Chapter 16

3.2K 305 55
                                    


***

Satu minggu berlalu. Queen kini berada di dalam rumah Niall. Tanpa ada orang lain yang tau, Kecuali Demi. Karena mereka bertiga bersahabat.

Queen memutuskan untuk meminta bantuan sahabat pirang-nya itu. Memanggil dokter dan merawatnya selama seminggu ini. Ia bahkan tidak mengatakan kepada Lily kemana ia akan pergi. Karena Lily~ bukan teman yang dapat ia percaya. Lagi.

Niall hanya tinggal sendiri di dalam apartemen yang cukup mewah ini. Tidak ada pelayan atau semacamnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, luka-luka memar pada tubuhnya berangsur sembuh. Psikis nya pun yang sempat terguncang kian membaik. Queen yang selalu menangis dan tak mau makan, sekarang sudah jauh lebih baik.

Namun hatinya, harga dirinya. Sudah terlanjur hancur dan tak akan pernah utuh kembali.

Tubuh kurus itu berjalan sedikit tertatih menuju ruang tv. Ingin menemui Niall yang biasanya sedang menonton tv bersama Demi. "Niall." Queen memanggil lirih.

Niall menoleh cepat. Lalu beranjak dan sedikit berlari menghampirinya. Ia memapah tubuh kurus yang tampak lemah itu. "Mau kemana? Istirahat saja di kamar, Queen." Ujarnya cemas.

Seulas senyuman tulus di berikan nya kepada Niall. "Aku ingin pulang."

Niall menghela nafas. Ia sudah tau segalanya. Queen telah menceritakan semuanya. Tentang pernikahannya dengan Harry. Pemerkosaan itu. Namun~ gadis itu tak membocorkan pelakunya. Membuat Niall sempat geram dan marah padanya.

"Apa kau yakin? Kau sudah siap bertemu dengannya?"

Mengerti dengan yang di maksud Niall adalah Harry, suaminya. Queen mengangguk. "Aku merindukannya." Bibir pucat itu berucap.

Niall mengusap surai lembut Queen yang tampak berantakan. Lalu tersenyum hangat. "Baiklah. Jika Harry tidak menerima-mu. Rumahku selalu terbuka lebar untukmu, Queen."

Queen menatap sahabatnya dengan sorot haru. Manik biru itu berkaca-kaca, namun tak sampai menangis. Ia menubruk tubuh Niall, memeluknya erat lalu berguman pelan. "Terima kasih."

Usapan lembut pada punggungnya membuat rasa nyaman menjalari tubuhnya.

"Jangan menderita sendirian, Queen!"

Demi ikut memeluk tubuh mereka. Queen tersenyum penuh haru. Disaat seperti ini, ia sangat beruntung karena masih memiliki mereka. Sahabat yang selalu menerimanya dalam suka maupun duka. Sahabat yang selalu mencintainya apa adanya.

Mereka~ sahabat terbaik.

***

"YA TUHAN!!"

"QUEEN!!"

Prakkk

Harry memukul dan melempar benda apapun yang berada di dalam kamarnya. Kamar ini sudah sangat berantakan, seperti kapal pecah.

Ia mengacak rambutnya frustasi. Lalu kembali mengerang dan membanting apapun yang berhasil di raihnya.

Harry merasa. Dadanya sesak dan semakin sesak setiap harinya. Queen menghilang. Istrinya itu menghilang selama satu minggu ini tanpa kabar apapun. Harry bahkan sudah meminta pihak polisi untuk mencarinya. Namun nihil.

Dimana sebenarnya istrinya itu bersembunyi.

Dan~ kenapa?

Ibu mertuanya sampai sakit dan di rawat di rumah sakit. Begitu pula dengan ibunya yang terus menangis saat datang ke rumahnya dan menanyakan kabar tentang Queen.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang