Hari yang sial

2.7K 242 4
                                    


Gadis itu menjerit keras, ia mencoba berontak tapi tangan itu sudah terlanjur merayap di tubuh nya. Jennie bergetar ketakutan, tabi tiba-tiba pria itu justru ambruk di atas tubuh jennie.


Jung yeon menendang hong ki, menjauhkan tubuh pria itu dari jennie. Ia melepaskan bekapan dan ikatan jennie, gadis itu masih bergetar ketakutan. Seketika ia langsung memeluk jung yeon


"Jangan khawatir, semua baik-baik saja" ucap jung yeon menenangkan, gadis itu membawa jennie menjauh dari sana. Sementara jennie masih terkejut dengan yang terjadi barusan, ia hanya terdiam

 


"Selamat pagi ? bagaimana ? kalian sudah lihat papan pengumuman pagi ini ? Teman kita jennie berhasil ,,, oh ? kemana jennie ? ketua kelas ?" tanya guru Kang


"Entahlah ,, tadi aku melihat nya di ruang kesehatan"
"Coba cari dulu" suruh sang guru, ji hyo berdecak kesal
"Ahh tidak, kita perkenalan siswa baru dulu" lalu seorang murid masuk dengan wajah sangar nya, tae hyung terkejut karna dia adalah anak rahasia kepala sekolah

 Sementara jennie masih terkejut dengan yang terjadi barusan, ia hanya terdiam  "Selamat pagi ? bagaimana ? kalian sudah lihat papan pengumuman pagi ini ? Teman kita jennie berhasil ,,, oh ? kemana jennie ? ketua kelas ?" tanya guru Kang"Entahlah ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"

Nama ku jeon jung kook, salam kenal" ucap nya singkat


*********************


"Kau sangat berantakan, kita tidak mungkin belajar dengan kondisi seperti ini" ucap jung yeon memperhatikan pakaian jennie yang lusuh


"Tunggu sebebtar, aku akan mengurusnya"
"Tidak, jangan tinggalkan aku" cegah jennie mencengkram tangan jung yeon erat


Jung yeon memasuki kelas, ia memberikan secarik kertas izin pada guru yang mengajar "Jennie sakit ? Baiklah kau boleh mengantar nya pulang, tolong ya" ucap sang guru


"Jennie sakit apa ?? biar aku melihat nya sebentar" panik tae hyung, jung yeon menahan tangan tae hyung "dia tidak akan senang melihat mu" gadis itu mengambil tas jennie dan pergi


Tae hyung duduk di kursi nya dengan perasaan resah, jung kook memperhatikan mereka semua dengan malas.


"apa tidak berlebihan seperti ini ?" tanya jennie merasa tidak enak karna diantar dengan mobil dr. Lee dengan jung yeon di samping nya


"Jangan cemas, lagipula kenapa kau bisa jatuh sampai separah itu ? baiklah. kita sudah sampai" dr. lee mematikan GPS di ponsel nya, jennie berpamitan pada dr. Lee


"Kenapa kau tidak ikut mobil dr. lee saja ? aku sungguh sudah tidak apa-apa, berkat mu"

"Aku dapat ijin pulang setelah mengantar mu sampai rumah, ayo" ucap jung yeon tidak sedingin yang jennie bayang kan
 

"Jangan fikirkan apapun dan istirahat lah, orang itu akan pingsan selama beberapa jam setelah terkena kejut listrik milik ku tadi" ucap jung yeon terlihat peduli, jennie menggenggam tangan nya penuh rasa terimakasih


"Tidak ada orang dirumah mu ? tidak apa-apa ku tinggal sendiri ?" tanya jung yeon
"Ya, terimakasih. Aku ingin menenangkan diri ku dulu"
"Hubungi aku kalau merasa perlu, aku pergi dulu" jung yeon memberikan nomor ponsel nya lalu pergi begitu saja


Di sekolah jung kook bersiap untuk pulang, namun tae hyung menghampiri nya. Ia mengajak jung kook untuk menjenguk jennie "aku bahkan tidak mengenal nya" jawab jung kook malas


"Ahh benar juga, untuk apa aku mengajak mu ya" gumam tae hyung merasa bodoh "oh kepala sekolah ?" kaget tae hyung, jung kook menatap nya tajam


"Ayo kita jenguk si jennie atau apalah itu" ucap jung kook menarik kerah baju tae hyung keluar, meninggalkan sang ayah tanpa sepatah katapun


Tae hyung hanya diam melihat ekspresi jung kook yang terlihat sedih sedari tadi, ia terus-terusan menatap perban ditangan nya. Oh iya, kenapa dia bisa terluka begitu ya ? pikir tae hyung keheranan


"Hei, rumah nya ke arah sini" ucap tae hyung, jung kook tak mempedulikan nya. Ia berjalan ke arah yang berlawanan


"ya hyung ?" ucap tae hyung pada ponsel nya
"Tae hyung, aku dengar kau sedang dekat dengan seorang gadis di sekolah mu ? Tolong jaga jarak, sebentar lagi kau akan memulai debut mu. Setidaknya fikirkan anggota lain nya" omel manager nya di sebrang telpon


"Tapi kami hanya berteman, aahh iya baiklah aku akan berhati-hati"
"Bagus, katakan itu pada ceo nanti. Kau dimana ? Ke kantor sekarang, debut mu kan seminggu lagi"
"sekarang ? baiklahr" ucap tae hyung berlari ke arah yang berlawanan dengan jung kook


Jung kook menyumbat telinga nya dengan heandset, ia terlihat sangat murung. Sampai sebuah bola mendarat di kepala nya, ia mencari sumber suara yang memanggil nya

 "Kenapa wajah mu kusut sekali ? Ayo lawan aku" ucap nam joon yang sedang bermain basket seorang diri, jung kook mengambil bola tadi dan ikut bermain dengan nyaMereka tampak sangat menikmati permainan, jung kook pun sudah tak semurung awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kenapa wajah mu kusut sekali ? Ayo lawan aku" ucap nam joon yang sedang bermain basket seorang diri, jung kook mengambil bola tadi dan ikut bermain dengan nya


Mereka tampak sangat menikmati permainan, jung kook pun sudah tak semurung awal. Kini ia bisa tersenyum lebar saat berhasil mengalahkan nam joon


"Hyung, seperti nya ponsel mu bunyi" ucap jung kook
"Oh benarkah ?" nam joon berlari kecil menghampiri tas nya, dan mengangkat panggilan dari sang ibu


"Ahh aku tidak tahu, kenapa dia akhir-akhir ini aneh sekali. Apa terjadi sesuatu disekolah baru nya ?" gumam nam joon, jung kook menghampiri nya dan bertanya ada apa


"Adik ku, entahlah seperti ada sesuatu yang sedang ia sembunyikan. Huaahhh perempuan memang rumit" nam joon dan jung kook berjalan pulang bersama, sesampai nya di kedai ibu nya keluar menghampiri


"Kau teman nya jennie ya ?" tanya sang ibu
"Huh ? kau mengenal adik ku ?" tanya nam joon
"Ahh tidak juga, aku baru saja pindah ke sekolah hari ini" jawab jung kook ragu, ia terlanjut bingung dengan situasi saat ini

"Ahh pantas saja seragam nya mirip" ucap sang ibu
"Benar. Aku tidak memperhatikan se detile itu" setuju nam joon


Karna tak ada pilihan lagi, jung kook terpaksa ikut menjenguk jennie yang bahkan belum di kenal nya. Tapi ia cukup heran kenapa jennie bisa disekolah di tempat semewah itu, ia membawa beberapa rantang masuk kedalam rumah nyaman mereka


"Jennie, kau kenapa lagi ?" nam joon menggedor pintu kamar sang adik
"Sudah makan belum ? Keluarlah, ceritakan pada oppa mu. Ini ada teman mu jung kook menjenguk"

"Oppa kau berisik sekali, lagi pula siapa jung kook ? aku tidak me ,,,, ahh kau ?" kaget jennie yang keluar dari toilet


"ya ya ya kenapa lengan mu biru begini ? Kau di bully ?" tanya nam joon marah
"Tidak, aku hanya terpeleset" sangkal nya
"Dimana ?" tanya nam joon mengintrogasi
"Di sekolah"
"Iya dimana nya"
"Pokoknya disekolah, aku juga lupa namanya. Sudahlah, aku mau tidur dulu"
"Tidak, ayo kita makan. Aku sudah bawa beberapa makanan dari kedai"


Mereka ber3 makan dengan tenang, jung kook dan jennie saling mencuri pandang satu sama lain. Nam joon masih terus meng-introgasi jennie habis-habisan


"Jung kook-ah, apa kalian sekelas ?"
"Iya"
"Tidak" jawab jennie secara bersamaan dengan jung kook
"aku benar-benar butuh istirahat" jennie meninggalkan meja makan





TBC

CHANGE MySelf (Story + Pict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang