Chapter 37

2.3K 214 15
                                    


***

Duduk di depan Harry dan Queen, gadis itu menunduk dalam. Helaan napas terdengar, mendongak dengan manik berkaca, ia berkata lirih. "Maafkan aku ..."

Queen dan Harry saling melempar pandang. Terlihat kebingungan akan sikap Rara saat ini. Queen angkat bicara. "Maaf untuk apa? Memangnya apa yang telah kau lakukan?"

"Aku ... Alara Malik. Adik angkat dari Zayn Malik, mantan kekasihmu, Queen." Rara berkata non formal.

Percuma. Toh, ia memang berniat mengakhirinya dan pergi dari rumah ini.

Queen terbelalak tak percaya, begitu pula dengan Harry. Berbeda dengan Harry yang tetap tenang, Queen justru beranjak menghampiri Alara.

"Apa tujuanmu disini, Rara?! KATAKAN!!"

Queen sangat murka. Memberikan kedua anaknya pada Rara, seseorang yang ia anggap dapat di percaya. Namun, justru orang tersebutlah yang membawa petaka.

Rara menunduk. Tidak berani menatap dan menghadapi kemurkaan Queen. Brutal, Queen kembali brutal karena emosinya. "Aku menjadi mata-mata. Memberitahu apapun yang terjadi pada kalian kepada Zayn."

Rara menahan napas, ragu, tapi ia tetap mengucapkannya. "Zayn dan aku juga berencana untuk menculik Alex dan Alexis. Agar kau mau bertukar posisi dan hidup bersama Zayn."

Queen terkekeh sarkas. Harry hanya menatap Rara datar, tidak berniat untuk menghentikan isterinya. Karena baginya, Rara memang pantas mendapatkan amukan seorang bad girl seperti Queen.

Menarik tubuh Rara hingga berdiri.

PLAK!

Wajahnya terlempar ke samping. Rasa panas menjalari pipinya, matanya memanas. Tapi, Rara tidak akan marah atas perlakuan ini. Ia pantas mendapatkannya. Ini bahkan tidak seberapa dengan rasa sakit yang Zayn torehkan padanya.

Queen menggeram marah. Menyorot bengis Rara, lalu berteriak murka. "Brengsek!! Kau memang tidak tau diri!!!"

Rara terkekeh miris. Mendengar kata ' tidak tau diri ' mampu membuat lelehan air matanya mengalir deras. Rara selalu tidak tau diri. Bahkan di buang oleh keluarganya sendiri.

Zayn berbaik hati mengulurkan tangan padanya, dan kini, ia justru berkhianat.

Mendongak. Rara berkata pedih, penuh akan permohonan. "Kalau begitu ... Bolehkah aku meminta kematian saja?"

****

Queen menangis di dalam dekapan Harry. Suaminya hanya tersenyum kecil dan terus mengusap lembut kepala sang isteri. "Sudahlah, Sayang. Kau telah melakukan sesuatu yang benar."

Queen kian terisak-isak. "Kenapa dia bodoh sekali. Meminta mati hanya karena mengakui kesalahannya. Itu keterlaluan namanya!"

Harry terkekeh. Queen memiliki hati yang baik dan lembut. Hanya saja, sifat baik itu ia simpan rapat-rapat di dalam dirinya. Menunjukkan kepada semua orang jika ia kejam dan tak segan melukai seseorang yang telah mengusiknya.

Tapi nyatanya. Ketika Rara memohon untuk mati dengan tatapan pedih. Queen justru berbalik dan memeluk Harry, mengadu kepada Harry betapa bodohnya Alara Malik itu.

Seberapa banyak luka yang di tanggung Rara, hingga ia begitu menginginkan kematian.

"Mungkin, dia sedang mengalami masa sulit saat ini. Alara itu ... Terlihat begitu kosong dan terluka."

Queen mengangguk kecil. Ia juga merasa seperti itu. Tapi, semua ini bukan urusannya. Memaksa Rara bercerita walau berniat ingin membantu, Jika Rara sendiri tidak mau, untuk apa.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang