Author POV
Hari ini hari Senin hari tersibuk bagi semua orang. Semuanya berjalan dengan normal. Adnan dan Regina pergi ke kantor bersama dan tetap bicara seperti biasa seolah tidak terjadi apapun minggu lalu. Regina sedang asyik duduk dengan computer di hadapannya sampai-sampai ia tak mendengar suara pesan masuk di ponselnya. Barulah ia sadar saat ada sebuah panggilan masuk, muncul nama Pak Adnan di sana.
“Halo Assalamulaikum” ucap Regina tidak terlalu fokus masih dengan mata yang mengarah ke layar monitor.
“Waalaikumsalam. Sayang bisakah kita makan siang bersama?” begitu merdu terdengar suara itu.
“Tapi Pak saya punya banyak pekerjaan sekarang dan harus selesai nanti sore”
“Aku juga, tapi begini saja bawakan makanan ke ruanganku dan kita akan makan ruanganku”
“Tapi pak..”
“Tidak ada tapi. Ini perintah atasanmu cepat laksanakan” segera sambungan telepon itu terputus.
“Dasar bos tidak tahu diri” umpatnya. Setelah ia mematikan komputernya ia segera pergi ke kantin memesan makanan untuk dibungkus dan kemudian segera pergi ke lantai 15 tempat pria menyebalkan itu menunggunya. Sesampainya ia di depan ruangan ia bertemu dengan sekretaris sang atasan.
“Pak Adnannya ada?” tanyanya dengan hati-hati pada pria yang bernama Harry di badgenamenya itu.
“Beliau belum kembali Bu, tapi Ibu diminta duduk di dalam menunggunya. Silakan masuk Bu” jawab Harry dengan formal.
Di kantor ini yang mengetahui hubungan Adnan dengan Regina hanyalah Harry sekretarisnya. Pernah Regina mengira jika Harry adalah pasangan gay Adnan karena mereka berdua yang begitu akrab seperti sepasang kekasih.
Regina langsung masuk ke ruangan itu tanpa perlu mengetuk pintu lebih dulu, toh si empunya ruangan sedang tidak ada. Ia menjatuhkan bokongnya di sofa putih yang masih setia bertahan di ruangan milik pria itu.
“Benar-benar pria menyebalkan. Tadi menyuruhku cepat ternyata malah dia yang gak ada di ruangannya. Dasar” katanya sambil menyenderkan kepalanya di kepala sofa setelah terlebih dahulu meletakkan makanan yang dibawanya di meja.
Regina mulai memejamkan matanya, tetapi kemudian ia segera membuka matanya karena ada suara bising di luar ruangan dan bunyi pintu yang dibuka dengan paksa menimbulkan suara keras yang tak enak didengar. Sontak saja hal itu membuatnya segera membuka matanya dan membuatnya berdiri tegak dengan terkejut apalagi di hadapannya sekarang telah berdiri seorang wanita cantik dengan pakaian modis dan seksi yang tengah menatapnya dengan tatapan garang diikuti Harry yang menatapnya penuh rasa bersalah.
Regina memberi isyarat dengan matanya agar Harry keluar ruangan dan Harry pun menuruti kemauannya.“Siapa kamu?” tanyanya dengan begitu ketus.
‘Wih, sayang cantik-cantik galak’ Regina membatin sambil terus mengamati penampilan wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“Saya tanya siapa kamu?” kali ini wanita itu menaikkan suaranya dan menatapnya dengan tajam menusuk.
“Saya keluarganya Mas Adnan Bu” jawab Regina sekenanya. Ia bahkan menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu karena cukup terkejut dengan nada bicara lawan bicaranya yang begitu ketus.
“Terus ngapain kamu ke sini?” tanyanya menyelidik membuat Regina bergidik dengan aura mengintimidasi milik Zaskia.
“Saya cuma mau ngantarin makan siangnya Mas Adnan Bu, titipannya Mama Nita” lagi-lagi ia tak mengerti ada apa dengan mulutnya yang selalu mengatakan hal-hal bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta itu Nyata : My Boss Is My Husband
عاطفيةRegina seorang pegawai biasa merasa risih dengan kehadiran Adnan bosnya yang mengaku sebagai calon suaminya. Sebuah kisah klise tentang pernikahan tak terduga tanpa konflik yang menimbulkan emosi mendalam