Chapter 14

3.9K 303 49
                                    

Queen senang bukan main. Ia akhirnya berhasil membujuk Harry agar mengizinkannya kembali kuliah. Walau dua hari ini ia kelelahan karena begadang semalaman suntuk. Namun itu semua membuahkan hasil.

Tubuhnya juga pegal, tapi tidak masalah. Menggoda suami untuk mendapatkan izin, tidak dosa 'kan?

Justru mendapatkan pahala.

Ini hari senin. Hari dimana ia akan mulai kembali kuliah. Harry masih terlelap walau hari sudah menjelang siang. Hampir pukul sepuluh.

Queen yang sudah rapih dengan stelan santai-nya, berjalan mendekati Harry. Ia menepuk pipi suaminya pelan. Namun hanya erangan kecil yang di dapatkannya.

"Menikah denganku kau jadi pemalas, ya?" Guman Queen terkekeh kecil.

Ia mengusap rahang suaminya lembut, mengecup bibir sang suami. Ia berbisik ringan. "Aku berangkat, ya?" Ucapnya meminta izin. Namun dalam kondisi Harry yang masih terlelap.

Saat ia beranjak. Satu tangannya di cekal oleh Harry. Queen memekik. Saat tubuhnya di tarik paksa, lalu berakhir jatuh di atas tubuh telanjang Harry. "Harry~" ia merengek. Takut sang suami kembali berubah pikiran.

"Cium dulu." Ucapnya dengan suara berat. Khas seseorang baru bangun tidur.

"Tadi sudah."

"Itu kecupan, sayang." Sangkalnya.

Queen menurut. Menyatukan bibirnya dengan bibir Harry. Gadis itu mulai melumat bibir bawah Harry lembut. Perlahan namun dalam. Lama mereka berciuman. Saling melumat dan berperang lidah. Sampai akhirnya. "Akh! Cu-kuphh!" Queen beranjak saat tangan Harry mulai berkeliaran pada tubuhnya.

"Aku berangkat."

"Mau-ku antar?" Harry bertanya. Menatap Queen dengan mata sayunya yang terlihat lelah.

"Tidak usah. Kau tidurlah, Harry. Atau ingin ke kantor?"

Harry mengangguk. "Mungkin nanti siang."

Queen kembali mengecup bibir Harry, lalu melambaikan tangannya dan melenggang pergi.

Helaan nafas panjang keluar dari bibirnya. Harry memejamkan kedua matanya rapat. Ragu akan keputusannya. Apa ini benar? Apa membiarkan Queen kembali kuliah keputusan yang tepat?

Ia hanya tidak tahan dengan Rengekkan dan rayuan sang istri. Kasihan, karena sepertinya~ Queen sangat ingin menyelesaikan kuliahnya.

"Jika sampai dia kembali menjadi gadis brutal dan urakan. Aku sendiri yang akan menariknya dan mengurung nya di dalam kamar. Tidak akan pernah ku biarkan keluar." Gumannya pelan.

Namun Harry adalah suami yang terlalu baik. Apapun ucapannya, jika sudah di suguhkan wajah memelas Queen atau airmata sang istri. Ia bisa apa, Harry lemah hanya karena satu orang gadis.

Ucapannya seakan tidak berarti apa-apa jika sudah menyangkut airmata istrinya.

Queen~ menjadi kelemahan terbesarnya.

***

Queen berjalan melewati lorong kampus. Ia terus tersenyum saat melewati teman-temannya yang memandangnya aneh. Mereka mungkin berfikir. Setelah menghilang, Queen tiba-tiba muncul dengan wajah berseri-seri.

Macam orang gila. Tersenyum tak ada aturan dan berlebihan. Bukankah itu gila.

"Queen!"

Menoleh. Gadis itu memutar bola matanya malas. Luke sedikit berlari menghampirinya. Ia tersenyum lebar. "Kau kemana saja? Kenapa tidak masuk kuliah dalam waktu yang sangat lama?" Satu tangannya menyentuh bahu Queen, namun langsung gadis itu tepis.

Perfect Husband And Bad Girl  [ H.S ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang