Hari Pemakaman

1.6K 128 1
                                    

 Jennie menghela nafas nya panjang, pria ini benar-benar keras sepala pikir nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jennie menghela nafas nya panjang, pria ini benar-benar keras sepala pikir nya. "Maaf" ucap jennie singkat lalu pergi, jung kook mengejar nya.


Ia memeluk jennie dari belakang sembari menangis, suara isakan nya terdengar cukup pilu. "Maaf, kumohon jangan tinggalkan aku" sesal jung kook, jennie diam tak bergeming tanpa sadar air matanya ikut terjatuh.
 
 
Kedua nya duduk di bus saling berjauhan, jennie sibuk melihat keluar jendela sedangkan jung kook sibuk memperhatikan jennie. Mata nya terlihat sangat sendu


Jennie mengambil ponsel nya yang bergetar, dari ekspresinya ia terlihat sangat terkejut. Ia berteriak pada supir agar menghentikan bus lalu segera turun, jung kook dengan sigap langsung mengikuti nya.


Jennie berlari menyebrangi jalan dan memasuki sebuah rumah sakit, jung kook bertanya-tanya apa yang sedang terjadi sekarang. Ia kehilangan jejek jennie yang pergi entah kemana


Nam joon terlihat sangat tak berdaya, ia terus memukuli kepalanya. Jennie datang langsung menanyakan keadaan kedua orang tuannya, nam joon hanya bisa menangis.


"OPPA ! KATAKAN PADAKU DIMANA MEREKA ?!" teriak jennie dengan air mata yang tak berhenti mengalir, nam joon membawa jennie ke kamar jenazah.


Jennie membekap mulut nya tak percaya, lantaran kedua orang tuanya telah tiada. Jennie menjerit sejadi-jadi nya, nam joon mencoba untuk menenangkan, namun ia sendiri sudah tidak kuat menahan rasa sedih nya


"Apa yang terjadi oppa ? Kenapa ? kenapa mereka ..." tangis jennie saat namjoon membawa nya ke luar untuk bicara


"Mereka tewas jatuh dari dalam lift, dari lantai 19 hingga dasar" cerita namjoon pilu, jung kook menghampiri kedua nya tak kalah terkejut. Ia terduduk lemas di depan kedua nya


"Tidak, oppa. Aku tidak mau, mereka mana boleh meninggalkan kita begitu saja ? TIDAK BOLEH ! Eomma ,,, appa ,,," rancau nya memhkuli diri sendiri, jennie berlari meninggalkan mereka dan bertemu beberapa petugas polisi


"Maaf kami telah gagal menyelamatkan kedua orang tua mu, hanya ada satu korban selamat dia ada di kamar sebelah nomor 205" ucap sang petugas merasa bersalah, jennie penasaran dan memasuki ruangan yang dimaksud sang polisi


Ia berniat menanyakan kronologis lengkap nya pada korban selamat itu, dan begitu terkejut nya jennie melihat hong ki terbaring di bed nomor 205 dengan sedikit luka di tangan nya

 
"Kita bertemu lagi ya, tidak kusangaka" sapa hong ki tersenyum lebar padanya
"Kau pasti penasarankan aoa yang terjadi ? Jangan salah paham, aku baru tahu kalau mereka orang tua mu saat lift berhenti"


Hong ki mulai menceritakan kejadian saat lift berhenti, kedua ibu jennie berniat menelpon seseorang namun ia melihat layar ponsel ibu nya dengan foto jennie.


Lalu saat polisi bertanya siapa yang ingin diselamatkan terlebih dahulu, hong ki berpura-pura sesak nafas. Karna tidak tega, akhirnya mereka membiarkan hong ki untuk diselamat kan terlebih dahulu.
 

Namun karna lubang keluar terlalu kecil, hong ki tetap berusaha keluar dengan paksa dibantu para petugas. Butuh waktu yang cukup lama untuk mengeluarkan nya, dan sesaat setelah ia keluar lift pun putus dan mereka terjatuh tanpa bisa di selamatkan.


"Maaf ya, padahal kalau saja saat itu ibu mu yang keluar lebih dulu mungkin setidak nya mereka semua selamat. Tapi yahahaha mereka terlalu mudsh untuk di bodohi, akhirnya lift tidak mampu menahan beban terlalu lama dan mereka ya ,,, tidak masalah sih" ucap hong ki berbusik tanpa sedikit pun perasaan bersalah



Air mata jennie jatuh, tangan nya mengepal kuat, mata nya memerah, dan wajah nya terlihat sangat murka. Ia menghampiri hong ki, melampiaskan semua amarah nya.


"BRENGSEK ! MATI KAU ! MATI KAAAUUU !!" teriak jennie memukuli nya, beberapa orang disana menlerai nya. Jennie berlari ke taman di rumah sskit yang sepi, ia berteriak sekeras mungkin.


Rasanya lebih menyakitkan ketimbang saat hong ki memukul nya, bukan seratus namun berjuta-juta kali lebih menyakit kan.


Upacara pemakaman begitu ramai, banyak sekali orang yang datang memberi penghormatan terakhir. Nam joon sibuk menyapa para tamu yang hadir, sementara jennie hanya duduk dengan tatapan mata kosong.


Jung yeon menatap jennie iba, ia menggenggam tangan jennie untuk memberinya kekuatan. Tae hyung dan jung kook ikut menyambut para tamu yang hadir, mereka menatap jennie yang duduk di sebrang nya.


Lisa dan ji soo pun turut hadir, kedua nya tampak begitu sedih. Apalagi jennie terlihat sangat terpukul, ia tidak mau bicara sepatah kata pun.


Sudah beberapa hari sejak hari pemakaman, rumah terasa sangat sepi. Nam joon dan jennie hanya makan berdua, tanpa sedikit pun gairah menyantap nya.


Mereka memutuskan untuk menjual kedai dan hidup mandiri seperti dahulu kala, nam joon pergi bekerja di perusahaan nya. Jennie sibuk dengan sekolah nya


"Jung yeon, aku ingin membalas dendam pada nya. Ajak aku, kumohon" Pinta jennie dengan wajah seriusnya, ia bahkan berlutut di depan jung yeon


"Aku sudah tidak punya apa pun lagi yang takut untuk ku kehilangan nya, aku hanya ingin membunuh nya seribu kali lebih menyakitkan dari rasa sakit yang mereka terima" lanjut nya dengan tatapan mata tajam menusuk


Jung yeon ikut berlutut di depan teman nya itu, ia mebepuk pundak jennie dan berkata "Pulang sekolah, datanglah kerumahku. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang dan menyakit kan, jafi siapkan dirimu"


"Aku sudah tidak tahu lagi arti dari sakit, tidak ada yang kutakuti lagi saat ini" Jennie menatap jung yeon haru, ia mengangguk kan kepala nya dengan mantap. Jung yeon tersenyum simpul


**************************
 

Jennie memasuki ruangan rahasia dirumah jung yeon, ia begitu takjub melihat begitu banyak peralatan olah raga. Dan di pintu sebelah nya ada ruangan yang dipenuhi beberapa layar tv, komputer, dan alat-alat keren lain nya.

CHANGE MySelf (Story + Pict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang