Pendekar Negeri Bawah Tanah

Chapter 11 (Part 4)

Dibungkus dengan cahaya ajaib, luka prajurit yang terluka disembuhkan. Luka tebas besar tertutup dan pendarahan berhenti. Meskipun dia masih kelelahan dan lemah, dia tidak berada dalam situasi yang mengancam jiwa.

Jadi itu sihir pemulihan ya. Ini pertama kalinya saya melihatnya.

Ah, pertempuran selesai sementara saya mengaguminya.

[Maaf, Haggis juga terluka dalam pertempuran tadi. Tolong sembuhkan dia.]

[Sial, ini terlalu melelahkan ... Bisakah kau mengambil alih komando jika saya pingsan? Nyalakan, sembuhkan luka orang ini— [Penyembuhan].]

[Tidak ada cara lain jadi itu tidak bisa dihindari. Karena saya tidak bisa menggunakan sihir pemulihan, hanya kapten ... Serius, akan lebih baik jika lebih banyak gulungan penyembuhan muncul di pasar ...]

[Jelas tidak ada cukup banyak gulungan ajaib yang diproduksi, karena Gereja memiliki monopoli atasnya ...]

Hmm, mendengar itu bagus ... Ngomong-ngomong, sepertinya saya bisa menukar 100000 POINTS untuk gulir penyembuhan. Memanggil itu langka ... harganya sama dengan naga termurah. Ya.

Namun, jika mereka dapat pulih dari luka yang harus mereka tanggung, tidak ada lagi kesempatan bagi bandit untuk menang.

[Baik-baik saja maka. Saya memeriksa Ryan beberapa waktu yang lalu, berhati-hati terhadap serangan kejutan, oke? ... Meskipun [Biasa Gua] dikatakan penjara bawah tanah yang sangat singkat.]

[Kapten. Ada kapak di tanah. Para bandit mungkin menggali lebih banyak.]

[Hah? Dinding penjara bawah tanah akan diperbaiki bahkan jika mereka digali. Mengapa mereka memiliki sesuatu seperti itu?]

[Saya tidak tahu, tapi ... ada jejak mereka menggali melalui dinding.]

Apakah begitu? Saya melihat Runa.

"Biasanya, lubang yang terbuka ditutup, ya. Bukankah manusia juga melakukan itu? "

"Seperti penyembuhan goresan ya."

"Seperti itu. Meskipun itu tidak terlalu menyakitkan. "

[Hmm ...? Apa artinya? Meskipun itu sudah menjadi hal yang sangat tidak biasa bagi bandit untuk dibentuk di penjara bawah tanah, mungkin ini ada hubungannya dengan itu? "

[Tidak mungkin, bandit adalah bos dungeon?]

[Hahaha, saya belum pernah mendengar sesuatu seperti manusia menjadi bos penjara bawah tanah. Mungkin bandit adalah naga?]

[Kamar di sini terlalu kecil untuk naga.]

Para ksatria dengan hati-hati maju melalui ruang bawah tanah sambil berckamu.
Adapun bandit yang tersisa, sembilan terbaring menunggu di ruang inti.

Meskipun mereka tidak punya pilihan selain mengambil waktu mereka sambil melihat-lihat delapan kamar di ruang bawah tanah, para ksatria akhirnya tiba di depan ruang inti ... Namun, para ksatria tidak tahu bagaimana membuka pintu ke ruang inti.

Saya mengubah pkamungan saya ke bandit.

Seorang bawahan memindahkan telinganya dari pintu, melapor ke bos.

[... Sepertinya mereka tiba.]

[Baik. Persiapkan busur Kamu, diam-diam ... Tembak mereka segera mati saat mereka membuka pintu.]

[Bos, kita dapat ini.]
[Fuu. Orang-orang itu harus kelelahan dengan tiba di sini. Jika itu terjadi, kami akan mengakhirinya dan hanya mendorongnya.]

Kenyataannya mereka sudah pulih. Saya ingin tahu apa yang akan mereka lakukan jika saya memberi tahu mereka bahwa ksatria tidak punya peluang untuk kalah.

Saya akan mati karena inti dihancurkan dalam kemarahan.

Creeeak, pintu kayu ke ruang inti terbuka perlahan.

Saat itu terjadi, bos bandit memberi sinyal untuk menembak busur mereka. Panah melesat ke arah lorong.

Dengan pengaruh besar, ada suara anak panah yang memukul armor. Namun, hanya satu saja. Salah satunya benar-benar beruntung — dan kasus terburuk bagi para kesatria — bahwa ada anak panah masuk ke lubang visor, menembus otaknya.

Di sudut penglihatanku, saya melihat peningkatan POINTS. Sepertinya dia mati dalam satu pukulan.

[Ryui! Sial, itu tidak bagus! Dia tidak bertahan hidup!]
[Tch ...! Hanya satu orang!]
[Bos!]
[Kalian! Pergi untuk persendian mereka! Armor kami hanya akan membelok -]

Bos memotongnya.

[Geh-, kamu bajingan, kamu Melon Vomit!]
[Jangan panggil saya thaaaaaat!]
[Uwaaah!]

Bos bandit itu marah, memotong dengan pedangnya. Kekuatannya menelan tubuhksatria, menyebabkan dia tersentak. Dia menusuk pedangnya ke dalam lubang diarmor ksatria - dengan kasar mengaduk bagian dalam. Saya melihat POINTSbertambah lagi, tebak dia mati juga.

Saya tidak ingin melihat apa yang ada di dalamnya ...
Sebaliknya, jenis julukan itu adalah Melon Vomit?

[Wha-, muntah tanpa perasaan sambil makan bersama dengan Hime-sama!]

[Beraninya kamu melakukan itu pada Ryui dan Eijin, kamu Vomit Bastard!]
[Melon itu busuk! Itu bukan salahku! Mengapa Kamu mengambil hadiah saya,moneeeeeeeey!]
[Lebih dari sekedar melon, kamu membunuh koki setelah salah menuduh dia membuatmelon busuk! Tepat di depan Hime-sama!]
[Diam! Dia hanya cemburu bahwa Hime-sama jatuh cinta padsaya! Saya akan menjadikaisar sekarang jika itu bukan untuknya!]

Ah, terima kasih sudah menjelaskan bagaimana kamu menjadi Melon Vomit. Sayabenar-benar berskamur lebih banyak daripada yang saya pikir.
Setelah itu, Melon Vomit berjuang lebih dari yang diharapkan karena dia menjadisangat marah.
Selain membunuh orang itu dengan pedangnya, dia menyebabkan banyak luka padaksatria.
Tapi hanya itu saja.

Dengan kerja sama dari bawahan yang mendukung satu sama lain, merekaperlahan-lahan menurunkannya. Para ksatria berhasil mengelilinginya, menyegelgerakannya.

Kemudian, sebelum dia menyadarinya, pedang tumbuh dari perutnya.

[Sialan ... setelah itu ... meskipun ...]

Menjatuhkan ke lututnya dengan bunyi gedebuk, Melon Vomit dikalahkan.
Meraih rambutnya, ksatria dengan paksa mengangkat wajahnya.

[Oi, di mana rekan-rekanmu yang lain? Melon Vomit.]
[Tch ... semua orang ada di sini karena itu, brengsek ... kenapa ... saya melakukanapa yang diperintahkan kepadsaya ...]

Meskipun kata-katanya menjelang akhir pingsan, itu mencapai telinga ksatria.
Dengan itu, semua bandit menjadi POINTS.

[Apakah ada dalang? ... Meskipun ada bukti ada wanita, mungkin mereka melarikandiri.]

[Meskipun dia mengatakan semuanya ... saya tidak mengerti. Tunggu, sepertinyaruangan ini adalah ruang bawah tanah.]

[Heeeh, di sini ... itu adalah inti dungeon ya? Ini pertama kalinya sayamelihatnya.]

[Seperti yang saya dengar, itu adalah penjara bawah tanah kecil. Tidak adatangga.]

Salah satu ksatria mengarahkan pedangnya ke arah ruang bawah tanah.

[Baiklah kalau begitu, haruskah saya menghancurkan inti?]