Selamat membaca:)
"Itu Abang lo?"
Pertanyaan kesekian yang Gladys tanyakan pada Adara sejak Gladys membukakan pintu dan menemukan Zaniq bersama dengannya.
Adara mengangguk dengan raut kesal. Adara sudah berada di rumah Gladys sejak 15 menit yang lalu. Bahkan minuman berisi sirup jeruk milik Adara sudah tandas, tetapi ia sama sekali belum menceritakan maksud tujuannya ke sini karena sedari tadi Gladys terus saja mempertanyakan Zaniq yang kini duduk bersebrangan dengannya di ruang tamu rumah Gladys. Sedangkan Gladys duduk di samping Adara.
"Lo tau? Lo udah nanya itu sebanyak 7 kali Glad?"
"Iya, itu Abang gue. Abang gue satu-satunya. Masih mau tanya lagi?" Adara benar-benar kesal sekarang.Gladys menyengir lebar lalu menunduk malu ketika menangkap Zaniq menatapnya.
Adara sendiri heran, Zaniq sedari tadi diam saja hanya mengangguk dan tersenyum tipis ketika Gladys menyapanya. Jika ditanya pun hanya menjawab seperlunya. Berbeda 180 derajat jika ia sedang berada di rumah terutama bersamanya.
Adara memandang keduanya jijik.
"Kok lo nggak pernah cerita sih punya kakak seganteng itu?" ucap Gladys pelan takut yang sedang dibicarakan mendengarnya.
"APA?! BANG JANIQ GANTENG?" teriak Adara keras dengan sengaja.
Adara taiiiii! batin Gladys.
Melihat pipi Gladys yang merah padam karena malu ingin sekali dirinya tertawa kencang. Namun ia berhasil menahannya, karena teringat akan tujuannya.
"Glad?"
"Apa?!" ketus Gladys.
Sepertinya Gladys bete pada Adara.
Adara terkikik geli. Entahlah, melihat orang di sekitarnya marah atau kesal karena ulahnya menjadi hiburan tersendiri untuknya.Adara mengambil sesuatu dari tasnya lalu memberikannya pada Gladys.
"Lho? Ngapain dikasih ke gue?" tanya Gladys bingung.
"Kan lo yang ngasih."
"Ya tapi kan itu buat lo Dar, gue udah ada sendiri. Gue juga di undang."
Adara memutar bola mata malas.
Nggak bang Janiq nggak Gladys, sama-sama lemot. Lelah dedek.
"Gue nggak kenal dugong!"
Gladys tertawa kecil, "I'm sorry babe. Gue lupa bilang sama lo. Itu sepupu gue. Gue minta dia ngundang lo biar gue bisa dateng sama lo. Kan tengsin kalo gue dateng sendiri. Kaya jomblo banget."
"Lah gebetan lo?"
"Tau deh ah. Nggak ada arah tujuannya. Lo mau ya?"
Gladys menunjukkan puppy eyesnya pada Adara berharap ia luluh.
"Kapan emang?"
Gladys berdecak, "Baca kek. Kan punya mata."
Adara membaca suratnya kembali.
"Malem sabtu?! Malem ini dong?!" Adara sontak berteriak.
"Ya biasa aja dugong! Pengang nih kuping gue." Gladys meringis mengusap-usap kuping kanannya.
"Yang bener aja lo?! Dadakan banget. Tau sendiri gue nggak punya rok. Baju gue celana semua. Ya kecuali rok sekolah. Ogah ah ogah. Dateng sendiri aja sono. Kenal juga enggak, terus gue kesana pake tangan kosong? Yang bener aja. O G A H!"
"Ayolah plis plis plis. Lo kan sahabat gue. Ya ya ya? Masalah baju sama kado gue deh yang tanggung. Pokoknya lo cuma tinggal berangkat aja. Ntar gue jemput." Gladys menggabungkan kedua tangannya memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Girl
Novela JuvenilCewek yang sering dipanggil 'jomblo dari orok' juga usil karena hobi sekali meletakkan bekas permen karet di kursi teman sekelasnya bertemu dengan cowok introvert minim ekspresi yang begitu mendekati sempurna. Iya, mendekati karena nyatanya ia tidak...