BAGIAN 5: Sisa dari kenangan kita

202 10 2
                                    

Aku terlalu tenggelam dalam kisah kita, sehingga aku tak sadar bahwa kisah kita sekarang, hanyalah sebuah masa lalu.




Darren ke mana. Kenapa sepi sekali di sini. Ya, benar. Aku sudah berada di penthouse Darren. Seharusnya, aku yang tinggal di sini bersamanya bukan kakak menyebalkanku itu.

"Kau,"

"Hai, Darren. Da—hmm Tuan Addison menyuruhku membantu kalian di sini," ujarku dengan senyum manis.

"Oh," balasnya dingin sembari berjalan menuju pantry.

"Kenapa kau bekerja menjadi maid, padahal kau bekerja sebagai sekretaris?"tanyanya.

"Eh? Menambah pendapatan," jawabku asal sambil berjalan ke arahnya.

"Emm, kamarku di sebelah mana?" tanyaku hati-hati.

"Di sebelah sana," balasnya sambil menunjukkan kamarku dengan tangannya.

"Terima kasih," kataku sambil berjalan menuju kamar.

Aku memasuki kamarku. Ck, bagaimana dia bisa menggolongkan kamar ini untuk maid, ini terlalu besar bahkan kamarku dulu di rumah dad tidak sebesar ini. Aku langsung menata baju-bajuku. Setelah 15 menit aku membereskannya, aku bersiap untuk bekerja. It seems like 24/7 I'm gonna spend it with Darren, Doesn't it?

***

AUTHOR'S POV

Ashley masih setia berkutat dengan macbooknya. Dalam kurun waktu 1 minggu lagi akan diadakan tender dengan perusahaan terkenal. Saat ia mengalihkan pandangannya dari macbook ke sebuah bingkai foto. Bingkai foto yang terdapat kenangan dari sepasang manusia yang sedang tersenyum di pantai ditemani oleh semburat jingga. Bingkai foto itu membuat ingatan Ashley kembali menjelajahi masa-masa saat keindahan menghampirinya.

FLASHBACK

"Darren kamu mau ngapain kalo udah lulus dari kuliah kamu?" tanya Ashley remaja.

"Mau kerja dong. Aku mau kerja keras supaya punya banyak uang buat ngebahagiaan kamu nanti," ujar Darren sambil menikmati suasan di pinggir pantai.

Pipi Ashley merona, ia merasa banyak sekali kupu-kupu berterbangan di perutnya.

"Kamu mau kuliah jurusan apa?" tanya Darren sambil menyelipkan rambut Ashley ke belakang telinga.

"Aku mau ambil jurusan hubungan internasional kayanya atau enggak management," balas Ashley sambil menatap kedua bola mata Hazel di sampingnya.

Mereka kembali terbuai dengan keindahan semburat senja yang menghiasi langit.

"Darren kita foto yuk, mumpung langitnya lagi bagus," ajak Ashley sambil mengeluarkan kamera mirrolessnya.

"Aku yang pegang aja," usul Darren sambil mengambil kamera dari tangan mungil Ashley.

"Satu..Dua..Tiga.."

Jprett

"Kok bisa senyum kita mirip gitu sih. Katanya kalau mirip gitu artinya kita jodoh" kata Darren sambil melihat hasil selfie mereka tadi.

"Gombal. Eh tapi kok iya ya, mirip. Wah, muka aku manis banget di situ," puji Ashley.

"Geer," balas Darren sambil memutar bola matanya.

"Ih. Aku juga canda doang kali, Darren," gerutu Alshey sambil mengembungkan pipinya.

"Hahaha. Kamu lucu banget sih. Aku boong, muka kamu emang manis kok,"

EccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang