"Kalian semua polisi dan detektif bodoh! Percuma saja kalian mengelilingi tempat ini karena aku tak akan semudah itu nenyerahkan mereka kepada kalian! Mereka akan ikut mati bersamaku!" jeritnya kepada semua orang yang sudah membuat barisan pertahanan dan siaga di luar.
Ya, kini keadaan bagian sini kacau karena ada pembunuh satu lagi di bagian Sejeong.
Orang itu menyandera Sejeong bahkan Kwon Minhee bersama neneknya.Kwon Minhee ketakutan dan hampir ingin gila mengingat kondisinya yang sedikit memiliki gangguan jiwa dan tubuhnya mulai bergetar, sedangkan Sejeong masih tidak sadarkan diri dengan kondisi terbaring di paha Minhee yang sedang bergetar itu.
Mereka bertiga di ikat dengan tali pancing sehingga membuat mereka kesusahan untuk bergerak."Eug ...." racau Sejeong saat kesadarannya kembali karena getaran tubuh yang di buat oleh Minhee membangunkannya.
Sejeong mencoba melihat dengan baik apa yang sebenarnya terjadi dan dia menangkap sosok orang berbaju hitam semua yang sedang membelakanginya dan berjerit sepuasnya sambil mengucap sumpah serapahnya pada orang-orang di luar, Sejeong kemudian menoleh pada Minhee yang masih bergetar dan disertai isakan tangis.
"Bantu aku," ujar Sejeong pelan dan Minhee menatapnya. "Berteriaklah dan aku akan mencoba melawannya, tolong. Aku akan membantu kalian keluar dari tempat ini."
Minhee mengangguk dan seketika dia mulai melakukan seperti yang pinta oleh Sejeong, Sejeong malah tertidur kembali tapi matanya terus mengintai orang itu yang kini mulai mendekat dan akan menjambak rambut Minhee.
Kaki Sejeong kini menendang bagian bawah milik lelaki itu dengan kuat mengingat dia sedang menggunakan sendal yang ada heelnya hingga membuat lelaki itu jatuh tersungkur.Sejeong menggunakan kesempatan ini untuk melepaskan tali pancing yng mengait di tubuhnya dengan menggerakkannya pada besi yang sedikit tajam dan beralih menolong kedua orang itu kemudian menuntun mereka keluar selagi pembunuh itu masih susah bergerak karena tendangan super kuat pada burungnya itu.
"Cepat tolong mereka!" seru Sejeong dan menyerahkan kedua orang itu pada rekan-rekannya.
"Sejeong!" panggil Taehyung saat dirinya dan Mingyu sampai di saat Sejeong sedang menyelamatkan kedua orang itu.
Sejeong mengedarkan pandangannya pada Taehyung dan sebuah senyuman terukir di wajahnya yang mengalami banyak luka.
Kau datang menolongku Taehyung, batin Sejeong.
"Kalian tidak bisa pergi begitu saja!" sahut orang itu dan kemudian menodongkan pistol milik Sejeong yang sempat dia ambil saat Sejeong sedang tak sadarkan diri.
"Tiarap!" sahut Taehyung melihat gerak-gerik pembunuh itu akan menembak asal-asalan.
Thump
Suara keras yang di timbulkan benda kecil itu berhasil mendarat pada Sejeong, Sejeong yang tadinya ingin mengutamakan keselamatan kedua orang yang di tanganinya malah dia yang terkena tembakan dari pelaku.
"Kim Sejeong!" seru Taehyung dan segera berlari menuju Sejeong kemudian meraih tubuhnya yang sudah mulai mengeluarkan darah segar. "Sial!"
Taehyung pun mengeluarkan senjata yang di simpannya saat mendekati pembunuh itu dengan kecepatan lalu dikeluarkannya benda yang memiliki listrik itu menempel pada tubuh pembunuh dan sengatan listrik bertegangan kuat mengaliri tubuh pembunuh itu hingga jatuh tak sadarkan diri.
"Cepat tangkap orang ini!" teriak Taehyung dan kembali fokus pada Sejeong.
Tubuh Sejeong tampak bergetar tapi gadis itu masih saja tersenyum hingga darah segar pun muncul melalui mulutnya, "aku senang ... kau datang melihatku dengan keadaan yang baik-baik saja ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Blood Sweat & Tears [S1]
Fanfiction[ Kim Taehyung × Ryu Sujeong ] - S1 Kim Taehyung menjadi seorang detektif dengan satu tujuan, mencari sang pembunuh yang telah membunuh kedua orangtuanya. Ps. Baca S1 ini terlebih dahulu dan S2 kalian bisa menemukannya di work ku yang satunya dengan...