Power of Love pt.1

490 76 9
                                    

Beberapa hari sudah berlalu semenjak mereka sibuk mengurusi kasus sendiri dan hari ini merupakan puncak dari kasus pembunuhan dan kasus pengeboman yang terjadi secara bersamaan.

Seokjin dan Mingyu yang menangani kasus pembunuhan sekarang harus terburu-buru mengejar si pembunuh yang melaju menggunakan mobil curiannya dengan kecepatan penuh Seokjin melesat jalanan Seoul dengan suara sirene polisi yang sangat keras.
Sedangkan Mingyu bersiap dengan pistol yang sudah di pegang nya.

"Sial, jalanan sangat ramai." gerutu Seokjin yang masih fokus pada jalanannya.

Di sisi lain Sujeong, Yein, Jisoo, Jiae dan Seungyoon juga sedang mengincar pembunuh itu dengan penyamaran, Sujeong dan Yein beraksi di antara keramaian orang di gedung mall ini sebagai sepasang remaja sedangkan Jisoo dan Jiae pun menyamar menjadi kakak-adik yang sedang sibuk bersantai di sebuah cafe. Seungyoon satu-satunya yang mengintai gerak-gerik sang pelaku dengan menyamar menjadi penjaga kasir di sebuah toko buku.

Mata mereka terus mengintai sang pelaku yang bersembunyi di antara keramaian orang dan seketika terjadi keributan dimana ada suara pistol yang membuat semua orang di mall heboh dan berlarian sana-sini mencari aman.

"Kalian polisi dan detektif tidak berguna! Keluarlah! Aku akan membunuh kalian atau semua orang di sini akan menjadi korbanku!"

Sahutan itu terdengar dan semua orang segera menyelamatkan dirinya masing-masing, kehebohan itu terjadi membuat Sujeong dan Yein segera bersembunyi di toilet wanita sedangkan Jisoo dan Jiae segera menuntun orang-orang keluar dari mall.
Seungyoon yang berada satu lantai di atas pembunuh itu kini membidik senjatanya yang berisi sebuah tusukan yang akan membuat orang yang terkena barang itu pingsan selama 3 jam, tapi sayangnya rencana itu gagal karena Seungyoon justru telah di intai oleh komplotan orang jahat itu dan memukulnya hingga pingsan tak berdaya, kemudian menyeretnya ke sebuah tempat di sembunyikan.

"Gawat, kita harus segera menghubungi Seokjin oppa!" omel Yein tidak tenang melihat situasi di luar.

"Tidak bisa, mereka juga sedang mengejar pelaku lainnya. Aku rasa kita harus bertindak sekarang." ungkap Sujeong.

Yein membuka layar ponselnya dan sialnya ponselnya mati, "ahh jumlah kita terlalu sedikit di sini dan mereka tidak hanya dua atau tiga orang di mall ini, kita butuh bantuan Sujeong."

"Yein kau bisa berkelahi dengan orang jika menggunakan alat sengat listrik itu bukan?" tanya Sujeong dengan serius menyerahkan alat itu pada Yein. "Kita tidak punya waktu lagi, bantuan akan datang nanti dan kita harus segera menyelesaikan yang ada di sini sekarang."

"Ini terlalu berbahaya bahkan hanya Seungyoon saja yang ada di sini, dia juga tidak terlalu mahir seperti Jungkook untuk melawan orang jahat itu."

Yein menyebut nama kekasihnya dan membuatnya rindu pada kekasihnya itu yang sudah beberapa hari ini tidak bertemu dan hanya bertukar kabar melalui ponsel saja.

"Sekarang bukan waktunya untuk membandingkan orang, nyawa orang-orang sekarang dalam bahaya dan kita harus menolong mereka. Kita punya senjata jadi untuk sementara ini yang akan kita gunakan untuk melawan mereka."

Sujeong yang menyakinkan Yein pun akhirnya menurutinya, keduanya pun keluar dari toilet dan mengambil posisi waspada mengamati musuh mereka.

"Kalian dimana?"

Suara Jiae terdengar di anting-anting mereka dan sempat membuat kedua gadis itu terkejut.

"Aku dan Yein berada disamping toko mainan anak, kami sedang mengintai pembunuh itu sekarang. Bagaimana dengan kalian?"

"Aku dan Jisoo terpisah karena keramaian tadi tapi sekarang aku sedang bersembunyi di cafe"

Ya, mall kini sudah agak tenang.
Orang-orang sudah berlari keluar dan menyelamatkan diri, tersisa mereka dan beberapa pembunuh yang sengaja merencanakan ini semua.

✔Blood Sweat & Tears [S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang