Depraved🍃( TIO's POV)

152 50 31
                                    

Satrio Huda Iwoyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satrio Huda Iwoyo

     Oke namaku Satrio, panggil tio sudah cukup. Katanya aku orang Jawa karena ibuku darah Jawa. Aku tidak tahu siapa ayahku. Akan kuberitahu kenapa, yaps aku lahir di luar nikah. Ibuku berniat menggugurkanku, tapi ya tidak tahu sadar - sadar aku sudah menghirup udara. Huh tak apalah. Aku diberi slogan oleh orang - orang yang anti mainstream untuk dibanggakan. "ANAK HARAM".

     Keluarga ibuku adalah keluarga kaya raya. Setelah kakekku mengetahui ibuku hamil, dia sangat marah kepada ibuku, dan malu mengakuinya.

   Ibuku diusir namun diberi sebuah tanah dan rumah sangat besar yang saat ini aku tempati. Mungkin saja karena fikiran kakekku masih berjalan mengingat anaknya sedang mengandung cucunya.

   Sangking bencinya kakekku kepada ibuku, dia hanya membuang muka ketika ibuku lewat di depan rumahnya seakan - akan yang lewat hanya orang biasa. 

     Sama seperti kakekku, nenekku juga seperti itu. Namun emosi nenekku lebih meledak - ledak.

"Pergi saja kau bawa anak harammu, tak ada tempat di rumah ini untukmu dan apapun yang di perutmu!!!" Ini yang sempat ibuku cerita kepadaku setiap dia marah kepadaku.

"Gara - gara kau, aku sudah tidak punya keluarga" Ibuku selalu menyalahkanku atas apa yang terjadi kepadanya.

     Tapi jangan salah, biarpun begitu aku sangat menyayangi ibuku. Sekali kalian menyenggolnya, busurku melayang. Sori harus kukatakan ini, ibuku hanya satu - satunya wanita yang tak ingin kuberi luka.

   Namun tidak untuk wanita - wanita yang lainnya. Aku tidak peduli dengan mereka, aku menyakitinya itu urusanku. Mereka menggapku kurang ajar, itu pun urusanku.

   Sekali aku terlahir dengan kertas hitam, tidak bisa menjadi kertas putih yang bersih dari kata noda. Lain halnya kertas putih yang bisa saja dikotori.

     Sejak kecil aku selalu manja dengan ibuku, namun sejak kecil pula ibuku tidak pernah berperilaku seperti ibu untuk seorang anaknya.

   Sekali lagi tak apa, aku tetap menyayanginya sebab aku masih bisa bernafas sampai sekarang. Padahal dia bisa saja membunuhku kapan pun dia mau.

"Ma nanti kalau aku sudah besar, aku akan menikahi seorang putri yang cantik seperti mama, aku adalah pangerannya" Manjaanku ketika masih bocah ingusan.

"Kau tak akan menikah, cukup di sini saja dengan mama" Yah kalimatnya seperti sangat menyayangiku sampai - sampai tak ingin berpisah denganku.

     Aku tak suka ibuku melampiaskan dendamnya kepadaku. Kenapa aku tidak terlahir sebagai wanita? Jika iya dia akan sangat menjagaku agar tidak dilukai seorang pria.

USELESS 🍃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang