Part 8 - Hari yang Panjang

3.8K 128 0
                                    

Adnan POV

Tadi malam itu benar-benar malam yang panjang. Bagaimanapun aku adalah seorang laki-laki normal yang tidur seranjang dengan istri yang begitu dicintainya. Istriku, ah bisa kusebut demikian. Tidur hanya dengan menggunakan pakaian yang minim. Rasanya pakaian yang dikenakannya seperti mengejekku sebagai seorang laki-laki, walaupun aku paham ia bahkan tidak sadar saat melucuti pakaiannya sendiri semlam tapi tetap saja.

Untuk ciuman tadi pagi itu bukan niatku awalnya aku awalnya hanya ingin menggodanya entah mengapa malah jadi seperti itu.
Tapi ya sudahlah kurasa itu kekeliruan yang menguntungkan, baru tadi aku melakukan hal itu dengannya.

Terkadang  aku merasa cukup tidak nyaman dengan orang-orang yang tidak mengetahui status kami, aku jadi tidak bisa sering-sering bertemu dengan gadisku tanpa adanya status yang jelas. Bisa-bisa menimbulkan fitnah di kalangan pegawai bahwa sikap playerku sudah kembali dan akan merusak diri Regina dan reputasinya. Bisa-bisa Regina dibilang hanya akan memanfaatkan kekayaanku atau mungkin sebalikya mereka akan mengasihaninya karena memiliki hubungan khusus dengan seorang yang tak pantas.

Sepertinya aku terlalu asyik dengan pikiranku, bahkan sekarang aku sudah berdiri di depan kantorku. Perlahan aku berjalan memasuki kantorku dengan gaya berjalan ala bos, berjalan dengan tegap tak perlu menunduk pada siapapun selain hanya tersenyum dan membalas sapaan para pegawai.

Harus kuakui aku paling malas menyapa para karyawatiku, mereka berlebihan sekali saat menyapaku dengan senyum nakal dan kedipan genit. Tidak tahu saja mereka aku sudah memiliki yang lebih baik dari mereka.

Untung saja sekretarisku adalah Harry sehingga aku tidak mungkin muak dengan godaannya karena sudah jelas ia adalah seorang laki-laki.

Saat aku membuka ruanganku aku cukup dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sudah duduk dengan nyamannya di sofa seperti seorang ratu saja. Menyebalkan.

“Hai sayang, tumben kamu telat? Biasanya kamu datangnya pagi loh…” kata perempuan itu sambil bangkit dari tempat yang diduduki entah sejak kapan.

Iya, aku memang terlambat, setelah menurunkan Regina tadi aku justru melajukan mobilku ke arah lain karena ada hal yang harus kuselesaikan terlebih dahulu.

Aku tidak menjawab basa-basi tidak berguna perempuan ini. Perempuan ini adalah salah satu mantanku dulu yang kujadikan sebagai pelarian dari Regina. Dengan tak tahu malunya wanita itu berjalan ke arahku yang masih berdiri di depan pintu kemudian berusaha menggapai wajahku dengan jemari lentiknya yang berhias cat kuku warna merah darah itu. Segera kutepis tangannya sebelum ia berhasil meraih wajahku.

“Katakan apa maumu” ucapku masih dengan nada tenang dan datar.

“Aku rindu kamu” ucapnya sambil berusaha memelukku.

“Jangan bertele-tele, cepat katakan apa maumu” kataku masih berusaha tenang dan berusaha menjauhkan diriku dari perempuan ini.

“Kenapa kamu jadi kayak gini Nan, aku sudah kembali sekarang. Aku sudah memutuskan untuk memilih kamu dibandingkan laki-laki itu” katanya dengan wajah sedih yang dibuat-buat.

Baiklah, wanita ini dulu putus denganku karena dia tergiur pria lain yang lebih kaya dan tampan dariku, tetapi sudah beristri. Namanya Zaskia dan kami sudah mengakhiri hubungan kami empat tahun lalu. Tentu saja aku meninggalkan wanita seperti itu apalagi memang bukan niat awalku untuk serius dengan wanita yang terus mengejarku sepertinya. Di lain sisi aku sudah  memiliki Regina di hatiku, jadi untuk apa aku bertahan dengan perempuan macam ini.

“Itu kan sudah jadi pilihanmu. Kamu yang memilih laki-laki itu dan aku memang tidak memiliki perasaan apapun padamu” kataku sambil duduk di kursiku dengan tenang.

Cinta itu Nyata : My Boss Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang