Part 10 - Penguntit

3.4K 122 2
                                    

Author POV

Seorang gadis kecil berkemeja abu-abu tengah berjalan dengan tergesa. Ia melangkahkan kaki mungilnya untuk lebih cepat sampai di kampusnya. Ia tidak mau terlambat hadir di kelas karena dosennya hari ini adalah dosen killer yang sangat cerewet dan disiplin. Terlambat barang sedetikpun ia akan berakhir ditendang dari kelas.

Tanpa ia duga seorang gadis yang mengendarai sepeda motor berhenti di sampingnya. ‘Mau tanya alamat mungkin’ begitulah pikirnya.

“Ayo Mbak bareng saya” ucap gadis yang naik sepeda motor itu dengan senyum ramah di bibirnya.

“Yang bener nih Mbak?” kali ini gadis kecil itu malah bertanya.

“Iya Mbak bareng saya aja” katanya ramah.

Gadis itu kemudian ikut saja duduk di belakang gadis baik hati itu.

“Mbak di fakultas apa?”

“Fisip Mbak, kalo Mbak?”

“Saya teknik Mbak. Oh iya Mbaknya angkatan berapa?”

“Wah saya semester dua Mbak”

“Oalah. Kalo saya sih sudah semester enam. Oh iya ada juga teman satu angkatan saya loh yang kuliah di Fisip juga”

“Iya kah Mbak?”

“ iya. Eh udah sampe aja gak kerasa tau-tau udah sampe”

“iya Mbak. Makasih ya” ucap gadis itu sambil turun dari motor dan tersenyum lebar.

Setelah gadis yang mengantarnya melajukan motornya barulah gadis itu pergi ke kelasnya. “Orang yang baik. Semoga Tuhan membalas kebaikannya’.

Sementara itu di sisi jalan ada sebuah mobil yang berhenti. Pria yang mengendarai mobil itu tersenyum.

“Untunglah kamu gak terlambat” ucapnya pada dirinya sendiri sambil menatap punggung gadis berkemeja abu-abu itu dengan binar  bahagia di matanya.

Pria itu adalah Adnan yang mendapatkan alamat gadis itu berkuliah dari note kecil yang ia temukan saat di pusat perbelanjaan. Ia memperhatikan gadis yang hendak dinikahkan dengan dirinya dengan rasa hangat yang memenuhi rongga dadanya.

Entah sejak kapan rasa hangat itu menjalarinya, rasa yang tak pernah ia dapatkan lagi setelah putus dengan Zaskia enam bulan lalu dan bahkan rasa itu jauh lebih besar dan menyenangkan untuk diangankan dibandingkan dengan yang pernah dirasakannya.

Setiap hari pria itu terus mengamati gadis itu berangkat kuliah. Ia sampai hapal jadwal kuliah gadis itu, di mana ruangannya, apa mata kuliahnya, siapa dosennya dan bahkan apa tugasnya. Pria itu juga tahu organisasi apa saja yang diikuti gadis itu. Ia terus memperhatikan tingkah laku gadis itu dan ia selalu mendapatkan informasi apapun yang diinginkannya tentang gadis itu. Benar-benar seorang penguntit sejati. 

Flashback off.

“Jadi Mas selalu nguntitin aku selama aku kuliah?” ucap Regina dengan raut tak percaya.

“Ya gak tiap hari juga sih” kata Adnan sambil menggaruk tengkuknya.

“Dasar stalker. Eh tapi kenapa gak tiap hari aja Mas minta orang buat anterin aku kuliah? Atau kenapa gak Mas sendiri yang antarin aku?” Regina bertanya dengan polosnya sambil menyenderkan kepalanya di dada Adnan yang tengah bersandar di kepala ranjang.

“Jangankan ngantar kamu. Kusenyumin aja kamu gak balas…” jawab Adnan sambil tersenyum mengingat masa lalu mereka.

“Emang pernah Mas senyumin aku?” Regina mendongakkan kepalanya menatap penuh tanya ke dalam mata lelaki itu.

Cinta itu Nyata : My Boss Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang