Siska menatap heran Nayla yang tengah memakaikan baju Mufia usai memandikan putrinya.
"Rujuk? Kok bisa?"
"Ada deh alasannya."
"Yasudah. Apa pun alasannya, aku senang kok dengar kabar ini," Siska mengulum senyum. Gadis itu tentu saja merasa bahagia ketika tahu ipar dan kakaknya sudah rujuk.
Siska memperhatikan Nayla. "Tapi serius nih, aku masih penasaran alasan kalian ribut loh."
"Itu juga rahasia," Nayla menarik bibir.
"Iya deh iya," Siska memilih untuk mengalah. "Yang penting semuanya baik-baik saja sekarang. Ya sudah yuk kita ke bawah. Tadi pas Cecilia membereskan kamar aku, dia bilang Ummi lagi nonton TV di ruang utama."
"Oh okay ... ayo, Sis."
***Dua minggu kemudian.
Iqbal memainkan rambut Nayla dan sesekali menciuminya. Nayla yang tengah tertidur pun sedikit menggeliatkan tubuhnya. Iqbal tersenyum menahan geli saat kepala Sang istri yang berada di atas dadanya, bergerak. Tangan Iqbal yang bebas, ia gunakan untuk mengelus-elus punggung Nayla.
Perbuatannya itu rupanya malah membangunkan Nayla. Sang istri mengerjapkan mata berkali-kali dan merubah posisi baringan menjadi menyampinginya. Iqbal mencondongkan wajah untuk memberikan ciuman ringan di kedua pipi Nayla.
"Kok bangun?"
Dengan suara serak, Nayla menjawab, "Tangan kamu yang gak bisa diam itu yang bikin aku ke bangun."
Iqbal tersenyum jahil."Loh kenapa?"
"Gak tahu," Nayla menutup mulutnya dengan telapak tangan kala ia menguap. "Agak keusik saja sih."
Iqbal menyibak selimut yang menutupi tubuh mereka. Kemudian laki-laki itu menaikkan sedikit baju tidur istrinya lalu mengusapi perut Nayla. Matanya terkunci pada manik Sang istri. "Kali ini ngidamnya gak aneh-aneh ya? Gak kaya waktu hamil Mufia. Jangan-jangan anaknya laki-laki? Mangkanya gak manja."
Nayla menggeleng lemah. "Gak tahu."
Iqbal bangkit dari tidurannya dan duduk di ranjang. Laki-laki itu pun menundukkan wajahnya ke arah perut Nayla. Iqbal memberikan banyak kecupan di sana. Nayla yang tidak siap, memegang lengan Iqbal.
"Mas..." lirihnya. Iqbal mendongak dan mengerutkan dahi.
"Ada apa, sayang?"
"Geli."
Iqbal menyemburkan tawa. Nayla segera membekap mulut Sang suami yang mengharuskan dirinya duduk.
"Sssttt... Mufia lagi bobo."
Iqbal memegang tangan Nayla yang menutup mulutnya. Kemudian menciumi punggung tangannya.
"Maaf," ucapnya pelan.
Lalu tiba-tiba saja Iqbal menggelitik Nayla sampai keduanya sama-sama terjatuh di ke ranjang. Nayla pun tertawa tertahan sampai napasnya tersengal-sengal.
"Mas... berhenti. Geli tahu!"
Nayla berusaha keras untuk menghentikan kejahilan Iqbal. Nayla meliuk-liukkan tubuhnya tidak berdaya di bawah kukungan Iqbal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Till Jannah
SpiritualPertemuan mereka kerap di warnai perdebatan. Iqbal Alfakhri merupakan seseorang yang menjadikan sains sebagai pedoman hidupnya. Sedangkan Nayla Kinanti merupakan muslimah ta'at yang hidup berlandaskan dalil. Ketika takdir mempersatukan mereka dalam...