"I-itu ga m-mungkin k-kan?"
Mata Jieun membulat sempurna saat melihat berita yang disodorkan oleh Lisa, sebuah kiriman foto dari nomor yang tak di kenal.
Foto Jimin dan Jieun duduk di sebuah taman sambil berciuman.
"Gw mau nanya, itu lu gak beneran kissing sama Jimin kan?" tanya Yeri empat mata sama Jieun.
"Lo gila kali gw kissing sama Jimin, iya itu emang gw sama Jimin, tapi kejadian yang sebenernya tuh ga kayak gitu" jelas Jieun sambil memutar bola matanya.
"Terus itu lu ngapain?" tanya Eunha sambil menyereput jusnya.
"Itu tuh dia lg ngambil kotoran yang ada di rambut gw, ya ampun, kalo berita palsu itu udh nyebar ke satu sekolah gmn nasib gw" ucap Jieun sambil mengacak rambutnya.
"Coba deh lu klarifikasiin masalah ini lewat radio sekolah, siapa tau mereka semua ga bakal nuduh lu yang aneh-aneh lagi" saran Eunha sambil mengelus pundak Jieun.
"Beneran?" tanya Jieun sambil menegakkan tubuhnya.
"Bener tuh saran Eunha, lebih baik lo mencoba dulu, biarin aja sama hasilnya, yang penting itu usaha lo" jawab Irene dengan bijak.
Yeri dan Lisa mengangguk tanda setuju.
"Oke, gw bakal nyoba buat klarifikasiin ini, tapi sebelumnya gw harus nemuin Kak Jimin dulu bar--" omongan Jieun terpotong karena tiba tiba ada sekumpulan cewek yang tiba tiba dateng sambil nge geprak meja Jieun dkk.
"Dasar PELACUR" salah satu dari cewek itu yang kelihatannya memimpin tb tb datang membawa gelas berisikan air kotor dan ngatain Jieun.
Cewek itu tiba tiba nampar Jieun dengan keras sampai org org yg ad di kantin yang tadinya sangat ramai, langsung sunyi senyap.
"Ini balasan buat lo karena udah ngedeketin Jimin" bentak cewek itu yang mengundang tatapan kebencian dari teman teman Jieun.
Jieun? Ia membeku di tempat karena serangan ini datang secara tiba tiba.
"Dan ini balasan buat lo yang berani cium Jimin di tempat umum" gelas yang berisi air kotor itu, berhasil menyembur muka Jieun dan membuat kotor seragam sekolahnya.
"Haha, p-e-l-a-c-u-r" teman-teman cewek tadi mengeja satu per satu kata.
"PELACUR, hahaha" kata cewek itu menekankan kata pelacur.
"Kalian semua dengerin gw" perintah cewek itu sambil menepuk tangannya keras-keras
"Kalo kalian berani nyari masalah sama gw, kalian akan bernasib sama kayak cewek ini, bahkan gw bakal ngelakuin hal yang lebih parah, terutama buat kalian para cewek yang berani ngedeketin Jimin" ucap cewek itu sinis.
"Inget ya, gw ini Seulgi, yang bisa melakukan segala cara buat lo yang berani cari masalah sama gw, ga ada yang boleh berani sama gw, karena kalian akan mendapatkan sesuatu dr gw yang setimpal juga" ucap Seulgi sinis.
"Udah cukup guys permainan hari ini, kita balik aja yuk" Seulgi dan teman temannya yang lain pergi entah ke mana.
"Eun--" Yeri berusaha buat nenangin Jieun akan kejadian tadi.
"Biarin gw sendiri dulu" Jieun berlari keluar dari kantin sejauh mungkin.
Entah pikiran apa yang di rasuki Jieun, ia sekarang sudah berada rooftop sekolah, karena tempat inilah yang menciptakan ketenangan.
-still waiting-
"Kalo kamu lagi kesel atau marah sama seseorang, jangan di pendem, lebih baik keluarin aja" ucap pria yang berumur 11 tahun itu sambil mengelus pundak teman perempuan yang ada di sampingnya.
"Keluarin gimana? Emang kamu ga nangis apa kalo kamu digituin, lagian lebih baik aku nangis dr pada aku maksa kamu buat ga pergi" anak perempuan ini terus menangis dari tadi.
"Ngga mungkin lah aku nangis, aku kan cowok, cowok itu harus kuat, bakal ada saatnya kok cowok itu diperbolehkan buat menangis" cowok itu tersenyum.
"Kapan?" tanya perempuan itu.
"Saat dia ga bisa buat orang yang dia sayang bahagia" pria itu lalu menatap ke arah langit.
"Kamu liet matahari di atas sana, dia ga pernah berkata lelah buat menerangi seluruh dunia ini demi kebahagian yang tercipta di dalamnya, dan ia terpaksa pergi meninggalkan, untuk menukar posisinya kepada bulan, walaupun ia tau, sinarnya lah yang paling sempurna" pria itu menghela nafasnya secara perlahan.
"Sama kayak aku, aku bakal terus bahagiain kamu sampai aku pergi meninggalkan, dan sesorang yang lain lah yang nanti akan menggantikan posisiku, walaupun kamu tau hanya akulah seorang yang bisa bahagiain kamu" pria itu tersenyum manis sambil membelai rambut perempuan yang ada di sebelahnya.
"Tapi satu yang perlu kamu inget, pergi bukan berarti meninggalkan secara keseluruhan dan tak akan pernah kembali lagi, tetapi pergi untuk mencari sesuatu yang lebih berharga dan datang kembali untuk menyempurnakan kebahagiaan yang pernah ada"
"Apaan sih sok puitis banget" perempuan itu pun akhirnya tertawa karena perkataan temannya yang seakan akan sudah berumur 20 tahunan.
"Ga papa, yang penting bisa buat kamu senyum lagi"
"Tapi kamu janji ya, kamu harus wujudin ucapan kamu itu" perempuan itu mengulurkan jari kelingkingnya.
"Iya janji" kata pria itu mencubit hidung perempuan yang ada di hadapannya dan mengaitkan kelingkingnya di jari perempuan itu.
----
"AAAAARGGHHH" teriak Jieun mengeluarkan semua kekesalannya.
"Lo bohong sama gw, lo ga pernah dateng lagi dengan membawa kebahagiaan itu, lo malah pergi tanpa jejak" Jieun berteriak sekuat kuatnya menumpahkan amarah yang selama ini dia pendam.
"Dan sekarang gw lah yang malah mencari lo, dengan membawa kenangan kenangan yang pernah ada" ucap Jieun secara perlahan dengan lesu, dan tersungkur ke bawah.
"Gw baru ngerti sama ucapan lo, ternyata lo emg pergi ninggalin gw, dan gw akan cari org yang bisa bahagiain gw"
"Itu kan maksud lo, HAH, IYA KAN" Jieun terus menangis sejadi jadinya.
"GW BENCI SAMA LO, GW BENCI SAMA LO" Jieun berteriak ke arah langit, seakan akan langit itulah yang sudah menciptakan kebencian yang ada di dalam diri Jieun.
Jieun perlahan berdiri dan duduk di kursi yang tampak lusuh, ia melamun mengingat kejadian tadi.
Matanya sekarang sembab, ga mungkin dia masuk ke kelas dengan keadaan kyk gitu, bisa bisa malah banyak yang nanya.
Cuman 1 hal yang ga Jieun suka kalo lagi nangis, keramaian.
Bagi Jieun, sedih karena suatu hal itu adalah pribadi yang perlu diabadikan sendiri, karena di balik kesedihan itu sendiri, terdapat kebahagiaan yang luar biasa di dalamnya.
"Cobaan gw dari Tuhan emang banyak banget, dari yang kehilangan dia bertahun-tahun, dan sekarang harus nerima berita HOAX tentang diri gw" Jieun menghela nafas dengan kasar lalu melihat ke arah jam tangannya.
Sekarang udah 30 menit berlalu sejak bel sekolah berbunyi, Jieun pun bertekat buat ngambil tas di dalam kelas dan segera pulang, ia beranjak dari kursinya dan berbalik.
Saat ia berbalik tiba tiba ada seorang pria berdiri di hadapannya dan membawa tas Jieun.
"Lo udah berapa lama di sini? Gw pikir lu udh bunuh diri" jawab pria itu asal.
"Apaan sih ga jelas, ngapain lo ke sini" Jieun yang tadi sudah menenangkan dirinya selama berjam jam kini harus bisa mengontrol dirinya kembali supaya tidak marah.
•
Tbc.
Masa author baper coba bacanya :(
Siapa ya laki laki yg diinget ama Jieun, pkoknya yang diinget sama Jieun tuh punya ciri ciri kayak gini
1. Manusia
2. Laki laki
3. Berbatang ggg. 🌚Jangan lupa buat votement ya, ga kerasa udh 300+ reader 😂 yay
Thank you jg buat para sider, ga papa aku kasih gratisan buat kalian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Still Waiting ;jjk
Novela JuvenilTrue love has a habit of coming back. -💕 ---- Jika kita mencintai seseorang.. Kita harus siap berkorban demi orang kita cintai, demi melihatnya bahagia Kita harus rela mengorbankan segalanya, termasuk perasaan kita sendiri Dan jika kita dipertemuka...