Chapter 22

3.4K 288 73
                                    

Happy Reading!

***

Queen tersenyum miring mendengar umpatan dari mulut wanita di depannya. Saat tangan wanita sialan itu kembali terangkat, ingin menampar wajah cantiknya.

Bugh!

Queen lebih dulu menghantamkan kepalan tangannya pada wajah wanita di depannya. Wanita itu, yang ternyata Amber. Mantan sekretaris suaminya yang dipecat secara tidak hormat dulu. Kini tersungkur dengan lebam pada pipi kanannya.

Meringis, lalu bangkit untuk berdiri.

Limbung, Amber sempoyongan sambil memegang pipinya yang berdenyut nyeri.

Tamparan yang di berikan pada wajah Queen, berbalaskan dengan pukulan yang jauh lebih menyakitkan. Aish, wajah jalangnya jadi semakin jelek sekarang.

"Kau memukulku?!" Teriaknya marah. Namun langkahnya mundur beberapa langkah, menjaga jarak dari Queen yang di anggap-nya gadis iblis.

Queen menyernyit. Mengulum senyum, ia berucap. "Benarkah? Bukankah kau yang lebih dulu menamparku, Amber. Aku hanya melindungi diri dari seranganmu, jalang!"

Amber menggeram. Namun tak berani melawan, terlalu takut jika wajahnya yang akan menjadi korban. "Kau memang sialan, Queen!"

Queen tergelak. "Kau jauh lebih sialan! Jalang! Murahan! Tidak tau diri dan menjijikan!" Balasnya masih dengan gelak tawa.

Tidak ingin kembali menyerang yang justru akan membuatnya terkapar. Amber melirik Lily, "Hey kau-!" Menunjuk Lily dengan jari telunjuknya, Amber kembali berucap. "Ikutlah denganku."

Karena Amber fikir, menjadikan Lily sebagai sekutu, bukanlah hal yang buruk.

Lily menurut. Ia berjalan menghampiri Amber, karena tidak ada lagi orang yang bisa ia mintai bantuan saat ini. Bahkan semua temannya menjauhinya saat rumor ia hamil dan di usir dari rumah menyebar begitu saja.

Bagaimana tidak menyebar. Perut Lily semakin besar, dan ia tidak dapat beralasan saat temannya bertanya.

Mengapa perutmu besar?

Apa kau busung lapar?

Atau kau terkena ilmu hitam, santet misalnya?

Dan Lily, memutuskan untuk jujur. Karena ia berharap salah satu temannya ada yang berbaik hati mau menolongnya. Namun nyatanya tidak. Mereka justru menjadikannya sebagai bahan gosip dan menjauhinya. Menganggap tidak pernah mengenal Lily sebelumnya.

Queen tidak Ambil pusing saat Amber dan Lily pergi meninggalkannya. Lagi pula, ia sudah cukup senang karena bisa membuat mahakarya pada wajah jalang milik Amber.

Kembali memasuki toko buku, Queen melanjutkan kegiatannya. Untuk mencari buku resep memasak dan beberapa komik yang di sukainya.

Ia tidak akan lagi menjadikan Harry sebagai kelinci percobaan. Ia akan menggunakan kedua sahabatnya itu, jika hasilnya sudah memuaskan. Ia baru memberikan masakan buatannya kepada Harry.

Kalian tidak lupa 'kan, dua sahabat setia Queen?

Niall dan Demi.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang