BAGIAN 18: Found someone else

158 10 6
                                    

Aku rasa, aku sudah menemukan
pelabuhan selain dirimu. Tenang, aku tidak akan melupakan kisah kita yang pernah terjalin itu, entah betapa kelamnya kisah tersebut.




Aku mendegus kesal. Ini sudah jam 10 dan dia masih ingin mengajakku pergi.

"Ke mana sih emang? Udah malem ini," gerutuku sambil menatapnya sebal.

"Ututut gemes deh jadinya kalo marah-marah gini," ujar Alex sambil mencubit pipi kiriku dengan tangan kanannya.

"Nanti juga tau," sambungnya.

10 menit berlalu dan kami tiba di sebuah bukit. Aku segera turun dari mobil.

"It's beautiful," ujarku. Aku tidak tahu di Edinburgh ada tempat seperti ini. Melihat kerlap-kerlip lampu kota dari atas sini.

"Sini naik," ujar Alex sambil menepuk atap mobil.

"Aku bantuin," sambungnya karena melihat wajahku penuh tanya bagaimana cara naiknya.

Aku sudah berhasil duduk dengan nyaman di atas atap mobil sambil memakan snack yang dibawa Alex.

"Kok kamu bisa tau tempat kaya gini?"

"Dari temen."

Kami mulai terlarut dalam pikiran masing-masing.

"Ashley," panggil Alex sambil menoleh ke arahku.

"Ya?" aku mengalihkan pandang dari pemandangan kota ke arahnya.

"Kalau misalnya aku suka kamu gimana?" tanyanya tiba-tiba.

"Ya, ya gak gimana-gimana," jawabku bingung.

"Kalau misalnya aku minta kamu jadi pacar aku, gimana?" tanyanya kembali yang membuat jantungku bekerja diluar kendali.

"Eh? Ma-maksudnya?"

"Will you be mine, Ashley Addison?" tanyanya sambil menatapku. Addison.

Aku benar-benar bingung. Aku masih sedikit ragu dengan perasaan seperti apa kepada Alex. Aku merasa nyaman dengannya.

"Ashley?"

"Yes, yes i will be yours," jawabku pada akhirnya sambil tersenyum manis. Aku berharap, ini langkah yang tepat saat aku menjawab 'ya'. Bukankah, ini juga awal yang baik untuk aku benar-benar membuka lembaran baru? Aku sudah membunuh perasaanku terhadap Darren. Dan sama seperti Ava, Ava adalah masa depan Darren dan bagiku Alex adalah masa depanku. Jika aku juga merupakan masa lalu Darren sama halnya denganku, dia pun begitu.

"I promise, aku bakal jaga kamu dan i'll make you happy with the whole of my life," ucap Alex tulus sambil mencium kedua tanganku. Setelah itu, dia menempelkan bibirnya ke bibirku dan sedikit melumatnya.

"Berarti aku udah gak single dong ya terus status kita udah gak teman dong?" aish, dia menggodaku. Pipi please jangan memerah dengan sendirinya.

"Gak usah goda aku deh, Lex," ujarku dan sial sial sial. Pipiku memerah.

"Ih ih merah tuh pipi," godanya kembali.

"Mana? Mana? Engga tuh engga," belaku sambil mengalihkan pandangan dari wajah tampannya yang terlihat sungguh ceria hari ini.

"Yah tambah merah tuh."

"Kaya badut sekarang merah," lanjutnya dan tertawa kencang. Membuat orang sebal saja.

"Badut mah hidung yang merah Alex," ujarku sambil menarik hidungnya dan tertawa.

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang