Chapter 28

3K 310 102
                                    

19-07-2018

Mulmed ; Daddy Harry & Alex

*

*

*

Saling menatap dalam diam. Didalam sebuah kamar yang di lingkupi keheningan dalam beberapa menit lalu. Queen kembali menatap suaminya ragu-ragu. Terlalu takut untuk bertanya.

Bukan ia takut pada Harry. Tapi yang Queen takutkan adalah jawaban yang keluar dari balik bibir suaminya.

Harry diam. Karena ia juga takut dengan hal yang akan di tanyakan oleh istrinya. Bagaimana jika Queen bertanya tentang Olivia. Apa yang akan Harry jawab. Harus mulai dari mana ia menjelaskannya. Apa istrinya itu bisa mengerti posisinya.

"Ehem." Queen lebih dulu bersuara. Walau hanya dengan deheman untuk membersihkan tenggorokannya.

Baby twins sedang tidur siang di dalam kamar yang berada di sebelah. Ada sebuah pintu penghubung dari dalam kamar mereka. Agar jika Alex menangis dan rewel, Queen tidak perlu repot-repot keluar kamar.

"Harry." Ia memulai. Posisi duduk mereka yang berdampingan di sisi ranjang membuat keadaan tampak tegang dan canggung.

Harry tersenyum kecil. "Iya, Sayang."

Queen menghela napas. "Aku ingin kau bicara jujur. Semuanya."

Mengangguk. Walau jantungnya mulai berdetak menggila. "Tentu."

"Ketika makan malam sebelum aku melahirkan. Bukankah aku menangis kala itu?"

Harry mengangguk. Menatap istrinya lebih intens dan serius.

"Kau tau apa yang aku temukan?"

Harry menggeleng. Masih bungkam.

Queen terkekeh miris. "Sebuah kalung. Sangat indah, namun nama pada bandul-nya." Queen menahan napas. Rasa sesak mulai menghimpit dadanya. "Membuatku sakit."

Harry tertegun. Ia menatap sendu wajah cantik yang mulai menampilkan raut kecewa. Namun masih diam, tidak tau harus memulai semuanya darimana.

"Olivia. Siapa dia?" Setetes airmata lolos dari manik birunya. Queen bergegas menghapusnya, lalu kembali menatap Harry. Menunggu sebuah jawaban.

"Maaf."

"Aku butuh jawaban. Bukannya kata maaf, Harry." Queen berucap parau. Kata 'Maaf' yang terlontar dari balik bibir Harry justru membuatnya takut.

"Olivia teman masa kecilku dan Hailee. Kami bertiga berteman dengan sangat baik. Hingga ketika beranjak dewasa, Olivia memutuskan untuk sekolah ke New York."

"Apa kau menyukainya, Harry."

Harry menggeleng pelan. Tersenyum dengan tatapan sarat akan cinta pada sang istri. "Tidak. Aku hanya menyayanginya sebagai sahabat dan adikku sendiri. Hanya kau wanita yang aku cintai, Queen."

Dada Queen menghangat. Ia bernafas lega mendengar penuturan suaminya.

"Tapi, Lima bulan yang lalu, Olivia kembali ke London untuk bertemu dengan tunangannya yang ada di sini. Dan tanpa sengaja, aku menabrak-nya karena rem mobilku tidak berfungsi." Harry menelan ludahnya susah payah. "Kakinya lumpuh permanen. Tidak dapat berjalan kembali. Arsen, tunangan Olivia meninggalkan gadis itu karena kondisinya."

Harry terdiam. Menatap Queen yang sedang menatapnya menuntut penjelasan lebih lanjut.

"Lalu?"

Meraih tangan kanan istrinya, lalu menggenggamnya erat.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang