Chapter 8

4.7K 394 137
                                    

Happy Reading Guys!

***

Semilir angin membuat manik biru gadis itu terpejam sesaat. Menikmati sejuknya hawa dingin pantai di sore hari. Ia duduk di atas pasir di tepi pantai, dengan kaki tertekuk.

Memeluk lututnya, ia memandang pantai di depannya. Ombak nya cukup besar. Bahkan, kakinya basah karena air dari pantai yang mengenainya.

Namun itu tak masalah. Ia disini, seorang diri. Untuk menenangkan diri dan mengenang sang ayah.

Biasanya, ia akan berlibur di hari minggu bersama ibu dan ayahnya. Di pantai, bermain air atau sekedar melihat pemandangan matahari terbenam. Hari-hari yang sangat membahagiakan. Rasanya~ ia begitu sempurna dulu. Merasa utuh tanpa ada yang kurang.

Namun Tuhan berkehendak lain. Ia justru mengambil seseorang yang begitu di sayanginya. Pergi dan takkan pernah kembali.

Ia bisa saja pergi ke klub atau tempat lainnya. Namun untuk kali ini, ia tidak ingin pergi ke tempat yang banyak di singgahi orang.

Ponsel di dalam tas selempang kecil miliknya berbunyi. Queen meraihnya, lalu melihat nama di layar ponsel tersebut. Suamiku?

Queen menggeser tombol hijau pada layar ponselnya, lalu menempelkan ponsel itu pada telinganya.

'Kau dimana, Queen?! Hanya aku tinggal mandi sebentar, dan kau sudah kabur!'

Mendengar Seruan kesal di sebrang sana, Queen terkekeh ringan. Ia kembali memandang hamparan ombak di depannya. Tersenyum sendu, ia berguman lirih.

"Dad~ Kau benar. Aku tidak sendirian disini. Banyak orang yang mencemaskanku, kau benar, Dad." Lirihan Queen semakin memelan. Nafasnya tersedat, dadanya sesak. Rasanya~ bernafas saja ia kesulitan.

'Queen? Kau baik-baik saja? Katakan. Kau dimana, biar aku menjemputmu.'

Nada khawatir itu membuat dada-nya kian sesak. Bait demi bait kata yang pernah di katakan ayahnya dulu kini terngiang di telinganya. Dulu~ ketika ayahnya sekarat.

"Hm. Aku baik-baik saja. Aku akan segera pulang, Harry." Queen berucap parau. Suaranya tersedat, hingga Harry tak dapat mendengar dengan jelas ucapannya.

'Queen. Dengar, aku suamimu. Aku yang akan selalu melindungimu dan bersamamu. Kau memiliki aku, Queen. Katakan apa yang menjadi bebanmu, berbagilah denganku, Queen.'

Queen tertunduk. Satu tangannya meremat dadanya yang terasa sesak dan nyeri. Dua kali ia merasakan kehilangan, ayah dan mantan kekasihnya dulu.

Ia tidak ingin kembali mencintai, karena cinta hanya akan menimbulkan luka. Queen sudah cukup merasakan sakit-nya kehilangan. Ia tidak mau lagi.

"DADDY!!!" Queen menjerit. Tangisnya pecah, ia terisak-isak dengan wajah yang bertumpu pada kedua lututnya.

Ponselnya terlepas begitu saja dari genggaman nya. Membuat seseorang di sebrang sana panik luar biasa.

"DADDY!!! Queen rindu... Tidak bisakah aku ikut denganmu, Dad." Tangisnya semakin kencang. Tidak ada satu orang pun di pantai ini, karena hari pun sudah hampir gelap.

Takut? Tidak ada rasa takut pada diri gadis itu.

Hantu bukan menjadi hal yang paling menakutkan baginya. Tapi kehilangan lah, hal yang paling ia takuti di dunia ini. Kehilangan seseorang yang dicintainya. Satu demi satu, hingga mungkin akan habis suatu hari nanti.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang