BGG - 15. Mencuri Kontak

2.5K 138 6
                                    

Selamat membaca:)

"Tadi itu pacar lo, ya?"

Adara yang tengah berbaring berbantal paha Zaniq, sedang menonton tv bersama terbahak kencang, "Pacar? Ya bukan lah."

"Syukur deh, nggak usah punya pacar ya? Ntar gue dicuekin." kata Zaniq yang sedang memakan kwaci.

"Maksud lo, gue jomblo sampai mati?"

"Ya, kalo bisa."

"Dengkulmu."
"Gue tuh pengen punya anak kembar tau. Cewek cowok, lucu aja gitu."

"Nggak usah. Gue aja yang nikah, ntar gue bikin anak yang banyak. Terus lo yang ngurus."

Adara mendelik lalu bangun dan memukul lengan Zaniq keras, "Lo jadiin gue pembantu?!"

Zaniq meringis mengusap lengannya lalu tertawa, ia mencubit pipi adiknya kencang, "Becanda,"
"Itu pelipis lo ulah cowok tadi?"

Adara mengangguk. "Harusnya lo tuh marah-marah sama dia pukulin kek gara-gara udah buat adeknya pingsan, kaya novel-novel yang gue baca. Bukan malah cengar-cengir kaya tadi. Nggak asik lo ah."

Zaniq menyentil kening adiknya keras, "Kan lo masih hidup. Lagian dia bawain kwaci buat gue, artinya dia baik sama gue. Besok-besok kalo nganterin lo lagi suruh bawa martabak ya. Martabak depan komplek yang isinya banyak sampe tumpeh-tumpeh."

Adara memutar bola mata malas, Zaniq benar-benar pemakan segala. Tapi anehnya, badannya segitu saja. Lemak pun tidak terlihat.

Adara kembali mengingat ketika Gilby mengantarnya ke rumah.

"Lo mau ngapain?" tanya Adara karena melihat Gilby melepas seatbelt nya hendak keluar dari mobil.

"Nganterin lo."

"Lo udah nganterin gue. Udah sini aja, nggak usah ikut turun."

"Brisik." Gilby tak mengindahkan ucapan Adara.

Ia keluar lalu mengetuk pintu rumah Adara. Sedangkan Adara berdoa dalam hati semoga yang membuka pintu bukan Bunda nya. Karena akan panjang urusannya.

Dan do'a Adara terkabul. Di sana berdiri Zaniq memakai celana pendek berwarna coklat dan kaos pendek warna putih bertuliskan 'Supreme'.

Zaniq mengerutkan dahi melihat orang asing di depannya. Ia menatap Gilby datar lalu pandangannya beralih menatap gadis di sampingnya yang masih memakai pakaian Olahraga.

"Dedek? Kok udah pulang? Lo bolos?"

"Enak aja. Lo nggak liat?" Adara menunjuk pelipisnya. "Nih benjol."

"Kena bola ya? Mampus. Makanya jangan pecicilan."

Adara mendelik tidak terima. Enak saja dibilang pecicilan.

"Lo--"

"Sorry, gue nggak sengaja bikin adek lo pingsan." ucap Gilby memotong ucapan Zaniq.

"Lo pacarnya dedek?" tanyanya tidak nyambung.

Adara sudah siap melontarkan protes pada kakaknya karena berbicara sembarangan.
Namun ia kembali menelannya karena Gilby sudah lebih dulu menjawab.

"Bukan."

Zaniq lantas tersenyum lebar, "Oh. Nggak papa, yang penting dedek masih hidup."

Adara mendelik pada Zaniq.

Gilby tergelak lalu mengangguk. Ia lalu menatap Adara. "Kwaci di tas lo buat kakak lo aja kalo lo nggak suka."

Bubble Gum GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang