Chapter 6

4.4K 398 116
                                    

Happy Reading!

***

Queen berdiri di depan pelaminan bersama Harry. Ya, mereka telah menikah. Tepatnya, satu jam yang lalu mereka telah meresmikan hubungan mereka di depan semua orang dan Tuhan.

Queen tampak lelah. Ia belum juga dapat mendudukkan bokong-nya karena sedari tadi tamu Harry tak kunjung habis. Ternyata, Harry mengundang banyak sekali orang. Mungkin, rekan kerja dan juga teman-teman pria itu.

Sedangkan Queen, ia tidak mengundang satu pun temannya. Itu kemauannya sendiri. Ia hanya, tidak ingin kampus menjadi heboh karena pernikahannya dengan seorang pengusaha sukses macam Harry tersebar.

Siapa yang tidak mengenal Harry?

Seorang pengusaha sukses dengan ketampanan seperti seorang pangeran dari sebuah kerajaan.

Harry anak orang kaya dan terpandang. Namun pria itu justru lebih memilih merintis dari awal dan membangun perusahaannya sendiri. Mandiri dan sangat mapan.

"Aku lelah. Bisa kita duduk walau hanya sebentar?" Queen berucap ketus. Kesal, karena heels yang di kenakannya membuat pergelangan kakinya terasa nyeri.

"Nanti. Bersabarlah." Balasnya tersenyum simpul saat seseorang kembali datang dan mengucapkan selamat.

Queen mencibir. "Sabar? Apa itu sabar, menggelikan." Dengusnya kesal. Queen melangkah pergi, dengan gaun pengantin yang ia angkat lebih tinggi agar mempermudah ia berjalan.

"Mau kemana?!" Seruan Harry membuat Queen menoleh.

Seluruh pasang mata mengalihkan atensinya pada mereka berdua. Queen tersenyum manis. "Ingin ke toilet. Apa aku juga harus bersabar, huh?" Ucapnya sarkas.

Harry hanya mengangguk. Tak bertanya lebih lanjut, membiarkan istrinya itu berjalan menuju toilet wanita.

Dan sebutan gadis tak tau aturan itu... Memang benar adanya.

Kini, Queen sedang duduk di salah satu kursi panjang yang tidak jauh dari toilet wanita berada. Menghentikan langkah seorang pelayan yang membawa makanan, ia mengambil nampan berisi makanan tersebut. Lalu menikmatinya dengan penuh khidmat.

Duduk santai... di temani makanan lezat, sungguh~ terasa seperti di surga. Ditambah, semilir angin yang menerpa wajah cantiknya. Sedikit menyejukkan hatinya yang sedang kesal pada orang-orang di sekelilingnya.

Terutama Harry dan sang ibu.

"Enak?"

Mendongak. Manik biru itu bertemu dengan manik hijau milik Harry. Queen mengangguk. "Enak. Lebih enak dari pada harus berdiri seperti patung di sampingmu." Tukasnya sinis.

Harry menghela nafas. Lalu duduk di samping gadis itu, gadis yang telah menjadi istrinya beberapa jam yang lalu. "Kita kembali, ya?" Tanyanya sedikit melunak. Banyak kolega dan rekan-rekan kerja-nya yang bertanya. Dimana istrinya itu berada.

Queen menoleh. "Tidak. Terima kasih. Kakiku masih pegal." Ucapnya mantap. Lalu kembali memasukkan makanan lezat di tangannya ke dalam mulut.

"Queen, Ayolah. Hanya untuk hari ini. Jadi-lah gadis baik dan penurut, ya?"

Queen terdiam sejenak. "Boleh. Tapi~" kalimatnya menggantung. Membuat Harry menatap was-was. "Aku ingin motorku kembali." Ucapnya dengan senyuman lebar.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang