"Maaf, tapi aku tidak punya rumah." gadis itu mengakui. "Ngomong-ngomong, terimakasih sudah mau membantuku."
"Sama-sama. Kau bisa tinggal di rumahku jika ingin. Hanya ada tanteku." ujarnya. Nae Ri langsung mengangguk saja.
Keduanya berjalan pelan sembari bercakap-cakap. Nae Ri sungguh sangat beruntung bisa bertemu dengan seseorang sebaik pemuda ini. Jika tidak, ah entahlah, mungkin ia sudah jadi hancur ketika tertangkap dengan penjahat yang membelinya.
"Aku Kim Nae Ri." Gadis itu memulai pembicaraan. "Aku tidak punya siapapun untuk dikenalkan kepadamu. Hanya kakak kandungku, yang pasti kau tak tahu wajahnya. Dan kakak tiriku."
"Dua kakak?" ia lumayan cuek jika dibandingkan dengan sikapnya yang tadi. Juga terkesan dingin.
Nae Ri mengangguk.
"Dimana rumahmu?"
"Ah, kalau itu," Nae Ri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aku tidak punya rumah. Aku tidak punya keluarga. Bisa dibilang, sebatang kara. Aku hanya punya kakak kandung saja. Soal kakak tiriku, dia tak ada hubungan apapun denganku. Justru karena itulah, dia sebenarnya tak bisa kusebut kakak."
Lelaki itu mengangguk.
"Boleh kutahu namamu?" tanya Nae Ri pelan. Sedikit takut juga karena notabenenya ia tak kenal lelaki ini.
"Tae Hyung."