi kami masih mencari tahu hal itu."

Brak

"Aku tidak percaya pelaku pembunuhan itu tidak diketahui sampai sekarang!" ucap Taehyung yang kini sudah berdiri menatap polisi yang ada di hadapannya. "Aku akan mencari tahu siapa orang itu!"

Taehyung meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya, rumahnya di penuhi dengan tali-tali kuning bertulisan 'zona polisi' tapi Taehyung tak perduli dengan barang-barang itu dan memasuki rumahnya.
Taehyung memeriksa semua sisi rumahnya, uang orangtuanya masih ada hanya saja ... foto pernikahan kedua orangtuanya yang hancur dengan banyak goresan garis-garis dari benda tajam lalu ... ada sebuah tanda dalam goresan tersebut.

"BST?" gumamnya.



TBC

Ini baru prolog ya, belum isi ceritanya hehe^^
Stau tune, semoga suka~

✔Blood Sweat & Tears [S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang