"Heh! Cepat siapkan bekal untuk Ho Seok! Jangan lupa tasnya! Kau tidak lupa mencuci sepatunya, kan?" Ibu mengomel. Nae Ri sudah kebal. Setelah Ho Seok pergi sekolah, ia yakin ibu akan semakin menjadi-jadi.
Sepatu Ho Seok? Sejujurnya Ho Seok lah yang meminta agar sepatu itu ia cuci sendiri. Lelaki itu paham perasaan Nae Ri.
"Ho Seok-ah, belajarlah yang rajin. Jangan lupa uang saku dan bekalmu, sayang." ibu bagai bermuka dua jika berhadapan dengan Ho Seok maupun dengan Nae Ri.
Semenit setelah Ho Seok berangkat, wajah ibu yang tadinya tersenyum saat melambaikan tangan kepada Ho Seok berubah jadi masam.
Nae Ri sudah menduga apa yang biasanya akan terjadi setiap pagi. Sudah hapal dan kebas hatinya menerima teriakan setiap hari.
"Cuci pakaian! Jangan sampai basah lagi seperti kemarin. Setelah itu masaklah dan berdandan yang rapi. Kita akan kedatangan tamu." ujar ibu, lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Tamu?" benak Nae Ri bertanya. Selama setahun ia tinggal bersama keluarga Ho Seok, belum pernah ia kedatangan tamu. Walaupun wali kelas Ho Seok sekalipun. Ini tentu akan jadi sesuatu hal yang menakjubkan.
