♥Kesepakatan♥

1.8K 185 10
                                    

Soeun terus memandangi Kim Bum yang kini masih berdiri dihadapannya itu dengan sorotan mata tajam.
"Apa maksudmu?" tanya Soeun dengan nada suara lantang.

Kim Bum terdiam sejenak. Memutar otaknya, dengan pandangan mata yang sibuk mengarah ke sembarang tempat. Ia pun menghela nafas dengan santai kemudian kembali menatap Soeun sambil menebar senyum liciknya.
"Aku tidak bermaksud menahanmu pergi, tapi aku sudah memikirkannya semalam jika lebih baik kau tetap disini dulu," katanya.

"Aku tidak bermaksud menahanmu pergi, tapi aku sudah memikirkannya semalam jika lebih baik kau tetap disini dulu," katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alis Soeun pun terangkat heran sekaligus bingung.
"Kenapa aku harus tetap disini?"

"Kenapa?" sahut Kim Bum cepat yang kemudian pria itu pun mendengus malas. "Tentu saja karena hutangmu Soeun! Apa lagi memang? Aku tidak akan mungkin membiarkanmu pergi begitu saja tanpa melunasinya," jawabnya tegas.

"Ya ampun pria ini," gumam Soeun berbisik sambil mendengus kesal dan kembali menatap Kim Bum. "Aku kan sudah bilang padamu, kalau aku tidak akan lari. Setelah aku mendapatkan pekerjaan, aku pasti akan melunasinya jadi kau tidak perlu khawatir," tegasnya mencoba meyakinkan pria dihadapannya itu.

"Baiklah kalau begitu aku akan percaya padamu. Tapi setidaknya lihatlah keadaanmu sekarang nona Kim," ucap Kim Bum sambil kedua matanya menelusuri seluruh penampilan Soeun dari ujung kaki sampai kepala.
"Kau bahkan tidak punya tempat tinggal, tidak punya pekerjaan, lalu bagaimana caramu melunasi hutangmu? Oke! Kau mungkin akan mendapatkan pekerjaan nanti, lalu bagaimana caramu mengatur gaji sedangkan kau harus membayar sewa rumah, hutang, dan juga untuk mencukupi kehidupanmu sehari-hari. Bukankah itu justru akan memberatkanmu?" tegasnya.

Soeun terdiam sejenak menyimak semua yang dikatakan Kim Bum padanya sambil berfikir. Alisnya pun terangkat heran.
"Apa kau sedang mengkhawatirkanku?" tanyanya pelan dengan tatapan curiga hingga membuat sikap Kim Bum berubah jadi salah tingkah dan tergagap bingung menolehnya.

"Bukan begitu maksudku! Jangan berpikiran macam-macam," ucap Kim Bum berusaha menyangkal. "Aku hanya kasihan saja padamu. Setidaknya jika kau tetap tinggal disini dan bekerja denganku, kau tidak perlu memikirkan sewa rumah, makan dengan gratis, dan juga soal hutangmu itu, aku bisa memotongnya dari gajimu. Penawaran yang bagus bukan?"

"Bekerja denganmu?" tanya Soeun mengulang dan langsung dianggukan oleh Kim Bum sebagai perwakilan dari jawabannya.
"Iya! Bekerja padaku disini, dirumahku ini jadi pelayan," katanya menegaskan sambil menggerakkan jari telunjuknya kebawah.

Soeun mendengus heran sambil menyeringai tawa tak percaya.
"Kim Bum-ssi...aku ini.." ucapnya namun belum sampai ia menyelesaikan perkataannya, lagi-lagi Kim Bum justru sudah lebih dulu memotong dan membuat Soeun hanya bisa terdiam.

"Soeun sudahlah jangan cerewet! Apapun alasannya kau tidak boleh menolak!" ucap Kim Bum tegas menunjukan sikap keras kepalanya yang enggan meladeni percakapannya dengan Soeun.
"Lebih baik sekarang, kau bawa masuk kopermu itu kembali kekamar. Aku akan mandi dulu dan setelah itu kau ikut denganku. Kita harus pergi keluar!"

The Greatest of Love ✔ COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang