Bab 5; Times Never Wait

585 56 0
                                    

Baru kemarin Kana dikejutkan dengan ajakan menikah dari Baba, dan sekarang mamanya juga ikut-ikutan menyuruhnya untuk segera menikah. Yah, meskipun mamanya tidak menyinggung nama Baba sama sekali, hanya kuliah pagi dari orang tua yang mengkhawatirkan satu-satunya anak gadis mereka agar tidak jadi perawan tua, mengingat sekarang Kana telah memasuki usia 28 tahun. Dan delapan bulan lagi usia Kinan akan menjadi 29 tahun. Yah, ternyata waktu sangat cepat berjalan. Rasanya, baru saja bulan lalu Kana melepas seragam SMAnya digantikan dengan jas almamater universitas.

"Nah, Na, mama tuh, nggak mau kalau kamu nanti jadi perawan tua. Kan malu, cantik gini kok perawan tua."

"Ma...,"

"Ya, mama ngerti sih, kamu pasti butuh waktu untuk menyembuhkan patah hati kamu dari gagal menikah dua kali-"bahkan mamanya tidak merasa bersalah atau sedih sama sekali saat mengatakan anak gadisnya gagal nikah dua kali-"tapi Na, hidup itu harus terus berlanjut. Waktu bahkan nggak akan mau menunggu kamu barang sedetik pun. Jadi, jangan kelamaan patah hati, lah. Banyak hal yang lebih indah dari sekedar merenungi nasib."

Kana hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda ia mendengarkan semua perkataan mamanya tanpa mau repot-repot untuk memahaminya. Yah, Kana harus rela pagi ini sarapannya diawali dengan ceramah dua sks dari mamanya. Mentang-mentang mamanya dosen, anak sendiri juga dikuliahi habis-habisan.

Mamanya memberikam segelas teh tawar pada Kana.

"Ma, ini gulanya berapa sendok? Nggak berasa nih,"

"Itu teh tawar, sengaja nggak mama kasih gula, nanti kebanyakan gula bisa diabet."

"Ma, minum teh itu harus pake gula. Biar manis, cukup hati aku aja yang hambar."

"Memangnya kalau patah hati itu rasanya hambar, ya Na?"

Ampun deh, Ma!

Kana menepuk dahinya dan sekali teguk, teh tawar tersebut tandas di minumnya.

"Pokoknya, mama nggak mau tahu ya, Na. Deadline kamu cari calon suami sendiri itu sampe penghujung usia 28. Lewat dari itu, mau nggak mau kamu harus nikah sama pilihan mama."

Adalah kalimat penutup dari sarapan Kana sekaligus penutup segala moodnya hari ini.

Jomblo PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang