Bab 2; Itu ... jantung gue, kan?

781 69 25
                                    

Semenjak Kana menjadi terkenal melalui blog fashionnya, kini dia dapat meluncurkan produk dengan brand miliknya sendiri, yang dinamainya Kans. Dan Baba, entah kenapa ia tidak suka melihat Kana yang sibuk mengurusi brand-nya dan mengabaikan dirinya yang dengan setia memperhatikan setiap gerak-gerik sahabatnya semenjak dua jam yang lalu. Apakah dia sudah pernah mengatakan pada Kana bahwa dia sangat tidak suka diabaikan, sebelumnya? Rasanya Baba sudah sering mengatakan hal itu pada Kana. Lalu, mengapa gadis itu masih saja mengabaikannya. Seumur-umur, baru Kana yang dengan santainya mengabaikan keberadaannya di dunia ini. Siapa pun tahu, Barganyu Dirga adalah makhluk Tuhan yang tidak boleh diabaikan. Pesonanya sangat memukau hingga kepenjuru negeri, meskipun dirinya bukan seorang selebriti atau model, atau bahkan selebgram.

Baba mengerang frustrasi melihat Kana yang masih saja melewatinya begitu saja dan memberikan instruksi kepada karyawannya yang tidak dipahami Baba.

"Kan! Lo bisa liat gue disini, nggak?" cukup sudah! Baba sudah tidak tahan diabaikan lagi.

"Ba, gue lagi sibuk sekarang buat ngeladenin tingkah lo yang absurd, itu."

Baba menganga tidak percaya melihat Kana yang berbicara padanya tanpa melihat ke arahnya.

"Kana! Lo liat gue nggak, sih?"

Kana memutar tubuhnya menghadap Baba yang kini sedang mencak-mencak seperti anak kecil. Hidungnya yang mancung kembang kempis menahan kesal. Khas Baba, dan selalu begitu.

"Ba, gue lagi sibuk nyiapin brand gue buat ikut acara jakarta fashion week. Please, jangan ganggu gue sekarang."

"Na, gue lagi liburan disini, dan gue cuma sebulan disini. Emang lo nggak mau nemenin gue keliling Jakarta buat liburan?"

"Ba, lo bisa ngajak jalan gebetan lo buat keliling Jakarta. Kenapa harus gue, sih?" Kana berjalan ke pantry untuk mengambil minuman dingin. Dia butuh itu sekarang, untuk mendinginkan kepalanya yang panas karena menghadapi tingkah Baba yang sebelas duabelas dengan bocah berusia lima tahun.

"Dan masalahnya gue nggak punya gebetan, Na!" Baba mengerang kesal pada Kana.

"Ya, lo cari lah! Bukannya malah ngebuntutin gue mulu kayak gue emak lo, aja. Ini Jakarta, Ba, lo mau punya cewek yang modelnya kayak gimana, ada!"

"Lo kira nyari cewek buat dijadiin gebetan segampang ngebalikin telapak tangan?"

"Iya."

"Na!" Baba berteriak kesal lagi pada Kana.

Kana tertawa melihat tingkah Baba. Dan entah setan dari mana datangnya, Kana refleks memeluk Baba karena gemas melihat tingkahnya. Menggoyangkan tubuh mereka ke kiri dan ke kanan. Tanpa ia sadari, ada detak jantung yang memompa sangat kencang seolah meminta keluar dari tempatnya.

Jantung gue!

"Oke, gue bakal nemenin lo jalan-jalan selama yang lo mau. Tapi nanti, setelah gue nyelesein acara Jakarta Fashion Week. How?" Kana melepaskan pelukan mereka sambil tersenyum, memperlihatkan gigi gingsulnya yang membuat senyumnya terlihat semakin manis.

"Oke, deal"
"Tapi lo nggak boleh gangguin gue selama seminggu ini. Ntar, setelah acaranya sukses, gue bakalan ngehubungin lo. Awas kalo lo ganggu gue lagi." Kana mengacungkan tinjunya pada Baba.

"Berarti seminggu ini gue liburan sendirian, dong?"

"Terserah elo. Lo mau jalan-jalan nyari cewek juga boleh." Kana mengedikkan bahunya.

"Udah sana pulang! Jangan ganggu gue!" Kana mendorong Baba keluar dari kantornya, lalu menutup pintu ruangannya.

Baba berjalan pelan meninggalkan kantor Kana sambil menyentuh dadanya.

Tadi itu, jantung gue, kan?

Jomblo PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang