Power of Love pt.2

412 76 7
                                    

"Kau berhasil membuka file CCTV yang error itu?" tanya Taehyung dan menghampiri Jimin.

"Agak susah tapi aku akan berusaha," balas Jimin yang masih tak luput dari komputernya. "Bagaimana dengan teroris itu?"

"Sejauh ini mereka tidak bergerak dan masih satu gedung dengan kita." balas Taehyung dan memeriksa ipadnya yang sedang menampilkan berbagai lokasi di gedung ini.

Taehyung dan Jimin berada dalam ruangan sempit ini sebagai tempat persembunyian mereka, sudah dua jam mereka di dalam sini untuk menemukan jawaban dari file CCTV untuk mengetahui bagaimana cara orang itu bekerja dalam menghidupkan bomnya yang terekam tak jauh dari lokasi terjadinya ledakan.
Tapi seketika Jimin berhenti karena mendapat panggilan dari Mingyu.

"Ada apa?" tanya Taehyung dan Jimin menunjukkan panggilan itu.

"Jimin bisa kau membantuku melacak tempat Sujeong sekarang? Kirimkan CCTV yang sedang merekam apa yang terjadi sekarang di sana dan sambungkan ke ipadku."

"Baiklah aku akan segera melakukannya." jawab Jimin dan beralih dengan laptopnya.

Mencari lokasi Sujeong itu hal mudah untuk Jimin karena setiap rekan timnya memakai alat hubung yang selain bisa untuk berkomunikasi dan keberadaannya bisa di lacak, jari jemarinya mulai menari-nari di atas keyboard laptopnya dan seketika muncul sebuah video yang menampilkan Sujeong sedang bersembunyi di balik spanduk.

"Itu ... Sujeong bukan?" tanya Taehyung saat melihat kondisi Sujeong. "Coba lihat ke lokasi lain Jimin, aku ingin tahu apa yang sedang terjadi di sana."

Jimin mulai menggeser arah lain dan situasi di sana sangat tenang tapi begitu mencekam, bahkan tersorot Jisoo yang tengah terluka membuat Taehyung mengepal kuat tangannya.

Sial Sujeong pasti dalam bahaya, batin Taehyung.

"Jimin berikan ponselmu," ujar Taehyung dan Jimin memberikan ponselnya sesuai permintaannya. "Mingyu! Ini aku Taehyung!"

"Ada apa Tae?"

"Apa yang terjadi?! Kenapa kalian bisa terpisah? Kau harus segera ke sana! Aku dan Jimin akan mencoba menyusul ke sana kalau tugas bagian kami sini selesai!" gerutuku dan hatiku merasa tidak tenang melihat situasi yang ada di mall itu sekarang

"Baiklah!"

Panggilan itu terputus dan saat yang bersamaan ledakan terdengar membuat aku dan Jimin langsung kembali fokus pada ipad, teroris itu mulai bergerak dan meledakkan gedung bagian lantai empat lalu seketika lantai yang kami pijaki bergoyang.

"Tes ... apa ka- ... apa kalian mendengarku?"

Suara Yoongi terdengar melalui alat komunikasi mereka dengan tidak jelas.

"Kami mendengarmu, ada apa?"

"Sepertinya teroris itu sudah memasang ledakan di mana-mana dan saat mereka mulai meledakkan dari lantai lima berarti apa yang mereka ingin dapatkan di sana sudah berhasil di ambil, selanjutnya mereka akan meledakkan di lantai empat."

"Hyung aku tidak bisa mendeteksi keberadaan mereka!" sahut Jimin yang kehilangan para teroris itu. "Ini akan berbahaya untuk Myungeun dan Mijoo yang berada di lantai empat mencoba untuk menjebak para teroris itu."

"Aku juga tidak bisa menghubungi keduanya, ledakan itu membuat alat komunikasi kita terganggu."

"Sial! Kita harus menangkap teroris itu atau tidak kita semua akan mati di gedung ini! Kita dijebak!"

Taehyung memilih keluar dari tempat persembunyiannya tapi ditahan oleh Jimin, "jangan gegabah Taehyung ini berbahaya!"

"Daripada kita duduk menunggu sampai mereka meledakkan satu persatu lantai dan memakan banyak korban dan juga kehilangan teman lagi aku tidak mau!" gerutu Taehyung dan menepis tangan Jimin. "Aku akan naik ke lantai atas dan berhadapan langsung dengan mereka, kau bantu aku untuk menuju ke tempat mereka."

✔Blood Sweat & Tears [S1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang