Part 13 - Kecemburuan dan Tawa

3.4K 117 0
                                    

Author POV

Hari sudah beranjak sore dan sekarang Regina sudah tiba lebih dulu di rumah. Ia begitu asyik dengan kompor di hadapannya sampai-sampai ia tak mendengar deru mesin mobil suaminya dan langkah kaki itu di dekatnya. Ia baru menyadari kedatangan suaminya saat pria itu mematikan kompor dan menarik tangannya membawanya ke kamar mereka. Kemudian melepaskan genggaman tangannya dan menatap tajam ke arah istrinya.

“Kenapa Mas?” tanyanya saat melihat penampilan suaminya itu sore ini. Dua kancing kemeja yang terbuka tanpa dasi yang menggantung di lehernya, lengan baju yang sudah digulung sampai siku dan rambut yang berantakan. Fix, ada yang tidak beres dengan suaminya ini, biasanya suaminya akan rapi saat sore hari meskipun wajah lelahnya tak bisa berbohong.

Adnan hanya menatap istrinya dengan tajam. Melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu seksama membuat objeknya merasa terintimidasi. Belum lagi pria itu yang berjalan mendekat kea rah Regina membuat Regina semakin mundur ke belakang, baru kali ini ia melihat tatapan mengerikan dan sikap penuh dominasi itu ditujukan padanya.

Ia memang pernah melihat tatapan itu diberikan oleh suaminya namun tatapan itu ditujukan pada lawan bisnis yang merepotkannya bukan pada dirinya. Ia terus mundur sampai tubuhnya menyentuh tembok membuatnya tidak bisa menghindar lagi.

“Ada apa Mas?” tanyanya dengan suara yang begitu pelan lebih mirip dengan cicitan kecil dibandingkan sebuah pertanyaan.

Pria itu tak menjawab dan justru mengungkung Regina dengan kedua lengannya di sisi tubuh Regina. Perempuan itu hanya bisa menunduk tanpa berani menatap pria di depannnya, pria itu meraih dagu sang wanita dan mendekatkan wajah mereka sampai bibir mereka bertaut. Ia mencium wanitanya dengan kasar dan tak beraturan seolah mengungkapkan semua kemarahan dan emosinya lewat ciuman itu. Ia melakukannya dengan liar seolah tidak akan ada waktu lagi bagi mereka dan membuat Regina tersengal kehabisan napas karena tak diberinya kesempatan untuk itu.

“You’re mine. Just mine” katanya tegas setelah mencium Regina begitu kasar barusan sampai membuat rambut istrinya yang semula tersanggul rapi jadi awut-awutan karena dibukanya sanggul itu.

Wanita itu membuka matanya kemudian mengerjap dan balik menatap tajam pria yang berdiri menjulang di depannya. “Apa maksudmu Mas?” desisnya pelan.

“Kamu hanya milikku, meskipun ada orang lain di hatimu. Ralat tidak boleh ada orang lain di hatimu selain aku. Tubuhmu dan hatimu adalah milikku” katanya begitu pisesif.

Regina menatap pria itu dengan kesal. “Apa maksudmu Mas? sudah jelas aku ini istrimu kan”

“Kamu tentu lebih paham dariku Regina dengan apa yang terjadi di kantin tadi siang. Tetapi meski pria itu adalah Nicholas Andito tak akan kubiarkan” desisnya dengan gurat emosi begitu nyata di wajahnya.

Wanita itu menyeringai. ‘Begitu rupanya’ batinnya.

“Ya mau bagaimana lagi, kami sudah begitu lama tidak bertemu. Ah, mungkin sudah enam tahun belalu sejak Kak Nico lulus SMA dan berkuliah di luar negeri. Tentu saja kami saling merindukan dan apa salahnya melepas  rindu”

Pria itu tampaknya semakin tersulut emosinya kemudian tangannya yang semula mengurung Regina berpindah menyentuh bahunya, ralat mencengkram bahu istrinya dengan kasar.

“Kamu, kamu hanya milikku dan gak ada orang lain buatmu meski cuma di anganmu” ucapnya hendak mencium Regina lagi.

Namun aksinya itu tidak berjalan dengan semestinya, sedikit lagi bibir mereka bersentuhan tawa istrinya justru pecah tanpa mau terkontrol sampai ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Bahkan ia sampai mengeluarkan air mata karena tertawa begitu lepas, sementara suaminya bingung melihat tingkah istrinya dan melepaskan cengkramannya di tubuh istrinya.

Cinta itu Nyata : My Boss Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang