BAGIAN 25: Don't go

128 9 10
                                    

Aku lebih memilihmu yang kembali memorakporandakan perasaan ini daripada kamu pergi, meninggalkan aku begitu jauh



"Berhenti berkhayal. Apakah kau tidak lelah berharap?" tanyaku sambil bersedekap.

Dia menggeleng.

"Bukankah aku sudah mengatakan, meski aku lelah aku tidak akan berhenti."

"Aku masih tidak mengerti dengan diri mu. Kau datang 8 tahun yang lalu dan menjadikan aku kekasihmu lalu pergi selama 5 tahun dan kembali menjadi calon kakak iparku. Kau bahkan berubah menjadi begitu dingin dan seakan mengatakan bahwa aku memang tidak pantas berharap kembali untuk menjadi milikmu."

Aku menggeleng-gelengkan kepala pelan.

"Aku sungguh tidak mengerti diri mu. Dan sekarang kau kembali untuk membawaku kembali ke dalam kehidupanmu," aku menghela nafas lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela.

"Tidak—tidak bisakah kau benar-benar pergi dari kehidupanku? Aku bahagia dengan Alex dan jangan mencoba menghancurkan itu Darren," aku menatap tepat di manik hazelnya.

"Aku mohon."

Dia tersenyum.

"Aku akan kembali ke New York. Flightku jam 3 sore nanti, aku hanya ingin bertemu dengan mu untuk terakhir kalinya."

Dia menarik kedua tanganku.

"Aku hanya ingin kau tahu. Aku benar-benar mencintaimu dan aku akan berusaha melepaskanmu seperti kamu melepaskanku," ujarnya lembut.

"Aku juga berharap semoga kau selalu bahagia dengannya. Aku pergi Ashley," dia tersenyum sungguh manis—bahkan, aku tidak pernah melihat dia tersenyum begitu indah seperti itu—senyuman yang mampu membuat berbagai gejolak di dalam hatiku menjadi tenang seketika dan mampu menghipnosisku, dia bangkit dari kursi dan melangkahkan kaki jenjangnya menjauh dariku.

Apa dia benar-benar pergi?

Kenapa aku merasa tidak rela?

***

Bulan masih lama untuk menampakkan diri di angkasa, ini masih pukul 2 siang. Aku memutuskan mengunjungi Alex di tempat pertemuannya dengan client—West Corp.

"Alex, aku udah di lobi, kamu di mana?"

"Eh? Serius kamu ternyata. Ke lantai 20 aja tunggu di ruang tunggunya."

"Oke, masih lama gak?"

"15 menit lagi lah kira-kita tinggal tanda tangan aja."

"Jangan diperpanjang ya pertemuannya nanti aku lumutan," aku melangkah menuju lift.

"Yes babe."

"Aku matiin dulu ya."

"Oke."

Aku memasukkan iphone ke dalam tas dan menekan angka 20.

Ting

"Miss, di mana letak ruang tunggu?"

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang