BGG - 8. 35 sentimeter

2.6K 157 0
                                    

Selamat membaca:)

  Seperti biasa, Adara berjalan sendirian menuju kelasnya. Tentu saja karena Gladys beda jurusan mereka terpisah sejak di parkiran.

Adara bersenandung pelan sembari mengunyah permen karet dan meniupnya membentuk gelembung. Tiada hari tanpa permen karet. Itu visi hidup seorang Adara. Aneh memang, tapi begitulah kenyataannya.

"Pagi jomblo!" ucap Fandi ketika melewati Adara sembari menarik rambut Adara.

Adara memutar bola mata malas tak peduli. Memang kenapa kalau dirinya jomblo? Melanggar undang-undang?

Tak lama ia sampai di kelasnya yang sudah ramai berisi teman-temannya.

"Kok udah pada dateng? Kan masih pagi." tanya Adara ketika telah sampai di depan kelas.

Seluruh isi kelas menatap Adara sengit, "Males jadi korban."

"Rok gue baru dicuci."

"Celana gue baru wudhu."

Adara tertawa kencang mendengar satu persatu ucapan yang terlontar, mereka lucu sekali.

Ia lalu berlenggang menuju bangkunya dimana sudah terdapat Hana yang tengah menelungkupkan kepala.

Pagi-pagi udah tidur aja.

Adara menggebrak meja, "Gempa gempa!"

"Berisik nyet," ucap Hana pelan tanpa mengangkat kepalanya.

Adara berdecak, Hana tidak asyik.

"Burung dara!"

Adara mendongak melihat Jeremy, laki-laki berbadan gentong di kelasnya. Adara sendiri heran, ketika ia membaca daftar nama teman kelasnya ia kira laki-laki bernama Jeremy pasti mempunyai badan atletis seperti atlet gym dan wajah yang rupawan. Tapi ternyata.

"Apaan?"

"Ada yang nyari lo,"

Adara mengernyitkan dahi, "Siapa?"

"Kakak kelas, anak IPS."

"Cewek?"

"Cowok,"
"Kebanyakan bacot lo, tinggal temuin aja susah amat."

Mendengar kata 'cowok' sontak seluruh teman kelasnya menatap Adara. Terlebih lagi Fandi, saat ini ia tengah bersiul menggoda Adara.

"Ya biasa aja dong dugong!" balas Adara pada Jeremy.

Lalu ia menatap Fandi, "Ngapain lo?!" ketusnya.

"Nyiulin burung dara." jawabnya enteng.

Adara melengos tidak peduli, lalu beranjak menemui laki-laki yang dibilang Jeremy.

Seorang laki-laki tengah bersandar pada salah satu pilar di dekat kelasnya. Ia berdiri membelakangi Adara.

Adara berdehem, yang sontak membuat laki-laki itu membalikkan badan.

"Adara ya?"

Adara mengangguk ragu.

Siapa nih?

"Gue Raka,"

"Nggak nanya."

Raka tergelak, nantang juga nih cewek. batinnya berbicara.

"Ada urusan apa?" tanya Adara to the point.

"Gue cuma mau nyampein pesan Gilby ke lo."

"Oh! Lo temennya Gilby anak pemilik sekolah yang songong itu?" cerocos Adara.

Bubble Gum GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang