21 - Is it Dating? [Revisi]

5K 136 2
                                    

Sudah hampir lima belas menit tiga puluh delapan detik yang lalu mereka sampai, namun sampai sekarang mereka saling bungkam berhadapan.

"Jih, bener-bener nih anak anggurin gue mulu kerjaannya. Kapan sih sosok romantisnya muncul. Walaupun gue kurang suka sama cowo romantis juga tetep ajalah ngarepin." Batin Ara kesal

Ara menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Pandangannya melengos dari Daniel yang memandanginya sejak 'tadi'

Daniel memandangi Ara terus menerus, nyaris hampir tak berkedip. Sesekali dia menampakan senyum jahilnya karena melihat Ara terhanyut dalam kekesalan
Ingin rasanya Ara memukul wajah Daniel, bahkan menjahit mulut Daniel agar tidak terus menerus menertawakannya.

Dan

Ingin rasanya Ara berteriak marah pada sosok dihadapannya, tapi Ara malas memulai pembicaraannya.
"Ayo aja, kita bersaing. Siapa yang paling lama diam, dia yang menang" Batin Ara

Sudah dua puluh tujuh menit mereka berdiam diri. Tak ada yang mau mengawali.
Kini, Ara sudah lelah.

Ara segera membereskan barang-barangnya, takut ada yang ketinggalan. Dia tetap bungkam

Daniel yang menyaksikan tetap melempar senyuman, Ara yang melirikpun segera melengos kesal.

Ara langsung berdiri untuk pulang, sendirian.
"Lo cantik malam ini"

Ara yang sedang melangkahkan kaki berhenti begitu saja. Seperti ada magnet, Ara langsung melihat ke arah Daniel kemudian

Ara langsung duduk lagi

Daniel tertawa renyah melihat tingkah Ara

Setelah sepuluh menit berlalu, Daniel mulai diam lagi. Lebih parahnya, Daniel sudah melengos dari tatapannya

Ara sedang merutuki perbuatan memalukan dirinya sendiri karena duduk lagi
"Bego banget sih lo Ra. Ngapain masih disini?! Buang-buang waktu aja" kesalnya dalam hati

"Jadi ini yang dinamakan NGEDATE?" Kesal Ara penuh penekanan

Daniel tersenyum geli
"Mana tangan lo" kata Daniel

"Tangan apa? Lo punya sendiri. Gue mau pulang" kesal Ara

Ara tidak main-main. Dia langsung pergi memberontak kursi yang seperti dengan sengajanya menghalangi Ara untuk keluar dari sel penjara yang menyakitkan

Daniel tidak tinggal diam. Walaupun beberapa detik dia tetap membiarkan, tapi kini Daniel sudah menggenggam tangan perempuannya, Ara.

Ara berhasil dijinakan.

"Mana tangan lo" tanya Daniel kesekian kalinya

"Ga mau!" Tolak Ara mentah-mentah membuang muka

"Sini tangannya"

"Buat apasih" geram Ara

Stok sabar kian menipis bagi Daniel. Meskipun setiap manusia tidak punya batas kesabaran. Itu tidak berlaku pada Daniel. Langsung saja, Daniel menarik paksa tangan Ara yang ia simpan sejak tadi.

Ara pasrah, tidak memberontak. Diam dan mencoba tenang
Daniel membuka telapak tangan Ara yang mengepal. Nampaknyan, Daniel memberikan sebuah gelang pada Ara setelah ia merogoh saku celananya.

"Apa ini" Tanya Ara

"Simpan gelang ini" kata Daniel sambil menggenggam tangan Ara yang sudah ia tutup kembali

"Gelang?" Tanya Ara

"Kalo lo nyerahin gelang itu ke gue, berarti hubungan kita berakhir" ucap Daniel

DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang